Sesuai dengan akad-akad penyaluran pembiayaan di bank syariah, maka hasil penyaluran dana tersebut dapat memberikan pendapatan bagi bank syariah. Hal ini
dapat dikatakan sebagai sumber-sumber pendapatan bank syariah. Dengan demikian, sumber pendapatan bank syariah dapat diperoleh dari Muhammad, 2004:
1. Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak musyarakah; 2. Keuntungan atas kontrak jual-beli bai’;
3. Hasil sewa atas kontrak ijarah ijarah wa iqtinaijarah muntahiyyah bit tamlik; 4. Fee dan biaya administrasi atas jasa-jasa lainnya.
2.3 Perbedaan antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional
Secara umum, terdapat perbedaan antara bank syariah dengan bank konvensional yang menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai dan
lingkungan kerja Antonio, 2001. 1. Akad dan aspek legalitas
Setiap akad dalam perbankan syariah, baik dalam hal barang, pelaku transaksi, maupun ketentuan lainnya, harus memenuhi akad seperti hal-hal berikut:
a. Rukun, yaitu penjualan, pembelian, barang, harga dan akadijab-qabul; b. Syarat-syarat, yaitu barang dan jasa harus halal, harga barang dan jasa harus
jelas, tempat penyerahan delivery harus jelas dan barang yang ditransaksikan harus sepenuhnya dalam kepemilikan.
2. Lembaga penyelesaian sengketa Lembaga yang mengatur hukum materi atau berdasarkan hukum syariah di
Indonesia dikenal dengan nama Badan Arbitrase Muamalah Indonesia BAMUI yang didirikan secara bersama oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia dan
Majelis Ulama Indonesia. 3. Struktur organisasi
Struktur organisasi bank syariah terbagi atas :
a. Dewan Pengawas Syariah Peran utama para ulama dalam Dewan Pengawas Syariah adalah mengawasi
jalannya operasional bank sehari-hari agar selalu sesuai dengan ketentuan- ketentuan syariah.
b. Dewan Syariah Nasional Lembaga ini merupakan lembaga otonomi dibawah Majelis Ulama Indonesia
dipimpin oleh Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia dan Sekretaris ex- officio.
4. Bisnis dan usaha yang dibiayai Dalam bank syariah, bisnis dan usaha yang dilaksanakan tidak terlepas dari
saringan syariah. Dalam perbankan syariah, suatu produk pembiayaan tidak akan disetujui sebelum dipastikan beberapa hal pokok, misalnya :
a. Apakah proyek pembiayaan itu halal atau haram ? b. Apakah proyek menimbulkan kemudharatan untuk masyarakat ?
c. Apakah proyek berkaitan dengan perjudian ? 5. Lingkungan kerja dan corporate culture
Sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja yang sejalan dengan syariah.
Tabel 2.1. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Permasalahan Bank syariah
Bank konvensional Risiko akad
1. akad jual-beli §
al murabahah 2. akad bagi hasil
§ al musyarakah
§ al mudharabah
3. akad sewa §
ijaroh mutlaq 1. akadnya adalah kredit
pinjam uang sehingga angsuran
tidak bisa
dijamin akan tetap
§ ijaroh
muntahiyah bitamlik
Sesuai dengan akadnya sehingga angsuran akan selalu tetap, sesuai
dengan kesepakatan di muka Landasan
operasional •
tidak bebas nilai berdasarkan prinsip syariah islam
• uang sebagai alat tukar bukan
komoditi •
bunga dalam
berbagai bentuknya dilarang
• menggunakan prinsip bagi
hasil dan keuntungan atas transaksi riil
• bebas nilai berdasarkan
prinsip materialistis •
uang sebagai komoditi yang dipertahankan
• bunga sebagai instrument
imbalan teradap pemilik uang
yang ditetapkan
dimuka Fungsi
dan peran
• agen
investasimanajer investasi
• investor
• penyediaan jasa lalu lintas
pembayaran tidak
bertentangan syariah •
pengelola dana kebajikan, ZIS
• hubungan dengan nasabah
adalah hubungan kemitraan •
penghimpun dana
masyarakat dan
meminjamkan kembali
kepada masyarakat dalam kredit dengan imbalan
bunga •
penyedia jasalalu lintas pembayaran
• hubungan
dengan nasabah adalah hubungan
debitur kreditur Risiko usaha
• dihadapi bersama antara bank
dengan nasabah
dengan prinsip keadilan dan kejujuran
• tidak mengenal kemungkinan
terjadinya selisih
negatif negative
spread karena
• risiko bank tidak terkait
langsung dengan debitur, dan sebaliknya
• kemungkinan
terjadi selisih
negatif antara
pendapatan dan beban
sistem yang digunakan bunga
Sistem pengawasan
Adanya Dewan
Pengawas Syariah
untuk memastikan
operasional bank
tidak menyimpang
dari syariah
disamping tuntutan
moralitas pengelola bank dan nasabah
sesuai dengan akhlakul karimah Aspek moralitas seringkali
terlanggar karena
tidak adanya nilai-nilai religius
yang mendasari operasional
Sumber: Syafii Antonio
2.4. Prinsip Bagi Hasil Profit Sharing