dalam dokumen blanko akan diganti dengan data-data keperkaraan yang telah diisikan oleh operator di SIADPA yang sesuai dengan variable tersebut.
Jadi dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa, aplikasi SIADPA adalah pengembangan dari sistem administrasi kepaniteraan berdasar Pola Bindalmin
dalam mengolah dokumen-dokumen perkara baik pada tingkat pertama maupun pada tingkat banding yang dirancang ulang redesign dengan sistem otomatisasi
dan integrasi menggunakan alat bantu komputer berbasis windows, dengan tidak mengurangi substansi yustisial
yang bertujuan untuk mempercepat proses penyelesaian ad
ministrasi perkara di lingkungan Peradilan Agama. Sedangkan SIADPA Plus adalah aplikasi hasil sinkronisasi menu-menu
dan template dokumen pada aplikasi SIADPA dengan Pola Bindalmin KMA 001SK1991 dan Buku II MA tentang Pedoman Teknis Administrasi dan
Teknis Peradilan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama MA RI.
2. Latar Belakang Munculnya Aplikasi SIADPA
Peradilan Agama sebagai salah satu lembaga peradilan di bawah Mahkamah Agung mempunyai kewenangan dalam bidang hukum perdata
tertentu khusus untuk umat Islam. Kompetensi absolut adalah wewenang badan pengadilan dalam memeriksa jenis perkara tertentu yang secara mutlak tidak
dapat diperiksa oleh badan pengadilan lain, baik dalam lingkungan peradilan yang sama maupun dalam dalam lingkungan peradilan yang lain.
49
Seiring dengan perkembangan dan perubahan situasi masyarakat Islam di Indonesia, dengan meningkatnya kesadaran akan penyelesaian perkara-perkara
tersebut di bawa ke Pengadilan Agama, maka untuk mengelola perkara-perkara tersebut memerlukan manajemen perkara yang dapat diandalkan dan efisien.
pola Bindalmin yang selama ini menjadi pedoman proses penyelesaian administrasi perkara di Pengadilan Agama sepertinya yang sudah sangat lengkap
dan mengakomodir semua administrasi penyelesaian perkara, namun timbul masalah ketika masyarakat membutuhkan informasi seputar perkara yang
sedang ditangani oleh pengadilan sudah sampai dimana prosesnya, juga dalam hal pembuatan pelaporan perkara yang menjadi kewajiban pengadilan.
Atas dasar permasalahan yang timbul tersebut dengan keragaman perkara yang ditangani oleh Pengadilan Agama, sudah sangat tentu akan semakin
beragam pula permasalahan yang nantinya akan dihadapi. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka dimulailah pemanfaatan teknologi informasi sebagai sarana
atau alat bantu merekam semua proses administrasi perkara di Pengadilan Agama.
50
49
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta: Liberty, 2002, h. 78. Lihat juga A. Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2004, h. 6. Lihat juga Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama, Jakarta: Yayasan al-Hikmah, 2000, h. 8. Lihat juga Erfaniah Zuhriah,, Peradilan Agama di
Indonesia Dalam Rentang Sejarah Pasang Surut, h. 204- 215.
50
Dirjen Badilag MARI, Sejarah Perkembangan Implementasi SIADPA PLUS; Membangun Administrasi Peradilan Berbasis Teknologi Informasi, h. 10
3. Sejarah Lahirnya Aplikasi SIADPA