Tabligh Umum Pengajian fiqih
demikian bentuk dakwah beliau di samping untuk melakukan upaya-upaya penyadaran umat akan agamanya sendiri ceramah, juga tentunya pencapaian
dakwah. Metode dakwah yang di gunakan KH. A. Hayatin Kauni S. Ag.
menurutnya memakai konsep dakwah Rosulullah SAW, yaitu bil hal bil hikmah. Bil hal artinya da’i menjalankan terlebih dulu terhadap dirinya sebagai uswah
contoh bagi mad’u, baru kemudian di sampaikan kepada orang dengan hikmah. Bil hikmah artinya berbicara benar dengan tidak menyinggung orang lain.
Kemudian dalam cara berbicara di bagi-bagi lagi di lihat dengan siapa dan kepada siapa. Ketika berbicara dengan orang yang berilmu memakai mauizdah
hasanah, kalau berbicara dengan orang yang keras kepala menggunakan debat mujadalah sedangkan jika berbicara dengan orang yang tidak berilmu
menggunakan kasih sayang.
5
Kemudian dalam ceramhnya KH. Attin Hayatin Kauni mengamalkan metode dakwah yang tercantum dalam Al-
Qur’an Surat An-Nahl: 125
Artinya : Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan- Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk
Q.S An-Nahl :125.
5
Wawancara Pribadi Dengan KH. A. Hayatin Kauni S.Ag., Majelis Ta’lim Halqoh El
Istighotsah, 5 februari 2013
Adapun metode dakwah beliau yang biasa di realisasikan dalam berdakwah kepada para jama’ah sesuai yang di jelaskan dalam al-Qur’an sebagai
berikut : Metode Bil-hikmah, Mauizhah hasanah, dan Mujadalah Bil lati hiya ahsan.
Di antara metode-metode dakwah KH. A. Hayatin Kauni S.Ag., yaitu: 1. Metode Al-Hikmah Kebijaksanaan
Kata hikmah dalam bentuk masdarnya adalah “hukman” yang diartikan
secara makna aslinya adalah mencegah. Jika dikaitkan dengan hukum berarti mencegah dari kedzaliman dan jika dikaitkan dengan dakwah berarti menghindari
hal-hal yang kurang relevan dalam melaksanakan tugas dakwah.
6
Sebagai metode dakwah, al-hikmah di artikan bijaksana, akal budi yang mulia, dada yang lapang, hati yang bersih, menarik perhatian orang kepada
agama atau tuhan. ketika berdakwah maka serulah mereka dengan hikmah : adalah
perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil. Setiap seseorang yang berdakwah dalam penyampaian dakwahnya
tentunya harus membawanya benar apa yang di sampaikan. D a’i harus berani
mengatakan kebenaran walaupun itu pahit pada diri seorang pendakwah dan d jualam berdakwah juga harus memperhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah
dengan menitik beratkan pada kemampuan mereka, sehingga dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam selanjutnya, mereka tidak lagi merasa terpaksa.
6
M. Munir, Metode Dakwah, Jakarta: Prenada Media,2003, Cet.Ke-1,h. 8