dalam al- Qur’an dan as-Sunnah agar semua manusia beragama dan tunduk
kepada Allah.
8
Pendapat K.H. M. Isa Anshari, dakwah yaitu menyampaikan seruan Islam, mengajak dan memanggil umat manusia, agar menerima dan
mempercayai keyakinan dan hidup Islam.
9
Menurut M. Quraish Shihab, dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan
sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Perwujudan dakwah bukan sekadar usaha peningkatan pemahaman dalam tingkah laku dan
pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas. Apalagi sekarang ini. Ia harus lebih berperan menuju kepada pelaksanaan ajaran Islam
secara lebih menyeluruh dalam berbagai aspek.
10
Di dalam Al- Qur’an surat Al-Imran ayat 104 Allah SWT berfirman:
Artinya: “Hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang meyeru kepada kebajikan, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar ;
merekalah orang- orang yang beruntung”. Q.S Al Imron 104
8
Taufik al- Wa’iy, Dakwah ke Jalan Allah, Robbani Press, 2010, Cet-1,hal. 17
9
Hasanuddin, Hukum Dakwah, Jakarta :Pedoman Ilmu Jaya Cet.1, hal.26
10
M.Quraish shihab, Membumikan Al- Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan
Masyarakat,Bandung: Mizan,2001,Cet.22,hal.194
Dari beberapa pengertian dakwah di atas, maka dapat ditarik kesimpulan, dakwah yaitu menyampaikan dan memanggil serta mengajak
manusia ke jalan Allah SWT, untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dalam mencapai kehidupan bahagia di dunia dan di akhirat,
sesuai dengan tuntunan dan contoh Rasulullah SAW.
C. Unsur-Unsur Dakwah
1. Da’i
Subjek dakwah da’i, yaitu orang atau sekelompok orang yang melaksanakan tugas dakwah, da’i sebagai pelaku dakwah atau pelaksana
dakwah. Juru dakwah menurut A. Hasjmy dalam bukunya Dustur Dakwah Menurut al-
Qur’an adalah para penasehat, para pemimpin, dan pemberi ingat, yang memberi nasihat dengan baik, mengarang dan berkhutbah, memusatkan
kegiatan jiwa- raganya dalam wa’ad dan wa’id berita pahala dan berita
siksaan dan dalam membicarakan tentang kampung akhirat untuk melepaskan orang-orang yang karam dalam gelombang dunia.
11
Dengan pendidikan yang khusus tentang penguasaan ilmu agama yang luas, dan dalam seorang da’i juga harus mempunyai ilmu pengetahuan yang
universal yaitu mengenal ilmu-ilmu lain. Dalam abad teknologi modern ini berkembangnya isu-isu hangat di masyarakat, maka dengan menguasai
teknologi dapat digunakan cara untuk menopang materi dakwah yang disampaikan supaya tidak kering dan kaku. Selain itu da’i harus benar-benar
11
Siti Uswatun Hasanah, Berdakwah Dengan Jalan Debat Antara Muslim Dan Non Muslim, Yogyakarta: Pustaka Pelajar offset, 2007, Cet.1, hal. 28
mendalami ilmu mengenai ushul pokok dan furu’ cabang Islam, sehingga apabila ia berdakwah benar-benar memahami hakekat risalah yang sempurna
bahwa Islam adalah hubungan dengan Tuhan yang membimbing mukmin dalam seluruh aspek kehidupannya.
Di dalam pendakwah terletak inti dari gerakan dakwah Islam yang jiwanya terisi dengan kebenaran, kesadaran, kemauan, keberanian, tegas dan
semangat untuk siap menegakan amar ma’ruf nahi munkar dan orang lain
dapat mengambil manfaat darinya. Seorang juru dakwah juga harus bertauhid dengan sempurna artinya mengenal tuhannya sebagai Sang Pencipta dengan
kekuasaan yang mutlak. Seorang juru dakwah harus berkahklakul karimah, karena merupakan cerminan bagi orang yang di dakwahi.
Setiap juru dakwah harus mengetahui bahwa dalam berdakwah kepada kebaikan tidak selalu berhasil dan dapat diterima oleh setiap orang. Oleh
karena itu ketika menyampaikan dakwah, reaksi mad’u terhadap pesan yang disampaikan akan berbeda-beda, ada yang menerima dengan senang hati dan
mengamalkannya, ada yang menerima tapi tidak mengamalkannya dan ada juga yang menolak dakwahnya.
12
Secara umum dapat dikatakan bahwa da’i adalah pelaksana dalam berdakwah atau da’i adalah manusia baik laki-laki maupun perempuan yang
mempunyai kewajiban untuk menyampaikan ajaran Islam kepada umat manusia. Da’i adalah orang yang menyiarkan ajaran Islam ketengah-tengah
kehidupan manusia serta menjadi panutan atau tempat orang mencontoh cara
12
Faizah Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah, Jakarta : Kencana, 2006, hal.197
hidup yang Islami dan menjadi penyejuk di tengah kehidupan umat, jutru itu tidak semua orang umat Islam dapat dikatakan da’i, karena begitu besar
tanggung jawabnya.
2. Mad’u Objek Dakwah
Mad’u dalam arti isim maf’ul dari da’a, berarti orang yang diajak, atau dikenakan perbuatan dakwah. Mad’u adalah obyek sekaligus subyek dalam
dakwah yaitu seluruh man usia tanpa terkecuali. Siapapun mereka, laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, seorang bayi yang baru lahir ataupun
orang tua menjelangh ajalnya, semua adalah mad’u dalam dakwah Islam.
13
Mad’u Objek Dakwah yaitu msyarakat sebagai penerima dakwah. Masyarakat baik individu maupun kelompok sebagai objek dakwah, memiliki
strata dan tingkatan yang berbeda-beda.
14
Mad’u Objek Dakwah adalah manusia, baik seseorang atau lebih, yaitu masyarakat. Pemahaman mengenai masyarakat itu bisa beragam,
tergantung dari cara memandangya.
15
Mad’u dapat disebut sebagai obyek atau sasaran dakwah, yaitu orang- orang yang di seru, di panggil, atau di undang. Maksudnya ialah orang yang di
ajak ke dalam Islam atau sesuai dengan ajaran Islam sebagai penerima dakwah.
16
Menurut Asmuni Syukir, menjelaskan bahwa, yang di maksud dengan objek dakwah adalah masyarakat luas, yang merupakan salah satu unsur
13
Cahyadi Takariawan, Prinsip-prinsip Dakwah , Yogyakarata: „Izzan Pustaka, 2005, Cet.4,
hal.25
14
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, Jakarta : Amzah, 2009, Cet.1,hal.15
15
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos, 1997, Cet.1, hal. 35
16
Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum Dalam Berdakwah Di Indonesia, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya,1996 Cet. 1, hal. 34