1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era pertengahan tahun 1990-an teknologi informasi telah mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat, sehingga untuk memperoleh
informasi dari segala penjuru dunia bukanlah suatu hal yang sulit lagi. Sebenarnya istilah information technology IT yang di bahasa Indonesiakan dengan teknologi
informasi TI ini mulai populer di penghujung tahun 1970-an. Di masa itulah teknologi informatika dikenal dengan sebutan teknologi komputer atau pengolahan
data elektronik. Kemudian, satu dasawarsa berikutnya terjadi perkembangan yang cukup menakjubkan dimana teknologi informasi yang tadinya dikenal dengan
teknologi komputer beserta perangkat elektronik lainnya software, hardware, elektronik digital, dll berpadu dengan teknologi komunikasi menghasilkan apa
yang dikenal saat ini dengan “internet”.
1
Dewasa ini internet sudah digunakan baik di instansi pemerintahan maupun swasta sebagai media yang memudahkan dalam pelayanan publik, menyampaikan
informasi, urusan bisnis, dan lain-lain. Dengan demikian internet merupakan salah satu teknologi informasi yang berperan sangat penting dalam segala kegiatan atau
seluruh sektor kehidupan, dan mempunyai andil besar dalam perubahan sistem informasi, struktur operasional dan manajemen dalam suatu organisasi
1
Agus Budi Susilo Hakim PTUN Jogjakarta, “Peran Teknologi Informasi Dalam
Memodernisasi Sistem Peradilan di Indonesia”, di akses pada 12 Oktober 2012 dari https:docs.google.comfiled0B1ZQDyCdBqhrS2tmdHgtQmJURmlTWmRWbVJKd3ZKQQedit
pemerintahan, swasta, lembaga pendidikan, LSM, tanpa terkecuali sistem peradilan termasuk Peradilan Agama yang bersifat pelayanan publik.
Pada pengadilan dalam semua lingkungan peradilan, secara garis besar terdapat dua jenis tata cara pengelolaan administrasi pengadilan, yaitu dibidang
administrasi perkara dan dibidang administrasi umum.
2
Peradilan Agama sebagai salah satu bagian dari sistem peradilan telah melakukan beberapa agenda reformasinya, dan dari sedemikan banyak agenda
tersebut, yang sangat penting adalah dibidang teknologi informasi. Berkenaan dengan tugas, tanggung jawab serta tata cara kerja kepaniteraan
pengadilan diatur berdasarkan KMA No.4 Tahun 1992 tentang organisasi dan tata kerja Kepaniteraan Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama. Kepaniteraan
Pengadilan Agama merupakan unsur pembantu pimpinan yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada ketua Pengadilan Agama, ia bertugas
memberikan layanan teknis dibidang admnistrasi perkara dan administrasi peradilan lainnya, dan untuk dapat melaksanakan tertib admnistrasi perkara, Mahkamah
Agung menetapkan pola-pola pembinaan dan pengendaliaan administrasi perkara Pola Bindalmin.
3
Perkembangan dan kemajuan Teknologi Informasi yang demikian pesat telah menyebabkan perubahan kegiatan kehidupan manusia dalam berbagai
2
Wildan Suyuthi Mustafa Ketua Pengadilan Tinggi Agama Jakarta Pusat, “Manajemen
Peradilan Agama” artikel di akses pada 20 Oktober 2012 dari www.badilag.netdata ditbinganismakalah20KPA_p20Wildan.pdf.
3
Abdul Manan dan Ahmad Kamil, Penerapan dan Pelaksanaan Pola Pembinaan dan Pengendalian Administrasi Kepaniteraan Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama Jakarta:
Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI, 2007, h. 4.
bidang yang berpengaruh pula terhadap tuntutan pelayanan peradilan agama. Kehandalan teknologi informasi dalam memberikan solusi efektifitas dan
efesiensi aktivitas pemberian pelayanan menjadi alasan bagi Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama RI BADILAG RI untuk mengeluarkan kebijakan
pemanfaatan teknologi informasi di lingkungan peradilan agama. Kebijakan ini semakin dimantapkan setelah Mahkamah Agung menerbitkan SK KMA Nomor 144
Tahun 2007 tentang Keterbukaan Informasi di Pengadilan. Penerapan Teknologi Informasi di lingkungan Peradilan Agama
memprioritaskan reformasi manajemen di bidang pegawai peradilan, manajemen perkara, transparansi, akuntabilitas, dan akses terhadap informasi peradilan,
manajemen keungan serta inpra struktur dan pengawasan serta sanksi. Pengadilan Agama sebagai institusi pelayanan publik untuk memberikan
layanan secara cepat, sederhana dan biaya ringan telah ada pembaharuan penyelenggaraan adminstrasi perkara, yaitu dengan lahirnya Aplikasi Sistem
Informasi Administrasi Pengadilan Agama yang disingkat SIADPA Plus.
4
Berdasarkan pasal 1 ayat 2 Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, SIADPA Plus juga masuk kategori informasi publik
apabila telah dimasukkan dalam direktori putusan pengadilan, karena informasi
publik merupakan informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim dan atau
diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggaraan Negara.
4
Bahwa Ketua Muda Urusan Peradilan Agama Mahkamah Agung Republik Indonesia telah mengeluarkan instruksi tentang pemanfaatan Aplikasi SIADPA sebagai pendamping Pola Bindalmin pada
peradilan agama di seluruh Indonesia sebagaimana tertuang dalam surat nomor 12TUADA-AGIX2007 tertanggal 27 September 2007.
Dengan demikian Direktori Putusan adalah hasil akhir dari anominasi putusan
dalam SIADPA Plus yang dimasukkan ke dalam website Pengadilan Agama.
5
Hal ini tampaknya sesuai dengan apa yang dicanangkan oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia yang ada dalam Cetak Biru Blue Print pembaharuan
peradilan 2010-2035, dalam hal ini bahwa pembaharuan dalam manajemen perkara di pengadilan dilakukan dalam rangka mewujudkan 2 dua misi MA, yaitu:
pertama, memberikan pelayanan hukum yang memiliki kepastian dan berkeadilan bagi pencari keadilan; dan kedua, meningkatkan kredibilitas dan
transparansi badan peradilan. Agenda penyempurnaan pada manajemen perkara dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu sebagai berikut
: :
Modernisasi manajemen perkara, Penataan ulang organisasi manajemen perkara; Penataan ulang
proses manajemen perkara.
6 6
Untuk Melaksanakan semua itu perlu adanya Manajemen Peradilan yang baik dan bagus. Adapun tujuan manajemen peradilan adalah meningkatkan
kontribusi produktif orang- orang yang ada dalam lembaga peradilan melalui sejumlah cara yang bertanggung jawab secara strategis, etis, dan sosial, secara
spesipik tujuannya adalah “penegakan hukum yang adil dan berkeadilan.”
5
Republik Indonesia, 2008, Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 Keterbukaan Informasi Publik, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61.
6
Cetak Biru Pembaharuan Peradilan 2010-2035 Jakarta: mahkamah Agung RI, 2010, h. 41.
Salah seorang pakar manajemen Islam Syeikh Mahmud Sayyid Al-Hawary, ia memberikan rumusan manajemen Al-Idarah sebagai berikut;
7
يوقلا ةفرعمو اهب ج يلا لكاشما ةفرعمو ب ذت نيأ ىإ ةفرعم ي ةرادإا ةرحابلا مقاطلاو كترخ ابلو كل فرصتلا ةيفيك ةفرعم اه ضرع ت يلا لماوعلاو
كا ىإ با ذلا ةلحرم ي عايض نودبو ةءافكبو .
Artinya : “Manajemen adalah mengetahui kemana yang dituju, kesukaran apa yang
harus dihindari, kekuatan-kekuatan apa yang dijalankan, dan bagaimana mengemudikan kapal anda serta anggota dengan sebaik-baiknya tanpa pemborosan
waktu dalam proses mengerjakannya.”
Dari definisi di atas memberi gambaran bahwa manajemen peradilan
merupakan kegiatan, proses dan prosedur tertentu untuk mencapai tujuan akhir secara maksimal dengan bekerja sama sesuai jobnya masing-masing. Maka
kebersamaan dan tujuan akhirlah yang menjadi fokus utama. Menurut Wahyu Widyana, selaku Dirjen Badan Peradilan Agama
Mahkamah Agung RI bahwa tujuan Lembaga Peradilan Agama tertuang dalam visi dan misi seperti disebutkan; “Visi: Terwujudnya pelayanan peradilan agama yang
prima, Misi: Meningkatkan profesionalisme pegawai peradilan agama dan mewujudkan Peradilan Agama yang modern
. .
8 8
7
As-Sayyid Mahmud Al-Hawari, Idaarah al-Asas wal Ushulil Ilmiyyah, Cet. III, Kairo: tp, 1976, h. 285.
8
Wahyu Widiana , “Memantapkan Pelayanan Administrasi Di Lingkungan Peradilan Agama.”
Pada Rapat Kerja Nasional Mahkamah Agung RI Dengan Jajaran Pengadilan dari Empat Lingkungan Peradilan Seluruh Indonesia Tahun 2008, Materi Rakernas Perdata Agama, Jakarta: Panitia Rakernas,
2008, h. 3.
Peran teknologi informasi berbasis sistem informasi dalam pengembangan manajemen Peradilan Agama merupakan suatu yang tidak bisa terelakan lagi. Arti
penting kemajuan teknologi informasi tersebut adalah selain agar dimanfaatkan dalam memberikan pelayanan kepada publik terutama bagi pegawai Pengadilan
Agama sendiri dan para pencari keadilan, juga untuk lebih memperlancar, mempercepat dan mempernyaman suatu pekerjaan sesuai tupoksi lembaga peradilan
itu sendiri. Dalam pandangan Islam, bahwa untuk berbuat secara terencana disenangi
Allah serta untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada serta berlaku adil, dibutuhkan suatu keahlian dalam pengelolaannya. Hal ini berdasarkan hadis berikut:
اََ ثدَح َلاَق ِرِذُْمْلا ُنْب ُميِاَرْ بِإ َِِثدَحو ٌحْيَلُ ف اََ ثدَح َلاَق ٍناَِس ُنْب ُدمَُ اََ ثدَح ْنَع ٍراَسَي ِنْب ِءاَطَع ْنَع ٍيِلَع ُنْب ُل ََِ َِِثدَح َلاَق َِِأ َِِثدَح َلاَق ٍحْيَلُ ف ُنْب ُدمَُ
َلاَق َةَرْ يَرُ َِِأ َُءاَج َمْوَقْلا ُثِدَُُ ٍسِلَْ ِي َملَسَو ِْيَلَع ُللا ىلَص ِِلا اَمَْ يَ ب
َلاَقَ ف ُثِدَُُ َملَسَو ِْيَلَع ُللا ىلَص ِللا ُلوُسَر ىَضَمَف ُةَعاسلا َََم َلاَقَ ف ٌِِاَرْعَأ َم َِرَكَف َلاَق اَم َعََِ ِمْوَقْلا ُضْعَ ب
ىَضَق اَذِإ ََح ْعَمْسَي ََْ ْلَب ْمُهُضْعَ ب َلاَقَو َلاَق ا ْتَعِ يُض اَذِإَف َلاَق ِللا َلوُسَر اَي اَنَأ اَ َلاَق ِةَعاسلا ْنَع ُلِئاسلا ُاَرُأ َنْيَأ َلاَق َُثيِدَح
َذِإ َلاَق اَهُ تَعاَضِإ َفْيَك َلاَق َةَعاسلا ْرِظَتْ ناَف ُةَناَمَْْا ِِلَْأ َِْْغ َىِإ ُرْمَْْا َدِسُو ا
ةَعاسلا ْرِظَتْ ناَف .
ىراخبلا اورُ
9
9
Muhammad Ibn Ismail Abu Abdullah Al-Bukhari al-J a’fiy, Al-Jaami’ al-Shahih al-
Mukhtashar Sahih Bukhari, Juz.V, Beirut:Daar Ibnu Katsir, 1987, h.2382
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Muhammad Ibn Sinan berkata, telah
menceritakan kepada kami Fulaih. Dan telah diriwayatkan pula hadits serupa dari jalan lain, yaitu Telah menceritakan kepadaku Ibrahim Ibn Al Mundzir berkata,
telah menceritakan kepada kami Muhammad Ibn Fulaih berkata, telah menceritakan kepadaku bapakku berkata, telah menceritakan kepadaku Hilal Ibn
Ali dari Atho Ibn Yasar dari Abu Hurairah berkata: Ketika Nabi Saw berada dalam suatu majelis membicarakan suatu kaum, tiba-tiba datanglah seorang Arab Badui
lalu bertanya: Kapan datangnya hari kiamat? Namun Nabi Saw tetap melanjutkan pembicaraannya. Sementara itu sebagian kaum ada yang berkata;
beliau mendengar perkataannya akan tetapi beliau tidak menyukai apa yang dikatakannya itu, dan ada pula sebagian yang mengatakan; bahwa beliau tidak
mendengar
perkataannya. Hingga
akhirnya Nabi
Saw menyelesaikan
pembicaraannya, seraya berkata: Mana orang yang bertanya tentang hari kiamat tadi? Orang itu berkata: saya wahai Rasulullah. Maka Nabi Saw bersabda:
Apabila sudah hilang amanah maka tunggulah terjadinya kiamat. Orang itu bertanya: Bagaimana hilangnya amanat itu? Nabi Saw menjawab: Jika urusan
diserahkan bukan kepada ahlinya, maka akan tunggulah terjadinya kiamat. HR. Bukhari
Pesan tersurat dalil tersebut menjelaskan bahwa dalam pengelolaan manajemen perkara apabila tidak dikelola oleh orang yang ahli maka manjemen
perkara tersebut akan mengalami masalah dalam prakteknya. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, penulis merasa tertarik
dan bersemangat untuk mengangkat permasalahan ini dalam bentuk penelitian. Oleh karena itu, peneliti menetapkan judul skripsi ini adalah;
“PERAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA MANAJEMEN ADMINISTRASI PERKARA
PENGADILAN AGAMA STUDI KASUS IMPLEMENTASI SIADPA Plus DI PA
TANGERANG”.
B. Pembatasan Masalah