D. Bentuk-Bentuk Dakwah
Dalam aktivitas dakwah ada tiga bentuk penyampaian yang sangat efektif di tengah masyarakat antara lain : dakwah bil lisan, dakwah bil al-qalam
dan dakwah bi al-hal.
1. Dakwah Bil Lisan
Metode dakwah ini merupakan cara penyampaian pesan dakwah melalui lisan, seperti ceramah atau komunikasi langsung antara da’i dan mad’u. Dakwah
seperti ini akan menjadi lebih efektif apabila dipakai dalam acara-acara pengajian, dalam khutbah jum’at dsb. Dengan kata lain metode dakwah ini
adalah metode dialo g yakni da’i dan mad’u bertatap muka langsung atau
ceramah satu arah. Dan menurut Ki Moesa A. Machfoeld disebutkan dakwah ini bentuknya
dapat berupa ceramah keagamaan, pengajian dengan berbagai bentuknya. Dalam ceramahnya tersebut, dapat juga diselingi dengan humor, baik melalui kata-kata
atau gerakan badan dan mimik wajahnya.
27
2. Dakwah bil Qalam
Dakwah yang dilakukan dengan perantaraan tulisan,seperti menulis buku, tulisan di majalah, surat kabar, buletin, dan lain-lain.
Dakwah bil-qalam adalah dakwah yang dilakukan dengan memakai tulisan sebagai media dakwah. Dalam konteks ini, tulisan mempunyai dua
fungsi:
27
Ki Moesas A. Machfoeld, Filsafat Dakwah Ilmu Dakwah Dan penerapannya, Jakarta : PT. Bulan Bintang, 2004, hal.108.
pertama sebagai alat komunikasi atau komunikasi ide yang produknya berupa ilmu pengetahuan.
Kedua sebagai alat komunikasi ekspresi yang produknya berupa karya seni jurnalistik. Kedua fungsi ini mempunyai ruang lingkup tersendiri dengan
pendukung, sejarah landasan berpikir dan kejernihan rasionalitas tersendiri. Da’i disini memerlukan keterampilan jurnalistik menulis dalam media massa,
keterampilan menulis buku, metode ini merupakan suatu metode yang efektif, efisien, dan mengena. Bentuk dakwah ini juga dilakukan oleh Nabi Muhammad
SAW melalui penyampaian surat keberbagai pihak. Dalam sejarah dakwah, Nabi telah menyampaikan surat sebanyak 105 surat untuk berdakwah yang dibagi ke
dalam tiga kategori, yaitu surat yang berisi seruan untuk masuk Islam kepada non muslim, berisi ajaran Islam seperti tentang zakat dan shadaqah, dan surat
yang berisi hal yang wajib dilakukan non muslim terhadap pemerintah Islam.
3. Dakwah bil Hal
Dakwah bil hal merupakan dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar si penerima dakwah al-Madulah mengikuti
jejak atau dakwah melalui perbuatan nyata dan perilaku konkrit yang dilakukan da’i. Dakwah jenis ini mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima
dakwah
.
Menurut `E. Hasim dalam kamus Istilah Islam memberikan pengertian bahwa yang dimaksud dengan dakwah bil hal adalah dakwah dengan perbuatan
nyata.
28
Karena merupakan aksi atau tindakan nyata maka dakwah bil hal lebih mengarah pada tindakan menggerakan “aksi menggerakkan “mad’u sehingga
dakwah ini lebih berorientasi pada pengembangan masyarakat. Dengan demikian, dakwah bil haal dapat di artikan ”mengajakmenyeru”
ke jalan Allah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat melalui perbuatan nyata yang sesuai dengan keadaan manusia”.
29
Dalam konteks dakwah bi al-hal, pemahaman tentang kebutuhan sasaran dakwah mutlak diperlukan. Sebagai
contoh berdakwah dikalangan masyarakat miskin tidak akan efektif dengan hanya berceramah, namun lebih efektif bila dakwah dilakukan dengan
menyantuni mereka, memberikan makanan, pakaian, sehingga dakwah dikalangan masyarakat miskin tidak hanya dimengerti, tetapi juga dapat
dirasakan keberadaannya.
30
28
Munzier Suparta Harjani Hefni, Metode Dakwah , Jakarta: PT Kencana,2003, Cet.1,hal.220
29
Rubiyanah Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, Lembaga Penelitian Uin Syarif Hidayatullah Jakarta,2010 ,hal.60
30
Rubiyanah Ade Maturi, Pengantar Ilmu Dakwah, hal.64