Sinkronisasi Pola Bindalmin dengan SIADPA Plus
yang disesuaikan dengan aturan-aturan yang ada pada pola Bindalmin Buku II. Perubahan-perubahan tersebut merupakan proses sinkronisasi aplikasi SIADPA
versi lama dengan menu alur penerimaan perkara sesuai pola Bindalmin yang kemudian disahkan dan diberi nama baru menjadi SIADPA Plus.
Pengadilan Agama Tangerang yang berada di wilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama Banten telah melakukan ujicoba dan menerapakan aplikasi SIADPA
Plus hasil modifikasi dan disinkronisasikan sekitar tahun 2010, yaitu modifikasi dan sinkronisasi dengan formulir-formulir kepaniteraan yang telah mendapat akreditasi
oleh Tim Standarisasi Nasional. Untuk tetap menjaga, mengevaluasi dan mendukung aplikasi SIADPA Plus
tetap berjalan sesuai dengan koridor yang dikehendaki oleh pola Bindalmin, Mahkamah Agung telah melakukan beberapa kali bimbingan teknis Bimtek
SIADPA Plus terhadap administrator SIADPA Plus di seluruh Indonesia, tak terkecuali diikuti oleh administrator atau tutor SIADPA Plus Pengadilan Agama
Tangerang. Menurut hasil wawancara penulis dengan beberapa narasumber di
Pengadilan Agama Tangerang, yaitu ketua Pengadilan Agama Tangerang bapak Drs. H. Chazim Maksalina, MH, beliau menyebutkan bahwa aplikasi SIADPA Plus
yang ada di Pengadilan Agama Tangerang sudah sinkron dan sesuai dengan formulir- formulir kepaniteraan yang terakreditasi.
10
Pernyataan ketua Pengadilan Agama Tangerang tersebut di dukung oleh wakil panitera Drs. Mukhtar, M.H, dan
10
Chazim Maksalina, Ketua PA Tangerang, Wawancara Pribadi, Tangerang, 18 September 2013.
administrator SIADPA Plus bapak Irvan Yunan, juga hakim yang mulia bapak Drs. Arwendi mereka menyatakan bahwa SIADPA Plus di Pengadilan Agama Tangerang
sudah sinkron dengan pola Bindalmin.
11
Lebih lanjut hakim Drs. Ubin Mubin Surdiman mencontohkan bahwa, amar putusan yang dibuat oleh hakim menurut
pola Bindalmin harus di tulis atau di masukan ke buku register, dengan aplikasi SIADPA Plus hakim hanya menginput amar putusan tersebut pada aplikasi SIADPA
Plus, kelebihannya kalau menggunakan cara manual hakim harus menyerahkan amar putusan tersebut kepada petugas register dan petugas register harus
menulisnya kembali pada buku register, sedangkan dengan menggunakan SIADPA Plus, petugas register cukup membuka menu amar putusan tersebut sesuai dengan
nomor perkaranya, dan langsung di input ke SIADPA Register tidak perlu mengetik ulang amar putusan tersebut, karena memang sudah di input oleh hakim
sebelumnya.
12