sangat merugikan diri sendiri juga orang-orang disekitarnya, baik secara sosial, finansial, kesehatan bahkan sampai yang terburuk dapat menyebabkan kematian.
Selain itu Finnas dalam Schafer Sedlmeier, 2009 menekankan tentang pentingnya mengetahui preferensi musik bagi perkembangan kultur musik itu
sendiri, masyarakat dan perkembangan kepribadian seseorang. Lagipula beberapa penelitian terdahulu dilakukan diluar negeri, karenanya
peneliti bermaksud mengetahui apakah kecenderungan dan kebiasaan mendengarkan salah satu jenis musik pada remaja di Indonesia dapat
menyebabkan tingkah laku beresiko, selain karena perbedaan letak geografis dan demografis serta kultur budaya yang berbeda, sekaligus juga untuk
mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi pada kehidupan sosial budaya masyarakat kita, khususnya para remaja. Dengan demikian peneliti mengajukan
judul “Hubungan Antara Preferensi Musik dengan Risk Taking Behaviour Pada Remaja” sebagai bahan untuk membuat skripsi sebagai syarat kelulusan dan
mendapatkan gelar kesarjanaan Psikologi.
1.2 Identifikasi Masalah
• Apakah ada hubungan antara preferensi musik dengan risk taking behaviour pada remaja.
• Apakah remaja yang mempunyai preferensi musik tinggi cenderung melakukan risk taking behaviour.
1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.3.1 Pembatasan Masalah
Agar masalah yang akan diteliti tidak melebar, maka peneliti membatasi permasalahan penelitian sebagai berikut :
• Preferensi Musik adalah kecenderungan untuk memilih dan menyukai salah satu jenis musik populer yang sedang berkembang sejajar dengan
perkembangan media audio visual dari awal abad ini sampai sekarang. • Risk taking behaviour adalah segala bentuk perilaku yang dilakukan secara
sukarela yang dianggap atau mengandung resiko dimana kemungkinan konsekuensi negatif yang akan diterima seseorang lebih besar daripada
konsekuensi positif. • Remaja adalah suatu periode transisi dari masa kanak-kanak sampai dengan
dewasa yang meliputi perubahan-perubahan biologis, kognitif dan sosioemosional. Masa Remaja dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir
antara usia 18-22 tahun.
1.3.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah ada hubungan yang signifikan antara preferensi musik dengan
risk taking behaviour pada remaja?
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apa ada hubungan antara preferensi musik heavy dengan risk taking behaviour pada remaja.
1.4.2 Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis: secara teorirtis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan menambah khazanah keilmuan pada ilmu
Psikologi, khususnya cabang Psikologi Perkembangan, Psikologi Klinis dan Psikologi Sosial.
Manfaat praktis: secara praktis diharapkan dapat memberi masukan bagi para remaja agar lebih selektif lagi dalam memilih musik yang
didengarkan dan dapat mengambil manfaatnya secara positif.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman pada tulisan ini, maka penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan Yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan
dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab 2 Kajian Teori Bagian in membahas teori tentang preferensi musik, remaja, risk taking
behaviour, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian. Bab 3 Metodologi Penelitian
Bagian ini memaparkan pendekatan penelitian, karakteristik sampel, teknik pengambilan sampel, teknik dan instrumen pengumpulan data, teknik uji
instrumen, hasil uji instrumen penelitian, teknik analisa data, prosedur penelitian, Bab 4 Presentasi dan Analisa Data
Terdiri dari gambaran umum subjek penelitian, presentasi data, uji hipotesis, hasil tambahan t-test.
Bab 5 Penutup Terdiri dari kesimpulan, diskusi dan saran.
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Musik 2.1.1 Pengertian Musik
Musik music berasal dari bahasa Yunani ”muse” yang bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti sebuah bentuk ”renungan”. Sejak dulu manusia telah
menyadari keajaiban dari kekuatan musik, dalam sejarah Yunani kuno, Plato menuliskan bahwa belajar musik lebih manjur dalam membentuk sifat
dibandingkan yang lainnya, karena irama dan harmoni dapat masuk kedalam jiwa seseorang dimana kekuatannya dapat mengendalikan seseorang Swanson, 1962
Seashore 1988 menuliskan sebuah syair yang menggambarkan tentang musik, yaitu ”music is the medium through which we express our feelings of joy
and sorrow, love and patriotism, penitence and praise. It is the charm of the soul, the instrument that lifts mind to higher regions, the gateway into the realms of
imagination. It makes the eye to sparkle, the pulse to beat more quickly. It cause emotions to pass over our being like waves over the far-reaching sea”. Atau dapat
diartikan musik adalah ”sebagai media untuk mengekspresikan keadaan dalam diri, seperti kesenangan dan kesedihan, cinta dan patriotisme, penyesalan dan
keyakinan. Sebuah cahaya yang memikat jiwa, sebuah instrumen yang mampu membawa pikiran ketingkat yang lebih tinggi, sebuah gerbang menuju kenyataan
imajinasi, dapat membuat mata berbinar-binar, jantung berdetak lebih cepat, serta
15