Dasar Hukum kewenangan absolut Pengadilan Agama Tangerang tersebut adalah pasal 49 Undang-undang No. 3 tahun 2006 Tentang Perubahan atas Undang-
Undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama jo Undang-undang No. 50 Tahun 2009.
Selain dari tugas pokok diatas, Pengadilan Agama Tangerang mempunyai tugas tambahan baik yang diatur dalam Undang-undang maupun dalam peraturan-
peraturan lainnya yaitu :
8
1 Memberikan pertimbangan dan nasehat tentang hukum Islam kepada instansi
pemerintah apabila diminta. Pasal 52 ayat 1 Undang-undang No. 71989 2
Menyelesaikan permohonan pertolongan pembagian harta peninggalan di luar sengketa antara orang-orang Islam. Pasal 107 ayat 2 Undang-undang No.
71989. Hal ini sudah jarang dilakukan karena Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 telah mengatur dibolehkannya penetapan ahli waris dalam perkara volunter.
3 Memberikan itsbat kesaksian rukyat hilal dalam penentuan awal bulan tahun
Hijriyah Pasal 52 A UU No.3 Tahun 2006 4
Melaksanakan tugas lainnya seperti pelayanan riset penelitian dan tugas-tugas lainnya.
8
PA Tangerang, Tugas Pokok dan Fungsi Pengadilan Agama Tangerang, artikel diakses pada tanggal 22 Oktober 2013 dari http:pa-tangerangkota.go.idindex.phpprofilprofiltupoksi
61
BAB IV PERAN SIADPA PLUS DI PENGADILAN AGAMA TANGERANG
A. Implementasi SIADPA Plus di Pengadilan Agama Tangerang
Pelayanan di Pengadilan Agama adalah bersifat pelayanan publik, oleh karena itu pelayanan di Pengadilan Agama harus memberikan pelayanan yang
memuaskan bagi masyarakat pencari keadilan. Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan
tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia.
1
Hal ini juga didukung oleh pendapat Budiman Rusli yang berpendapat bahwa selama hidupnya, manusia selalu
membutuhkan pelayanan.
2
Oleh karena itu, pelayanan yang bersifat publik itu harus memberikan pelayanan yang prima, memuaskan, dan berkualitas agar masyarakat
merasa puas dengan pelayanan yang diberikan, walaupun memang secara empiris dilapangan masih banyak terjadi pelayanan publik masih bercirikan berbelit- belit,
lambat, mahal dan melelahkan. Yang menjadi pertanyaan, apakah yang dimaksud dengan pelayanan publik
itu? Untuk memberikan jawaban yang memadai dan memuaskan penulis akan melihatnya dari sisi eti
mologis terlebih dahulu. Kata “pelayanan” menurut Kotler adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan,
dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara
1
Agung Kurniawan, Transformasi Pelayanan Publik, Yogyakarta: Pembaruan, 2005, h. 1.
2
L. P. Sinambela, Ilmu dan Budaya perkembangan ilmu administrasi Negara, Edisi Desember, 1992, h. 198. Lihat juga Inu Kencana Syafiie, dkk, Ilmu Administrasi Publik, Jakarta: Rineka
Cipta, 1999, h. 5.
fisik. Sedan gkan dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “pelayanan”
mengandung arti ; perihal atau cara melayani, usaha melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan uang atau jasa, dan kemudahan yang diberikan
sehubungan dengan jual beli barang atau jasa.
3
Sedangkan istilah “publik” berasal dari bahasa Inggris yaitu
“public” yang artinya umum, masyarakat, dan negara. Kata
“public” sebenarnya sudah diterima menjadi bahasa Indonesia baku, public berarti umum, orang banyak, dan ramai.
4
Menurut Kepmenpan No. 63KEPM.PAN72003, pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik
sebagai ketentuan peraturan perundang- undangan. Jadi, pelayanan publik diartikan sebagai pemberian pelayanan melayani keperluan orang atau masyarakat yang
mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.
5
Dengan demikian pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara.
Sebagai inisiatif untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat pencari keadilan khususnya dan masyarakat luas pada umumnya telah
dibuat aplikasi SIADPA Plus yang merupakan integrasi teknologi informasi dengan ragam regulasi dibidang administrasi perkara.
3
J.S. Badudu dan Sutan Mohammad Zain, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2001, h. 781.
4
Ibid, h. 1095.
5
Inu Kencana Syafiie, dkk, Ilmu Administrasi Publik, h. 17. Lihat juga Lijan Poltak Sinambela, ddk, Reformasi Pelayanan Publik teori, kebijakan, dan implementasi, Jakarta: Bumi
Aksara, 2010, h. 5.