Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional

perasaan dan keprihatinan orang lain. Keempat, analisis sosial yaitu kemampuan mendeteksi dan mempunyai pemahaman tentang perasaan, motif, dan keprihatinan orang lain.

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional

Menurut Gottman Declaire I.G.A.N. Swistinawati, 2009 dan Ventis dkk Ryckman, 2008 ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional. Antara lain, yaitu : a. Keluarga Goleman 2000 mengatakan kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama untuk mempelajari emosi. Dalam wadah besar yang akrab ini, individu belajar bagaimana merasa tentang diri sendiri dan orang lain bereaksi terhadap perasaan diri, bagaimana memikirkan perasaan yang dimiliki dan pilihan- pilihan apa yang dimiliki untuk bereaksi. Orang tua yang kecerdasan emosionalnya tinggi merupakan keuntungan besar bagi anak. Kecerdasan emosional orang tua yang tinggi membuatnya memilih tindakan dan pola asuh yang sesuai bagi anak untuk membantu meningkatkan kecerdasan emosional anak. b. Pengalaman Kecenderungan individu untuk bertindak biasanya diawali oleh pengalaman hidupnya. Cara mempelajari keterampilan emosional dapat diperoleh dari pengalaman dengan lingkungan sekitar, ketika individu melakukan kontak sosial dengan orang lain. Adanya hubungan dengan orang lain dapat mempengaruhi perilaku individu seperti bagaimana menilai orang lain, bagaimana berkomunikasi dan bagaimana individu dapat menentukan sikap. c. Pendidikan Sekolah Sekolah dapat menjadi salah satu lembaga yang dapat mengajarkan kecerdasan emosionalonal. Goleman 2000 menyebutkan bahwa sekolah dapat berperan besar dengan mencantumkan keterampilan emosional dalam kurikulumnya. Adanya rancangan yang lebih luas dengan mengembangkan kurikulum pelajaran keterampilan emosional ataupun mempersiapkan guru yang berkompeten untuk membantu mengajarkan keterampilan emosional. d. Orientasi Religius Penelitian yang dilakukan Ventis dan rekan-rekannya Ryckman, 2008 menunjukkan bahwa individu dengan orientasi religius intrinsik cenderung menjadi individu yang lebih kompeten dan aman secara emosional, lebih fleksibel dalam mereaksi masa-masa genting, dan lebih cakap dalam mengatasi masa-masa gawat dari pada individu yang berorientasi religius ekstrinsik. 2.2 Orientasi Religius 2.2.1 Pengertian Orientasi Religius