kebanyakan orang lainnya. Tujuan keunikan tersebut memungkinkan individu mampu menghadapi kesulitan, meskipun dalam keadaan kekurangan,
kehampaan emptiness, dan frustasi. Oleh sebab itu dari persepsi tersebut, aktualisasi diri dan pencapaian kebahagiaan bukanlah menjadi tujuan dari
hidup Baumeister Vohs, 2002; Frankl19591985, 1990; Lukas Hirsch, 2002; Tosi, Leclair, Peters, Murphy, 1987. Makna hidup apabila berhasil
ditemukan dan dipenuhi akan menyebabkan kehidupan ini dirasakan demikian berarti dan berharga. Dan makna hidup ternyata ada dalam kehidupan itu
sendiri, dan dapat ditemukan dalam setiap keadaan yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan, keadaan bahagia ataupun menderita.Menurut
Yalom 1980, pengertian mengenai makna hidup menunjukan bahwa dalam makna hidup terkandung juga tujuan hidup, yakni hal-hal yang perlu dicapai
dan dipenuhi. Mengingat antara makna hidup dan tujuan hidup tidak dapat dipisahkan Bastaman, 1996:14.
2.1.3 Karakteristik Makna Hidup
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, berikut akan dijelaskan mengenai karakteristik makna hidup sebagaimana dikonsepkan oleh Frankl dalam
Bastaman, 1996 hal.14, yaitu:
1. Makna hidup sifatnya unik danpersonal Artinya apa yang dianggap berarti bagi seseorang belum tentu berarti pula
bagi orang lain. Demikian pula hal-hal yang dianggap penting dapat berubah dari waktu ke waktu.
2. Kongkrit dan spesifik Yakni makna hidup dapat ditemukan dalam pengalaman dan kehidupan
sehari-hari, serta tidak usah selalu dikaitkan dengan hal-hal yang serba abstrak filosofis dan idealis atau kreativitas dan prestasi akademis yang serba
menakjubkan. 3. Memberi pedoman dan arah
Artinya makna hidup yang ditemukan oleh seseorang akan memberikan pedoman dan arah terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukannya sehingga
makna hidup seakan-akan menantang challenging dan mengundang inviting seseorang untuk memenuhinya.
Dalam kehidupan ini tidak selalu menawarkan kesenangan dan ketenangan.Tetapi sebagai keseimbangan, kehidupan ini juga menyediakan
ketegangan dan penderitaan. Oleh karena itu, makna hidup harus dicari dan dipenuhi, serta tantangan atau permasalahan hidup yang ada harus dihadapi dan
dijawab. Hal ini terjadi karena setiap orang menginginkan dirinya menjadi orang yang berguna dan berharga bagi keluarga, lingkungan masyarakat, serta bagi
dirinya sendiri. Sehingga Bastaman 1996: 15 menjelaskan makna hidup tidak dapat diberikan oleh siapapun melainkan harus dicari dan ditemukan sendiri.
Orang lain hanya dapat menunjukkan segala sesuatu yang secara potensial bermakna, namun untuk mencantumkan apa yang dianggap bermakna pada
akhirnya terpulang pada orang yang diberi petunjuk itu sendiri.
2.1.4 Metode-metode Makna Hidup
Metode-metode untuk menemukan makna hidup berdasarkan Logoterapi Bastaman, 1996, sebagai berikut :
1. Pemahaman Pribadi Self Evaluation Mengenali secara objektif kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan
lingkungan, baik yang masih merupakan potensi maupun yang telah teraktualisasi untuk kemudian kekuatan-kekuatan itu dikembangkan dan
kelemahan-kelemahan diperbaiki dan dikurangi. 2. Bertindak Positif Acting as if
Mencoba menerapkan dan melaksanakan dalam perilaku dan tindakan- tindakan nyata sehari-hari yang dianggap baik dan bermanfaat.Bertindak
positif merupakan kelanjutan dari berfikir positif. 3. Pengakraban Hubungan Personal encounter
Secara sengaja meningkatkan hubungan yang baik dengan pribadi-pribadi tertentu misalnya anggota keluarga, teman, rekan kerja, tetangga, sehingga
masing-masing merasa saling menyayangi, saling membutuhkan dan bersedia bantu-membantu.
4. Pengalaman Tri-Nilai Exploring human values Berupaya untuk memahami dan memenuhi tiga ragam nilai yang dianggap
sebagai sumber makna hidup yaitu nilai-nilai kreatif kerja, karya, nilai-nilai penghayatan kebebasan, keindahan, kasih, iman, dan nilai-nilai bersikap
menerima dan mengambil sikap yang tepat atas derita yang tidak dapat
dihindari lagi. 5. Ibadah Spiritual encounter
Ibadah merupakan upaya mendekatkan diri pada Sang Pencipta yang pada akhirnya memberikan perasan damai, tentram, dan tabah.Ibadah yang
dilakukan secara terus-menerus dan khusuk memberikan perasan seolah-olah dibimbing dan mendapat arahan ketika melakukan suatu perbuatan.
2.1.5 Alat ukur Konsep Makna Hidup