dihindari lagi. 5. Ibadah Spiritual encounter
Ibadah merupakan upaya mendekatkan diri pada Sang Pencipta yang pada akhirnya memberikan perasan damai, tentram, dan tabah.Ibadah yang
dilakukan secara terus-menerus dan khusuk memberikan perasan seolah-olah dibimbing dan mendapat arahan ketika melakukan suatu perbuatan.
2.1.5 Alat ukur Konsep Makna Hidup
Frankl menemukan sejenis gangguan neurosis baru yang terjadi karena keadaan penghayatan hidup tanpa makna existential frustation yang berlangsung intensif
dan berlarut-larut tanpa penyelesaian tuntas. Gangguan tersebut dinamakan oleh Frankl dengan neurosis noogenik noogenic neurosis Bastaman, 1996. Namun
Frankl hanya melakukan pengukuran informal dan tidak melakukan pengukuran kuantitatif atas kondisi tersebut Koeswara, 1992.
Berangkat dari konsep neurosis noogenik yang menarik minat para peneliti, James Crumbaugh dan Leonard Maholick mempeloporinya dengan
melakukan penelitian-penelitian yang cukup panjang yang membawa pemahaman yang lebih baik tentang Logoterapi Koeswara, 1992. Kemudian mereka
menghasilkan beberapa alat tes sehingga untuk mengetahui penghayatan hidup yang bermakna atau tidak, dapat dilakukan dengan pendekatan psikometrik, salah
satunya yang paling relevan sebagai usaha untuk mengukur makna hidup adalah dengan Purpose in Lifetest PIL Melton Schulenberg, 2008.
PIL dirancang Crumbaugh dan Maholick untuk mengkuantifikasi konsep makna hidup, terutama mengukur kondisi yang oleh Frankl disebut existensial
frustation Koeswara, 1992: 147. PIL test ini berupa skala sikap attitude yang dirancang untuk mengungkap respon-respon yang diyakini berkaitan dengan atau
merupakan petunjuk bagi seberapa tinggi individu mengalami hidupnya bermakna. Pada PIL seseorang yang dianggap menghayati hidup bermakna dapat
dilihat dari aspek-aspek berikut ini:
a. Tujuan hidup purpose in life, yaitu memiliki sesuatu yang menjadi pilihan,
memberi nilai khusus serta dijadikan tujuan dalam hidupnya. b.
Kepuasan hidup life satisfaction, yaitu penilaian seseorang terhadap hidupnya, sejauhmana ia bisa menikmati dan merasakan kepuasan dalam
hidup dan aktivitas-aktivitas yang dijalaninya. c.
Kebebasan freedom , yaitu perasaan mampu mengendalikan kebebasan hidupnya secara bertanggung jawab.
d. Sikap terhadap kematian, yaitu bagaimana seseorang berpandangan dan
kesiapannya menghadapi kematian. Orang yang memiliki makna hidup akan membekali diri dengan berbuat kebaikan, sehingga dalam memandang
kematian akan merasa siap untuk menghadapinya. e.
Pikiran tentang bunuh diri, yaitu bagaimana pemikiran seseorang tentang masalah bunuh diri. Bagi orang yang mempunyai makna hidup akan
berusaha menghindari keinginan untuk melakukan bunuh diri atau bahkan tidak pernah memikirkannya
f. Kepantasan hidup, pandangan seseorang tentang hidupnya, apakah ia
merasa bahwa sesuatu yang dialaminya pantas atau tidak.
2.1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Makna hidup