menyebabkan emosi yang dapat mengguncang pemikiran bagaikan ombak di lautan luas”.
The Oxford Concise Dictionary dalam Deutsch, 1999 mendefinisikan musik sebagai seni yang mengkombinasikan suara dari suara manusia atau
instrumen untuk mencapai keindahan bentuk dan ekspresi emosi.. Jadi dapat dikatakan musik adalah suatu seni suara yang mengekspresikan ide-ide dan emosi
dalam bentuk yang signifikan dalam elemen ritme, melodi, harmoni dan warna, dan telah diterima sebagai bentuk ekspresi otentik dalam masyarakat yang
digunakan secara luas.
2.1.2 Musik dan Tingkah Laku Manusia
Musik memang seakan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sejak dahulu hingga sekarang dan merupakan suatu bahasa universal yang dapat
diterima dan dimengerti oleh setiap manusia diberbagai belahan dunia, serta tidak membedakan pendengarnya dalam suatu golongan masyarakat, sehingga siapapun
dapat mengapresiasi musik dan menikmatinya walaupun ia tidak terpelajar di bidang musik.
Blacking dalam Djohan, 2005 menyatakan bahwa musik adalah perilaku sosial yang kompleks dan universal, serta memiliki karakter penting dalam
kehidupan manusia sehingga tidak ada satu pun masyarakat atau budaya di dunia yang tidak memiliki musik. Menurut Parker dalam Djohan, 2005 elemen vibrasi
fisika kosmos atas frekuensi, bentuk, amplitudo dan durasi belum menjadi musik bagi manusia sampai semua itu ditransformasi secara neurologis dan
diinterpretasikan melalui otak. Transformasi kedalam musik dan respon manusia perilaku adalah unik untuk dirasa afeksi karena otak besar manusia kognisi
berkembang dengan amat pesat sebagai akibat pengalaman musikal sebelumnya. Menurut Sloboda dalam Tambunan, 2001 Aktifitas musikal pada
manusia dapat berupa penciptaan karya musik, performa musikal atau mendengarkan karya musik. Dengan melakukan salah satu dari tiga hal tersebut,
seseorang sudah dapat dikatakan terlibat dalam aktifitas musikal. Dua aktifitas pertama merupakan suatu proses yang menghasilkan produk tertentu yang dapat
dipersepsi, sementara aktifitas yang ketiga lebih berupa kegiatan pasif yang tidak selalu membutuhkan hasil fisik yang dapat diamati, walaupun tetap
mengetengahkan sejumlah aktifitas mental. Djohan 2005 berpendapat musik yang bersifat stimulatif tempo cepat
dan nada yang keras dapat meningkatkan detak jantung seseorang sementara yang bersifat non stimulatifsedatif tempo sedang atau pelan dan nada yang
lembut dapat menurunkan detak jantung seseorang. Kemudian Lewis dkk dalam Djohan, 2005 menyatakan bahwa musik memiliki pengaruh yang kuat terhadap
suasana hati. Musik dengan kategori positif menghasilkan peningkatan suasana hati positif demikian pula musik yag sedih juga menghasilkan suasana hati yang
negatif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa musik bisa mempengaruhi ekspresi emosi orang yang mendengarkannya.
Nakagawa 2000 menambahkan bahwa musik adalah ekspresi seni yang berpangkal pada tubuh, musik terdiri atas suatu peredaran atau arus balik
feedback dari membunyikan, mendengarkan, dan membunyikan kembali.
Karenanya membuat atau mendengarkan musik sama artinya berdialog dengan tubuh, jika kita sedang menikmati musik, kita pasti menjadi sadar bahwa gerakan-
gerakan tubuh kita itu bukan sekedar tubuh kita sehari-hari. Contohnya ketika kita sedang melakukan suatu aktifitas sambil mendengarkan musik maka disadari atau
tidak salah satu bagian dari anggota tubuh akan bergerak mengikuti irama musik yang sedang kita dengarkan, seperti gerakan kepala yang mengangguk, jari tangan
yang mengetuk-ngetuk, kaki yang menginjak-injak hingga menggoyang- goyangkan badan
Karena itu tidak dapat dibantah lagi musik mempunyai peranan dalam sejarah perkembangan manusia dari masa ke masa, begitu juga pada tahapan
perkembangan manusia, tidak terkecuali pada masa remaja dimana pada saat peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Pada masa ini remaja menjadi rentan
terhadap hal-hal yang baru mereka alami perubahan fisik dan situasi sosial sehingga emosi mereka menjadi labil, dan belum secara penuh dan sadar
menyadari arti dari setiap peristiwa yang dialami. Saat itu musik dengan lirik-liriknya menjadi sarana hiburan untuk melepas
kepenatan serta refleksi dari diri mereka. Dikatakan musik merupakan bagian penting dari kebudayaan remaja. Karena remaja tertarik oleh berbagai macam
emosi yang diekspresikan dalam lagu-lagu populer yang biasanya mengangkat tema-tema yang dekat dengan remaja, seperti percintaan, pertemanan, pencarian,
jati diri dan permasalahan sosial yang sering terjadi dalam masyarakat Rice, 1996.
Hodges 1999 menyatakan bahwa musik tidak dapat dipungkiri lagi memegang peranan yang penting pada perkembangan masa remaja. Musik bukan
hanya sebagai pengisi waktu luang saja, tetapi juga sebagai kekuatan sosial yang mempengaruhi cara mereka berbicara, berpakaian, bertingkah laku dan juga
berpikir. Masa ketika remaja sedang berusaha mengembangkan diri dan identitas kelompok, musik sangat mempunyai pengaruh besar untuk menolong remaja
menjalankan keduanya. Menurut Larson dalam Steinberg, 1999, kebanyakan remaja
menghabiskan 13 kegiatan sehari-hari berada dalam kamar, kemudian sekolah dan sisanya yang paling banyak adalah menghabiskan waktu mendengarkan
musik. Selain itu remaja lebih memilih musik sebagi media untuk merepresentasikan diri mereka, karena sifat dari musik itu sendiri yang luwes dan
universal juga tidak memiliki banyak aturan yang baku, sehingga mereka dapat menyalurkan ide-ide yang dimiliki sebebas-bebasnya tanpa ada rasa takut.
2.1.3 Jenis-jenis Musik