Jenis-jenis Musik Musik .1 Pengertian Musik

Hodges 1999 menyatakan bahwa musik tidak dapat dipungkiri lagi memegang peranan yang penting pada perkembangan masa remaja. Musik bukan hanya sebagai pengisi waktu luang saja, tetapi juga sebagai kekuatan sosial yang mempengaruhi cara mereka berbicara, berpakaian, bertingkah laku dan juga berpikir. Masa ketika remaja sedang berusaha mengembangkan diri dan identitas kelompok, musik sangat mempunyai pengaruh besar untuk menolong remaja menjalankan keduanya. Menurut Larson dalam Steinberg, 1999, kebanyakan remaja menghabiskan 13 kegiatan sehari-hari berada dalam kamar, kemudian sekolah dan sisanya yang paling banyak adalah menghabiskan waktu mendengarkan musik. Selain itu remaja lebih memilih musik sebagi media untuk merepresentasikan diri mereka, karena sifat dari musik itu sendiri yang luwes dan universal juga tidak memiliki banyak aturan yang baku, sehingga mereka dapat menyalurkan ide-ide yang dimiliki sebebas-bebasnya tanpa ada rasa takut.

2.1.3 Jenis-jenis Musik

Agar tidak memperlebar masalah dalam penelitian ini, maka peneliti berusaha menjelaskan jenis-jenis preferensi musik yang berasal dari musik populer mainstream yang kini sedang disukai oleh para remaja. Setiap orang mempunyai preferensi kecenderungan memilih musik yang berbeda-beda yang terbentuk oleh berbagai faktor, Schafer Sedlmeier 2009 menyatakan preferensi musik pada seseorang disebabkan karakteristik dari musik tersebut tempo,rhytm,pitch,dsb, familiar dan sering mendengarkan suatu jenis musik, perasaan pada saat mendengarkan musik, dan yang tak ketinggalan adalah usia dari pendengar musik. Sementara White dalam Schwartz Fouts, 2003 menekankan bahwa preferensi musik merefleksikan para pendengarnya tentang mereka sendiri. Berdasarkan hal tersebut, Finnas Dalam, Schwartz Fouts, 2003 membedakan penggemar musik menjadi 2 kategori berdasarkan kualitas musik yang didengarkannya, yaitu mereka yang menggemari musik dengan kualitas berat atau heavy music, mereka yang menggemari musik dengan kualitas ringan atau light music. Yang dimaksud heavy music adalah jenis musik populer yang mempunyai tempo lagu cepat, nada yang keras dengan adanya penekanan irama yang kuat secara terus-menerus disertai dentuman bunyi yang berulang-ulang dan biasanya dimainkan dengan alat musik elektronik. Yang termasuk kedalam kategori heavy music adalah musik rock beserta semua sub-genrenya punk, metal, hardcore, emo dll, musik rap Schwartz Fouts, 2003. Yang tergolong light music adalah musik pop, pop remaja dan dance Schwartz Fouts, 2003. Musik jenis ini meliputi balada-balada yang pelan dan emosional, yang mengandung tema-tema perkembangan, juga melodi beritme yang didesain untuk berdansa. Lirik yang ditemukan dalam lagu-lagu ini biasanya membawakan tema mengenai hubungan dengan orang lain keluarga, teman atau kekasih, otonomi dan identitas serta keadaan sosial. Preferensi musik pada remaja merefleksikan nilai-nilai, image gaya yang dihayati dan ingin ditampilkan diri sendiri dan identifikasi yang membentuk sense of self pada remaja. Selain itu remaja menggunakan produk-produk media dalam memperlihatkan perbedaan individual diantara mereka dalam hal yang menyangkut nilai-nilai, kepercayaan, minat dan karakteristik kepribadian Arnett Larson, dalam Schwartz Fouts, 2003. Sementara Lull dalam Schwartz Fouts, 2003 menyatakan bahwa remaja menggunakan musik untuk melawan otoritas pada segala tingkat, menunjukkan kepribadiannya, membangun hubungan peer group dan hubungan romantis, juga untuk mempelajari hal-hal yang selama ini tidak pernah disentuh oleh orang tua dan sekolah. Menurut Schwartz Fouts 2003, remaja yang mempunyai preferensi musik heavy cenderung lebih independen, keras hati, sangat asertif dalam hubungannya dengan orang lain, tidak acuh akan perasaan dan reaksi dari orang lain, lebih suka terbawa suasana hati, lebih pesimistis, sangat sensitif, tidak mudah puas, impulsif, lebih tidak hormat dari aturan masyarakat, dan lebih tidak percaya diri pada kemampuan akademis. Mereka belum mempunyai identitas yang stabil sehingga mereka berpegang pada kebingungan dan perasaan tidak nyaman yang lebih mereka kenal daripada menghadapi masalah-masalah mereka di dunia nyata dimana membentuk dan mempertahankan identitas diri tidaklah mudah. Mendengarkan musik heavy yang mempunyai tema-tema yang sesuai dengan perasaan mereka serta suara yang merefleksikan kekalutan diri mereka, merasa berbagi dengan pendengar atau pemusik lainnya yang mempunyai karakteristik mirip. Dengan demikian, musik heavy yang mereka dengarkan dapat memberi perasaan bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi tugas-tugas perkembangan, memberikan validasi akan kebingungan terhadap identitas diri mereka dan memberikan keadaan yang aman untuk mengeksplorasi dan menyusun suatu pemahaman terhadap diri mereka. Selain itu musik heavy juga dapat mengalihkan perhatian remaja dari emosi yang meledak-ledak dengan stimulasi suara dari musik yang keras dan cepat, sehingga menghindari perasaan yang tidak nyaman serta masalah-masalah perkembangan Schwartz Fouts, 2003. Menurut Hansen Hansen dalam Hargreaves, 1997, penggemar musik heavy metal pada umumnya cenderung berperilaku amoral, manipulatif, berpaham machiaveli menghalalkan segala cara, dan dalam perilaku seksual mereka cenderung mengarah kepada perilaku hiperseksual. Sedangkan pada remaja yang menggemari musik punk mereka cenderung memiliki perilaku yang lebih parah dari pada para penggemar musik heavy metal, seperti terlibat dalam penyalahgunaan zat-zat adiktif psikotropika, maupun terdorong untuk melakukan aksi kriminalitas. Arnett dalam Rice, 1996 melaporkan bahwa remaja yang menyukai jenis musik heavy mempunyai tingkat keterlibatan yang tinggi dalam reckless behaviour perilaku berbahaya, meliputi mabuk saat berkendara, kebut-kebutan, berhubungan seks tanpa pengaman dan dengan orang yang baru dikenal, menggunakan obat-obatan terlarang, pencurian di toko dan vandalism. Sementara para remaja yang mempunyai preferensi pada musik light cenderung berkarakteristik sebagai orang yang dapat bekerja sama, bersosialisasi, tidak impulsif, bertanggung jawab, menerima orang lain dan keluarga mereka, serta mempunyai kepercayaan diri dalam bidang akademik. Tetapi, ada juga hal- hal yang dikaitkan dengan kepercayaan diri, pertumbuhan fisik, hubungan romantis dengan kekasih dan diterimanya diri mereka oleh teman-teman sebaya. Ini terjadi karena pada umumnya light music membawakan tema-tema ini dan emosi-emosi yang berhubungan dengan tema tersebut, sehingga merefleksikan diri mereka serta memvalidasi siapa mereka dan bagaimana perasaan mereka pada tahap perkembangan ini Larson, Rosenbaum Thompson, dalam Schwartz Fouts, 2003. Arnett dalam Schwartz Fouts, 2003 berpendapat bahwa musik light membantu untuk meregulasikan dan mengekspresikan perasaan yang mereka alami, sehingga mereka dapat lebih mudah bertransisi ke masa dewasa.

2.2 Remaja

Dokumen yang terkait

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi di RSUD dr. Pirngadi Medan

36 272 102

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi di Ruangan RB2 RSUP HAM.

15 115 59

HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PRE OPERASI DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PADA KLIEN PRE OPERASI

2 3 7

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi di RSUD dr. Pirngadi Medan

0 2 28

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi di RSUD dr. Pirngadi Medan

0 2 13

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RSUD SETJONEGORO KABUPATEN WONOSOBO NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RSUD SETJONEGORO KABUPATEN W

0 3 11

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

0 0 11

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRE OPERASI SECTIO CAESAREA DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRE OPERASI SECTIO CAESAREA DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAM

2 3 12

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERIOPERATIF DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI KATARAK DI RS MATA “Dr. YAP” YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN PENGETAHUAN PERIOPERATIF DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI KATARAK DI RS MATA “DR. YAP” YOGYAKARTA

0 2 16

Hubungan Pengetahuan Operasi dengan Tingkat Kecemasan Pre Operasi Pasien dengan Tindakan Spinal AnestesI - Repository Poltekkesjogja

0 2 22