dengan jelas apakah perbuatan pelaku tindak pidana memang telah dilakukan dalam rangka tugasnya.
115
3. Doktrin Pertanggungjawaban ketat Strict Liability
Doktrin “
strict liability
” pertanggungjawaban yang ketat, adalah pertanggungjawaban dimana seseorang sudah dapat dipertanggungjawabkan
untuk tindak pidana tertentu walaupun pada diri orang itu tidak ada kesalahan
Mens rea
. Secara singkat
strict liability
diartikan sebagai “
liability without fault
” pertanggungjawaban pidana tanpa kesalahan.
116
Romli Atmasasmita menyatakan bahwa hukum pidana Inggris selain menganut asas “
actus non facit reum nis
i mens sit rea” a harmful act without a
blame worthy mental state is not punishable
, juga menganut prinsip pertanggungjawaban mutlak tanpa harus membuktikan ada atau tidak adanya
unsur kesalahan pada si pelaku tindak pidana. Prinsip pertanggungjawab tersebut dikenal sebagai
strict liability crimes
.
117
Prinsip pertanggungjawaban pidana mutlak ini menurut Hukum Pidana Inggris hanya diberlakukan terhadap perkara
pelanggaran ringan yaitu pelanggaran terhadap ketertiban umum atau kesejahteraan umum. Termasuk ke dalam kategori ini pelanggaran-pelanggaran
tersebut di atas ialah
118
: a.
Contempt of court
atau pelanggaran terhadap tata tertib pengadilan; b.
Criminal libel
atau
defamation
atau pencemaran nama baik seseorang; dan
115
Mahrus Ali,
op.cit
., hlm. 121.
116
Ibid
., hlm. 112.
117
Romli Atmasasmita,
Perbandingan Hukum Pidana
, Bandung: Mandar Maju, 2000, hlm. 76.
118
Mahrus Ali,
op. cit
., hlm. 117.
c.
Public nuissance
atau mengganggu ketertiban masyarakat umum. Di Inggris, prinsip pertanggungjawaban
mutlak atau “
strict liability crimes
” berlaku hanya terhadap perbuatan yang bersifat pelanggaran ringan dan tidak terhadap pelanggaran yang bersifat berat. Pertanggungjawaban pidana ketat
ini dapat juga semata berdasarkan undang-undang, yaitu dalam hal korporasi melanggar atau tidak memenuhi kewajibankondisisituasi tertentu yang
ditentukan oleh undang-undang. Sefullah Wiradipraja menyatakan bahwa prinsip tanggungjawab
liability without fault
di dalam kepustakaan biasanya dikenal dengan ungkapan “
absolute liability
” atau “
strict liability
”. Dengan prinsip tanggungjawab tanpa keharusan untuk membuktikan adanya unsur kesalahan atau dengan perkataan lain, suatu
prinsip tanggung jawab yang memandang “kesalahan” sebagai suatu yang tidak
relevan untuk dipermasalahkan apakah pada kenyataan ada atau tidak.
119
Dianutnya
strict Liabillity
dalam hukum pidana didasarkan pada tiga premis, ketiga premis tersebut menurut L.B. Curzon adalah sebagai berikut
120
: a.
Sangat esensial untuk menjamin dipatuhinya peraturan penting tertentu yang diperlukan untuk kesejahteraan masyarakat;
b. Pembuktian adanya unsur
mens rea
akan menjadi lebih sulit dalam pelanggaran yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat;
c. Tingginga tingkat bahaya sosial yang ditimbulkan oleh perbuatan yang
dilakukan.
119
Dwija Priyatno,
op. cit
., hlm 107.
120
Mahrus Ali,
op. cit
., hlm. 113.
Menurut doktrin
strict liability
, sudah cukup untuk menyatakan seseorang itu dapat dipidana apabila orang tersebut secara nyata telah berperilaku seperti
dirumuskan di dalam suatu ketentuan pidana, tanpa perlu mempertimbangkan lagi apakah perilaku orang tersebut dapat dipersalahkan kepadanya atau tidak.
B. Pengaruh