Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
Dalam kegiatan investasi di Indonesia dikenal dengan adanya Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN dan Penanaman Modal Asing PMA. adapun dasar penanaman
modal ini adalah undang-undang yang berlaku di Indonesia antara lain : •
Undang-undang no 1 tahun 1967 tentang penanaman modal asing PMA. •
Undang-undang no 6 tahun 1986 tentang penanaman modal dalam negeri PMDN.
4.4.1 Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN dan Penanaman Modal Asing
PMA
Modal dalam negeri adalah bagian dari kekayaan masyarakat Indonesia, baik yang dimiliki oleh negara maupun swasta nasional dan swasta asing yang berdomisili di Indonesia,
yang disisihkan atau disediakan guna menjalankan sesuatu usaha sepanjang modal tersebut tidak diatur ketentuan pasal 2 undang-undang no 1 tahun 1967 tentang penanaman modal
asing PMA mengenai pengertian modal asing Wijaya, I. G. Rai. 2005 : 23. Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa penanaman modal dalam
negeri PMDN adalah penggunaan kekayaan baik secara langsung atau tidak langsung untuk menjalankan suatu usaha berdasarkan undang-undang permodalan.
Berdasarkan tabel di bawah dapat dilihat perkembangan PMDN di Sumatera Utara periode 1986 sampai pada tahun 1993 mengalami kenaikan yaitu dari 832296.36 sampai pada
527834.1 dan mengalami penurunan pada tahun berikutnya sampai tahun 1998. Pada 1997- 1998 ini PMDN mengalami penurunan yang cukup tajam dari 146900.05 sampai pada
80063.6 hal ini dikarenakan kondisi perekonomian Indonesia pada masa itu cukup sulit dan tidak didukung oleh faktor-faktor non ekonomi sehingga mengalami penurunan yang
signifikan dari tahun sebelumnya. Pada saat yang sama, kondisi politik dan keamanan di Indonesia tidak stabil serta kondisi fisikologis bangsa Indonesia yang labil sehingga keadaaan
ini dianggap tidak aman untuk menanam modal. Padahal sangat diharapkan dalam PMDN
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
tersebut dapat menyerap tenaga kerja untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia baik langsung maupun tidak langsung.
Setelah periode berikutnya, bangsa Indonesia berusaha memperbaiki kondisi perekonomian sehingga angka PMDN mulai menuju arah perbaikan secara perlahan. Hal ini
ditandai dengan kenaikan angka PMDN periode 1999-2004 yaitu dari 110627.37 – 273968.66. Sementara pada tahun 2006 pertumbuhan PMDN di Sumatera Utara meningkat
menjadi 746904.37 hal ini dikarenakan kondisi perekonomian Indonesia pada umumnya telah stabil yang memiliki dampak positif bagi daerah.
Tabel 4.5 Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN
dan Penanaman Modal Asing PMA di Sumatera Utara Tahun 1986 – 2006
Tahun Perkembangan PMDN
Milliar Rupiah Perkembangan PMA
Milliar Rupiah
1986 13229,636
72734,062 1987
12711,250 53476,817
1988 29777,990
54557,941 1989
12580,580 59872,631
1990 32787,160
48854,945 1991
39544,270 40805,779
1992 19951,641
10731,070 1993
52763,417 46227,123
1994 35899,343
27786,001 1995
35371,959 82572,596
1996 23485,946
48324,708 1997
14690,005 39828,637
1998 8006,368
28063,071 1999
11062,737 53192,890
2000 32548,213
71277,080 2001
50174,471 34679,317
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
2002 83664,478
33517,533 2003
47155,592 70923,715
2004 27396,866
25534,933 2005
14300,885 48488,600
2006 74690,437
41382,438
Sumber : Badan Pusat Statitik Sumatera Utara
Grafik 4.3 Perkembangan PMDN dan PMA
1986 - 2006
Sementara itu, penanaman modal asing PMA mencakup penanaman modal asing secara tidak langsung yang dilakukan berdasarkan ketentuan undang-undang no 1 tahun 1967
dan digunakan dalam menjalankan perusahaan di Indonesia. Artinya pemilik modal menanggung segala resiko dalam PMA tersebut Wijaya. I. G. Rai. 2005 : 25.
Menurut Rai modal asing adalah alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan devisa Indonesia, yang dengan persetujuan pemerintah digunakan untuk
pembiayaan perusahaan di Indonesia. pada tabel di atas dapat dilihat sebelum krisis nilai PMA terus mengalami penigkatan
sampai puncaknya pada tahun 1995 sebesar Rp 825725,96. Namun pada tahun 1997, setelah Indonesia mengalami inflasi yang tinggi, faktor ekonomi dan non ekonomi yang tidak
Milliar Rupiah
Tahun
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009.
USU Repository © 2009
mendukung mengakibatkan turunnya minat investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia sehingga mengakibatkan nilai PMA turun menjadi sebesar Rp 398286,37. Pada
tahun 1999, PMA mengalami kenaikan menjadi Rp 531928,90, kemudian pada tahun 2000 meningkat sebesar Rp 712770,80 dan turun lagi pada tahun 2002. sementara pada tahun 2003
mengalami peningkatan sebesar Rp 709237,15. Pada tahun-tahun berikutnya terjadi fluktuasi naik-turun, hal ini dapat dilihat pada tabel di atas.
4.5 PERKEMBANGAN JUMLAH INDUSTRI DI SUMATERA UTARA