Dengan iman yang tangguh dan ilmu yang terus di di tingkatkan Insya Allah tujuan dari dakwah tersebut akan tercapai.
2. Tabligh Umum
Aktivitas KH. A. Hayatin Kauni S.Ag. yaitu melalui media mimbar, karena merupakan aktivitas tabligh yang nampaknya paling popular ditengah-
tengah masyarakat. Salah satu unsur penting dalam tabligh yaitu pesan atau isi yang di sampaikan, maka dari itu penting pula mengetahui karakter dan ciri-ciri
pesan yang akan di sampaikan dan yang harus di pikirkan seorang da’i adalah
bukan hanya menggunakan media-media itu akan tetapi juga pesan yang disampaikan oleh media itu. Oleh karena itu, maka menjadi penting batas-batas
yang dapat memberikan ciri-ciri atau karakter pesan yang bermuatan tabligh dengan ciri pesan yang bukan bermuatan tabligh. Hal ini di maksudkan para
mubaligh mendapat kejelasan batasan serta arahan dari pesan yang akan di sampaikannya.
3. Pengajian fiqih
Sebuah kegiatan yang didalamnya itu mengkaji Ilmu Fiqih yang diadakan setiap malam J
um’at ba’da sholat Isya. Dalam kegiatan ini beliau menjelaskan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan masalah ibadah
seperti Shalat, Zakat, Puasa, Haji dan ibadah-ibadah lainnya. Kegiatan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan mad’u tentang permasalahan Ilmu
Fiqih khususnya tentang permasalahan ibadah.
4. Istighotsah Akbar
Sebuah kegiatan yang rutin dilaksanakan beliau setiap pengajian bulanan di awal bulan. Kegiatan ini berisi dengan pembacaan yasin, tahlil, pemabacaan
dzikir Istighotsah dan dilanjutkan dengan taushiyah agama. Kegiatan ini bertujuan untuk menjalin silaturahmi dan mendekatkan diri kepada Allah SWT
agar di dalam menjalani kehidupan yang sesat ini selalu ada dalam lindungan Allah SWT.
Dan dilihat dari uraian aktivitas dakwahnya, beliau adalah seorang yang sangat Istiqomah, terhadap jalan dakwah yang dipilihnya , dan juga beliau
adalah da’i yang cerdas namun tetap tawadhu dan bersahaja, adapun selain itu beliau juga mempunyai tujuan agar agama Islam dapat dipandang di dalam
negeri, dan tujuannya itu bukan hanya tujuan tanpa realisasi, karena beberapa kali beliau berdakwah dapat menjadikan panutan bagi jamaahnya.
B. Metode Dakwah KH. A. Hayatin Kauni S. Ag.
Dalam kegiatan dakwah, metode merupakan suatu bagian yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu aktivitas dakwah. Selain juga dapat
menentukan materi yang di sampaikan, metode juga dapat menentukan tahapan- tahapan, apa yang harus di tempuh untuk mencapai tujuan dari aktivitas dakwah
yang dilakukan. Dari keseluruhan bentuk-bentuk dakwah yang dilakukan oleh KH. A
Hayatin Kauni S.Ag. lebih banyak menggunakan bentuk dakwah bil lisan, yaitu dengan cara ceramah tabligh, komunikasi langsung dengan para jama’ah, dan
mengadakan diskusi atau tanya jawab tentang masalah keagamaan. Dengan
demikian bentuk dakwah beliau di samping untuk melakukan upaya-upaya penyadaran umat akan agamanya sendiri ceramah, juga tentunya pencapaian
dakwah. Metode dakwah yang di gunakan KH. A. Hayatin Kauni S. Ag.
menurutnya memakai konsep dakwah Rosulullah SAW, yaitu bil hal bil hikmah. Bil hal artinya da’i menjalankan terlebih dulu terhadap dirinya sebagai uswah
contoh bagi mad’u, baru kemudian di sampaikan kepada orang dengan hikmah. Bil hikmah artinya berbicara benar dengan tidak menyinggung orang lain.
Kemudian dalam cara berbicara di bagi-bagi lagi di lihat dengan siapa dan kepada siapa. Ketika berbicara dengan orang yang berilmu memakai mauizdah
hasanah, kalau berbicara dengan orang yang keras kepala menggunakan debat mujadalah sedangkan jika berbicara dengan orang yang tidak berilmu
menggunakan kasih sayang.
5
Kemudian dalam ceramhnya KH. Attin Hayatin Kauni mengamalkan metode dakwah yang tercantum dalam Al-
Qur’an Surat An-Nahl: 125
Artinya : Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan- Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk
Q.S An-Nahl :125.
5
Wawancara Pribadi Dengan KH. A. Hayatin Kauni S.Ag., Majelis Ta’lim Halqoh El
Istighotsah, 5 februari 2013