14
a. Pelayanan medik, paling sedikit terdiri dari pelayanan gawat darurat, pelayanan medik umum, pelayanan medik spesialis dasar, pelayanan medik spesialis
penunjang, pelayanan medik spesialis lain, pelayanan medik subspesialis, dan pelayanan medik spesialis gigi dan mulut.
b. Pelayanan kefarmasian, meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai, dan pelayanan farmasi klinik.
c. Pelayanan keperawatan dan kebidanan, meliputi asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.
d. Pelayanan penunjang klinik, meliputi pelayanan bank darah, perawatan intensif untuk semua golongan umur dan jenis penyakit, gizi, sterilisasi instrumen dan
rekam medik. e. Pelayanan penunjang nonklinik, meliputi pelayanan laundrylinen, jasa
bogadapur, teknik dan pemeliharaan fasilitas, pengelolaan limbah, gudang, ambulans, sistem informasi dan komunikasi, pemulasaraan jenazah, sistem
penanggulangan kebakaran, pengelolaan gas medik, dan pengelolaan air bersih. f. Pelayanan rawat inap, harus dilengkapi dengan fasilitas sebagai berikut:
1 Jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 30 tiga puluh persen dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah;
2 Jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20 dua puluh persen dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik swasta;
3 jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak 5 lima persen dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah dan Rumah Sakit
milik swasta.
2.2 Instalasi Rawat Jalan
2.2.1 Pelayanan Rawat Jalan Pelayanan rawat jalan ambulatory services adalah salah satu bentuk dari
pelayanan kedokteran Azwar, 1996. Rawat jalan merupakan salah satu unit kerja di rumah sakit yang melayani pasien yang berobat jalan dan tidak lebih dari 24 jam
15
pelayanan, termasuk seluruh prosedur diagnostik dan terapeutik. Pada waktu yang akan datang, rawat jalan merupakan bagian terbesar dari pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Disebutkan juga bahwa akhir tahun 1990-an, rawat jalan merupakan salah satu yang dominan dari pasar rumah sakit dan merupakan sumber keuangan
yang bermakna. Pertumbuhan yang cepat dari rawat jalan ditentukan oleh tiga faktor, meliputi:
a. Penekanan biaya untuk mengontrol peningkatan harga perawatan kesehatan dibandingkan dengan rawat inap.
b. Peningkatan kemampuan dan sistem penggantian biaya yang timbul atas pelayanan kesehatan untuk prosedur di rawat jalan.
c. Perkembangan secara terus menerus dari teknologi tinggi untuk pelayanan rawat jalan akan menyebabkan pertumbuhan rawat jalan pada abad mendatang
Marsuli, 2005. Dalam perkembangannya, saat ini berbagai jenis pelayanan rawat jalan banyak
diselenggarakan oleh klinik rumah sakit hospital-based ambulatory care, yang secara umum dapat dibedakan atas empat macam, yaitu:
1 Pelayanan gawat darurat emergency services yakni untuk menangani pasien yang membutuhkan pertolongan segera dan mendadak.
2 Pelayanan rawat jalan paripurna comprehensive hospital outpatient services yakni memberikan pelayanan kesehatan paripurna sesuai dengan
kebutuhan pasien. 3 Pelayanan rujukan referral services yakni yang hanya melayani pasien-
pasien yang dirujuk oleh sarana kesehatan lain. Biasanya untuk diagnosis atau terapi, sedangkan perawatan selanjutnya tetap ditangani oleh sarana
kesehatan yang merujuk. 4 Pelayanan bedah jalan ambulatory surgery services yakni yang
memberikan pelayanan bedah yang dipulangkan pada hari yang sama. Tujuan pelayanan rawat jalan diantaranya adalah untuk memberikan konsultasi
kepada pasien yang memerlukan pendapat dari seorang dokter spesialis, dengan
16
tindakan pengobatan atau tidak. Selain itu juga untuk menyediakan pelayanan tindak lanjut bagi pasien rawat inap yang sudah diijinkan pulang tetapi masih harus
dikontrol kondisi kesehatannya.
2.2.2 Pemanfaatan Pelayanan Rawat Jalan Pemanfaatan pelayanan kesehatan menurut Dever 1984, adalah interaksi
antara konsumen dengan pemberi pelayanan, sehingga pengertian pemanfaatan pelayanan rawat jalan dengan merujuk dari pernyataan Dever adalah interaksi antara
petugas medis dalam melayani berobat jalan termasuk seluruh prosedur diagnostik dan terapeutik terhadap pasien yang tidak lebih dari 24 jam pelayanan. Pemanfaatan
pelayanan kesehatan oleh seseorang dipengaruhi oleh banyak hal, namun keputusan untuk memanfaatkan tersebut merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh
keputusan individual dan sosial yang dipengaruhi oleh profesionalisme kesehatan Miller, 1997.
2.3 Proses Pengambilan Keputusan Konsumen dalam Pemanfaatan Pelayanan