1986: 61.Jadi yang dimaksud dengan recovering addictadalah individu yang menjalani proses pemulihan dan berhenti sama sekali dari penggunaan NAZA
abstinensia.
2.4 Kerangka Berpikir
Kebutuhan akan kebermaknaan sangat dibutuhkan bagi masyarakat modern, tetapi kurang mendapat respon dari teori normatif Metz, 2002. Padahal Victor Frankl
mengatakan bahwa inti dari pengalaman manusia adalah mencari makna maupun tujuan hidup bukanlah mencari kebahagiaan, karena kebahagiaan merupakan buah
dari kebermaknaan hidup. Hal ini diperkuat dengan pernyataan bahwa makna hidup merupakan elemen penting dalam kesejahteraan well-being dan fungsi
hidup individu Steger Frazier, 2005: 580. Tanpa makna hidup, tujuan, nilai, idealisme dalam diri individu akan timbul „meaninglessness‟seperti putus asa,
bosan bordem, dan apatis.
Ditemukan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa rendahnya makna hidup seseorang berhubungan dengan psikopatologis Yalom, 1980,
rendahnya kesehatan mental Reker, Peacock Wong, 1987; Zika Chamberlain, 1992, terjerumus kepenggunaan NAZAdan keinginan untuk bunuh
diri Harlow, Newcomb Bentler, 1986. Kondisi hingga terjerumus kepenggunaan NAZA ternyata disebabkan karena pada mereka terjadi hilangnya
“basic spiritual need” Kendler dkk, 1997. Clinebell dalam Hawari, 2002: 18 dalam penelitiannya menyatakan bahwa pada setiap diri manusia terdapat
kebutuhan dasar spiritual basic spiritual needs.Bagi mereka yang beragama,
kebutuhan spiritual ini dapat diperoleh melalui pengalaman agama. Namun bagi mereka yang sekuler mengatasinya dengan jalan penyalahgunaan NAZA sebagai
bentuk pelarian escape reaction karena ketidakmampuannya menghadapi kenyataan Hawari, 2002: 17.
Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian kualitatif di Indonesia yang menyatakan bahwa pecandu yang telah berhasil pulih dari perilaku addict-nya
recovering addictmerasa lebih dekat dengan Tuhan religious, dan juga merasa Tuhan telah mengabulkan semua doa dan keinginannya. Mereka mencoba
mencari apa arti kehidupan yang bermakna tanpa menggunakan NAZA dan berusaha menemukan kembali makna hidup yang hilang Junaiedi, 2009. Jika
mereka beragama, cara mendekatkan diri kepada Tuhan bisa membantu menemukan makna hidupnya.
Dalam Steger Frazier2005: 580, dinyatakan bahwa agama dapatmemberikan dukungan sosial sosial support atau sebagai sumber
penanganan masalah coping resources, atau dengan perasaan bahwa dirinya berharga self-esteem sehingga agama dapat menciptakan sebuah perasaan
bermakna dalam hidup meaning in life yang pada akhirnya akan berkontribusi terhadap well-being.
Selain itu, untuk menemukan makna hidup ditemukan adanya pengaruh yang signifikan pada individu yang berstatus menikah dibandingkan dengan yang
belum atau tidak menikah. Jadi dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa individu yang memiliki hubungan intim intimate relationship lebih memiliki
pengalaman kebermaknaan hidup dibandingkan dengan yang tidak memiliki hubungan tersebut Leath, 1999.
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
2.4 Hipotesis Penelitian