Definisi konseptual Definisi Operasional

penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah Orientasi Religius, sedangkan variabel terikatnya adalah Kecerdasan emosional.

3.2.1. Definisi konseptual

Menurut Sevilla dkk 1993, variabel adalah suatu karakteristik yang mempunyai dua atau lebih nilai atau sifat yang satu sama lain terpisah. Adapun definisi konseptual dari variabel-variabel penelitian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kecerdasan emosional dikemukakan oleh Goleman 1997, yaitu suatu kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. 2. Orientasi religius dikemukana oleh Allport dan Ross yang dikutip oleh McCormick, Hoekman Smith 2000, yaitu tingkat dimana seseorang hidup dengan keyakinan agamanya.

3.2.2. Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dari variabel-variabel penelitian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kecerdasan emosional yang dimaksud adalah kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya yang diukur melalui skala Kecerdasan Emosional dengan indikator: kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial yang tercermin dari skor yang diperoleh melalui alat ukur kecerdasan emosinal guru Daar el-Qalam. 2. Orientasi religius yang dimaksud adalah bagaimana individu hidup dengan agama atau keyakinan yang diyakininya. Terdapat dua kategori orientasi religius yang ada pada penelitian ini, yaitu orientasi religius intrinsik yang diukur melalui skala Orientasi Religius Intrinsik dengan indikator pada aspek- aspek orientasi religius intrinsik, yaitu penghayatan agama secara personal, agama berpusat pada diri sendiri, ajaran agama digunakan dalam kehidupan sehari-hari, penghayatan keyakinan secara total, agama sebagai tujuan akhir, nilai dan motif yang utama, pencarian religius yang lebih dalam, keteraturan penjagaan perkembangan iman. Lalu orientasi religius ekstrinsik yang diukur melalui skala Orientasi Religius Ekstrinsik dengan indikator pada aspek- aspek orientasi religius ekstrinsik, yaitu penghayatan agama dalam konteks kelembagaan, agama sebagai pemuasan diri atau kepentingan pribadi, ajaran agama tidak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, keyakinan agama yang dangkal, agama sebagai sarana memenuhi kebutuhan yang non-religius, agama digunakan sebagai cara untuk membentuk hubungan kerja atau sosial, penghayatan agama yang besifat periferal. Semuanya tercermin dari skor yang diperoleh melalui alat ukur orientasi religius intrinsik dan ekstrinsik guru Daar el-Qalam. 3.3. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Data 3.3.1. Populasi dan Sampel Penelitian