Teori Klasik tentang Tingkat Bunga: Leonable Funds

merupakan aspek penting dalam kegiatan usaha bank konvensional. Bunga dalam aspek penting dalam kegiatan usaha bank konvensional, bunga dalam bahasa Fiqih diidentikkan dengan riba, sedang menurut bahasa etimolgogis bermakna ziyadah tambahan. Bunga bank juga dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah yang memiliki simpanan dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank nasabah yang memperoleh pinjaman. Dalam kegiatan perbankan sehari-hari, terdapat 2 macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya yaitu: Bunga Simpanan Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan dan bunga deposito. Bunga Pinjaman Adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank, sebagai contoh bunga kredit.

2.1.3.2 Teori Klasik tentang Tingkat Bunga: Leonable Funds

Tabungan, menurut teori klasik teori yang dikemukakan kaum klasik seperti Adam Smith, David Ricardo, dan sebagainya adalah fungsi dari tingkat bunga; makin tingi bunga, maka makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk meyimpan dananya di bank. Artinya, pada tingkat bunga yang lebih tinggi, masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk berkonsumsi guna menambah tabungan. Sedangkan bunga adalah harga dari penggunaan leonable funds, atau dapat diartikan sebagai dana yang tersedia untuk dipinjamkan atau dana investasi, karena menurut teori klasik bunga adalah harga yang terjadi di pasar investasi. Investasi juga merupakan tujuan dari tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat bunga tingkat bunga kredit, maka keinginan untuk melakukan investasi juga kecil. Alasannya, seorang pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut lebih besar dari tingkat bunga yang harus dibayarkan untuk dana investasi tersebut sebagai ongkos untuk pengeluaran dana cost of capital. Makin rendah tingkat bunga maka pengusaha akan mendorong untuk melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana juga semakin kecil. Tingkat bunga dalam keadaan keseimbangan tidak ada dorongan untuk naik turun akan tercapai apabila keinginan menabung masyarakat sama dengan keinginan pengusaha untuk melakukan investasi. 2.1.3.3.Teori Keynes tentang Tingkat Bunga: Liquidity Preference Keynes dalam teorinya meneybutkan bahwa tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Menurut teori ini, terdapat tiga alasan mengapa orang bersedia untuk memengang uang tunai, yaitu: motif transaksi, berjaga-jaga, dan spekulasi Boediono, 1982:82. Tiga motif inilah yang merupakan sumber timbulnya permintaan uang yang diberi istilah liquidity preference, artinya permintaan akan uang menurut Keynes berlandakan pada konsepsi bahwa umumnya orang menginginkan dirinya tetap likuid untuk memenuhi tiga motif tersebut. Teori Keynes menekankan bawa adanya hubungan langsung antara kesediaan orang membayar harga uang tersebut tingkat bunga dengan unsur permintaan akan uang untuk tujuan spekulasi. Dalam hal ini, permintaan besar apabila tingkat bunga rendah dan permintaan kecil apabila tingkat bunga tinggi.

2.2. Pengertian Bank Syariah