Metode Dakwah KH. A. Hayatin Kauni S. Ag.

Adapun metode dakwah beliau yang biasa di realisasikan dalam berdakwah kepada para jama’ah sesuai yang di jelaskan dalam al-Qur’an sebagai berikut : Metode Bil-hikmah, Mauizhah hasanah, dan Mujadalah Bil lati hiya ahsan. Di antara metode-metode dakwah KH. A. Hayatin Kauni S.Ag., yaitu: 1. Metode Al-Hikmah Kebijaksanaan Kata hikmah dalam bentuk masdarnya adalah “hukman” yang diartikan secara makna aslinya adalah mencegah. Jika dikaitkan dengan hukum berarti mencegah dari kedzaliman dan jika dikaitkan dengan dakwah berarti menghindari hal-hal yang kurang relevan dalam melaksanakan tugas dakwah. 6 Sebagai metode dakwah, al-hikmah di artikan bijaksana, akal budi yang mulia, dada yang lapang, hati yang bersih, menarik perhatian orang kepada agama atau tuhan. ketika berdakwah maka serulah mereka dengan hikmah : adalah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil. Setiap seseorang yang berdakwah dalam penyampaian dakwahnya tentunya harus membawanya benar apa yang di sampaikan. D a’i harus berani mengatakan kebenaran walaupun itu pahit pada diri seorang pendakwah dan d jualam berdakwah juga harus memperhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah dengan menitik beratkan pada kemampuan mereka, sehingga dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam selanjutnya, mereka tidak lagi merasa terpaksa. 6 M. Munir, Metode Dakwah, Jakarta: Prenada Media,2003, Cet.Ke-1,h. 8 Dari berbagai kegiatan dakwah KH. A. Hayatin Kauni S.Ag yang di lakukan banyak sekali seputar keagamaan yang membekas di hati para jamaah tentang kepribadian beliau yang mempunyai jati diri yang begitu rendah hati, dan sifatnya tidak sombong dan sosok pribadi yang bersahaja, bijaksana terhadap lingkungan yang ada disekitarnya, yaitu meliputi keluarga, jamaahnya bahkan masyarakat sekitar, beliau selalu memberikan fatwanya dengan secara berhati- hati dan tidak pernah memaksakan kehendak beliau, tetapi beliau selalu mengajak dengan secara perlahan dan tidak langsung memaksa. 7 Dalam metode ini KH. A. Hayatin Kauni S.Ag, sangat menitik beratkan permasalahan dalam segi pemilihan materi, cara penyampaian dan pemilihan kata yang akan disampaikan terhadap masyarakat ataupun jama’ah di Majelis Ta’lim Halqoh El Istighotsah, namun karena ruang lingkupnya dakwah beliau hanya pada Majelis Ta’lim Halqoh El Istighotsah yang pada umumnya berbagai macam tingkatan orang ada di sana dan bercampur menjadi satu baik itu yang kaya, sederhana maupun miskin, pintar ataupun bodoh. 2. Metode Mauizhatil Hasanah Nasihat yang baik Mauizhatil Hasanah terdiri dari dua kata, yaitu mau’izhah yang berarti nasihat, bimbingan, pendidikan dan kata Hasanah yang artinya kebaikan. 8 Jadi bisa di artikan Mauizhah Hasanah adalah ungkapan yang mengandung unsur nasihat, bimbingan, pendidikan, dan peringatan yang positif yang bisa dijadikan tuntunan dalam kehidupan sehari-hari agar selamat dunia dan akhirat. 7 Wawancara Pribadi Dengan Ustadz Romdoni, Sekretaris Majelis Taklim Halqoh El Istighotsah, 27 Desember 2012 8 M.Munir S.Ag, MA, Metode Dakwah, Jakarta : Kencana 2006, Cet ke 2,hal. 17 Pada penyampaian materi dakwah KH. A. Hayatin Kauni S. Ag melalui ceramahnya di berbagai tempat dan acara, banyak para jamaah yang tertarik dengan ceramah beliau karena dengan kata-kata yang tegas lagi lemah lembut, yang dapat di pahami oleh mad’u, dan tidak dengan upaya lemah lembutlah orang bisa dengan mudah menangkap dan menyikapi pembicaraan seseorang. Setiap selalu berceramah dihadapkan para mad’unya acap kali beliau mengucapkan dua pilihan yaitu baik dan buruk serta akibat dari keduanya, dengan pilihan itu di harapkan mad’unya untuk mengerti, dan itu semua di kembalikan kepada mad’unya yang menjalaninya dengan pilihan tersebut, dan tak ketinggalan pula untuk mencintai Allah dan Rasul-Nya. Karena dengan kita menyadari bahwa Allah pembuka segala pintu keridhaan untuk mencapai surga-Nya dan Rasul sebagai pembuka syafaat hendak di yaumil qiyamah untuk kita semua. Berdakwah dengan memberikan nasihat-nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih sayang, sehingga nasihat dan ajaran Islam yang di sampaikan itu menyentuh hati. Dalam Al- Qur’an yaitu penyampaian dakwah harus dengan Mauizhah Hasanah : adalah dengan memberikan contoh ya ng baik. Dalam diri seorang da’i harus memiliki dan wajib mempunyai karakter ini agar seorang pendakwah tidak dikatakan orang yang munafik, artinya ketika berdakwah yang mengajak dan memerintahkan dalam hal kebaikan, tetapi untuk merealisasikan dalam kehidupannya pendakwah tidak di terapkan, dan inilah yang banyak di khawatirkan oleh para pendakwah atau da’i. 3. Metode Mujadalah perdebatan Dalam Al- Qur’an Mujadalah adalah berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-baiknya dengan memberikan argumentasi dan bukti yang kuat dan tidak memberikan tekanan-tekanan kepada mad’unya sehingga tidak melahirkan permusuhan nantinya. 9 Dengan kata lain Mujadalah merupakan tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentas dan bukti yang kuat. Pendekatan diskusi dan tanya jawab pada zaman sekarang sering di lakukan lewat berbagai diskusi keagamaan. Da’i berperan sebagai nara sumber jama’ah berperan sebagai audience. 10 Tujuan dari diskusi dan tanya jawab ini adalah untuk membahas dan menemukan pemecahan semua masalah atau problematika yang ada kaitannya dengan dakwah sehingga apa yang menjadi permasalahan dapat ditemukan jalan keluarnya dan penyelesaiannya. Metode beliau juga lebih mengarah kepada ilmiah, objektif dan selalu menjelaskan kepada para jama’ah dengan logika. 11 Di katakan lebih ilmiah yakni di lihat dari beberapa segi ilmu baik ilmu pengetahuan umum maupun ilmu pengetahuan agama yang tentunya sesuai dengan penjelasan dan tafsir yang ada di dalam Al- Qur’an dan Hadits agar referensi yang di berikan benar-benar jelas. Kemudian objektif di dalam penyampaian dan tidak mengada-ada, dan 9 Wawancara Pribadi Dengan KH. A. Hayatin Kauni S.Ag. , Majlis Ta’lim Halqoh El Istighotsah Cikarang Utara Bekasi, 5 februari 2013 10 M.Munir S.Ag, MA, Metode Dakwah. Jakarta: Kencana 2006, Cet ke 2, hal. 54 11 Wawancara Pribadi Dengan KH. A.. Hayatin Kauni S.Ag., Majelis Ta’lim Halqoh El Istighotsah Cikarang Utara Bekasi, 5 februari 2013 memang terdapat sumbernya, artinya sesuai dengan apa yang ada di dalam Al- Qur’an dan Hadits dan beliaupun selalu menjelaskan dengan logika yang tentunya sesuai dengan p enalaran mad’u atau jama’ah, dan beliau pun mempunyai gaya bahasa yang khas gaya bahasa ini biasanya muncul ketika beliau sedang berceramah dan ketika sedang menjelaskan satu masalah. Gaya bahasa beliau sejuk dan tutur katanya pun lembut dan di sisipkan humor, dan inilah yang membuat para jama’ah senang diberikan ilmu agama oleh beliau serta hal inilah yang membuat beliau menjadi sukses ketika berdakwah. 12 Secara umum, dakwah yang dilakukan oleh KH. A. Hayatin Kauni S.Ag. berdasarkan ajaran Islam. Berdakwah bukanlah menyeru dengan secara asal- asalan tanpa ada landasan atau pedoman yang jelas. Beliau seba gai da’i mengemban tugas besar untuk berdakwah pada masyarakat, dan karena itu ia harus menguasai materi dari sumber yang benar dan terpercaya, yaitu dari al- Qur’an dan hadits. Al- Qur’an menjadi sumber pokok dakwah karena berisi tentang pedoman hidup umat Islam. Sedangkan hadits menjadi sumber pokok kedua yang berfungsi sebagai penjelas dan pengokoh terhadap isi kandungan Islam.

C. Materi Dakwah Yang Di sampaikan KH. A. Hayatin Kauni S.Ag.

Materi yang di gunakan oleh KH. A. Hayatin Kauni S.Ag. dalam aktivitas dakwahnya adalah yang bersumber dari Al- Qur’an, Ass-sunnah, Ijma, Qiyas Ulama, semua sumber ini di gunakan oleh beliau sebagai pedoman dalam menyampaikan berbagai macam materi agama Islam yang meliputi berbagai 12 Wawancara Pribadi Dengan KH. A. Hayatin Kauni S. Ag., Majelis Ta’lim Halqoh El Istighotsah Cikarang Utara, 5 Februari 2013 macam bidang, seperti Tauhid, Fiqih, Akhlak, Sejarah dan Ilmu pengetahuan lainnya yang dapat mendukung tercapainya tujuan dakwah. Tujuan aktivitas dakwah KH. A. Hayatin Kauni S.Ag. adalah untuk mengenal Islam secara komprehensif dan selalu Istiqomah di jalan Allah, 13 dengan materi dakwah yang disampaikan harus mulai dari tauhid, syari’at dan akhlak. Karena dengan mengenal Allah sejak awal pengenalan agama, maka mad’u dapat mengenal siapa Allah tuhan yang dia sembah itu. Materi yang di sampaikan tidak lain adalah al-Islam yang bersumber dari al- Qur’an dan as- Sunnah sebagai sumber utama yang kemudian mencakup seluruh Kultur Islam yang murni. Tujuan utama beliau dalam aktivitas dakwahnya adalah semata- mata memperoleh ridho Allah dan memperbaiki umat, sehingga umatnya dapat menyembah dan taat kepada Allah Swt. Materi yang di sampaikan itu adalah berupa Ilmu, di mana ilmu-ilmu itulah yang di perkirakan atau di butuhkan oleh masyarakat atau jamaah seperti Akidah, Syari’at dan Akhlak dengan berbagai macam cabang Ilmu yang di peroleh yaitu: 1. Ilmu Al-Qur’an yakni, kemapuan membaca al-Qur’an dengan baik. Oleh karenanya dalam ceramah beliau selalu membacakan ayat-ayat al- Qur’an ataupun Hadits dengan fasih. 2. Ilmu agama yakni, dengan cara memberikan pengajaran tentang ilmu fiqih, tauhid atau akhlak. 13 Wawancara Pribadi Dengan KH. A. Hayatin Kauni S. Ag., Majel is Ta’lim Halqoh El Istighotsah Cikarang Utara, 5 Februari 2013 3. Pengetahuan Umum, yaitu dengan cara memberikan wawasan terhadap masyarakat tentang hal-hal yang sedang terjadi. Dalam penyampaian materi yang akan disampaikan kepada masyarakat itu dapat di tempuh dengan cara hikmah, dalam arti beliau mempersiapkan dalil- dalil yang akan disampaikan begitu juga pemilihan bahasa yang nanti akan beliau uraikan, dengan itu beliau dapat menyesuaikan apa yang akan disampaikannya dan kepada siapa beliau menyampaikan materi dakwahnya, seperti ketika beliau berdakwah terhadap orang-orang yang pendidikannya menengah itu harus dibedakan dengan beliau berdakwah terhadap orang-orang yang pendidikannya kelas atas ataupun tinggi. Materi yang disampaikan oleh KH. A. Hayatin Kauni S.Ag. mencakup tiga ruang lingkup dakwah aqidah, syari’ah, akhlak secara menyeluruh. Secara spesifik ruang lingkup materi dakwah KH. A. Hayatin Kauni S.Ag. dapat di paparkan sebagai berikut: a. Materi Aqidah Langkah dakwah KH. A. Hayatin Kauni S.Ag. dengan memilih proses pemelukan Islam secara kaffah sebagai materi dakwah aqidah sangat relevan dengan keadaan dan kebutuhan manusia yang beragama Islam. Allah pun menegaskan sekaligus memerintahkan manusia untuk masuk kedalam Islam secara menyeluruh dan tidak hanya setengah-tengah. Keharusan KH. A. Hayatin Kauni S.Ag. menerangkan tentang materi yang berkaitan dengan akidah yakni tidak lain agar mad’u tidak menyimpang dari ajarab agama Islam. Sebab