2. Prinsip Persamaan Derajat
Pendidikan mulikultural beradasarkan pedagogic baru, yaitu pedagogik yang berdasarkan kesetaraan manusia equity paedagogy.
Pedagogik kesetaraan bukan hanya mengakui akan HAM, tetapi juga hak kelompok manusia, kelompok suku bangsa, kelompok bangsa untuk hidup
beradasarkan kebudayaan sendiri. Dengan demikian diakui adanya prinsip kesetaraan individu, antar bangsa, antar budaya, antara agama dan
sebagainya. Pedagogik kesetaraan tidak mengakui akan perbedaan- perbedaan artifisial yang telah dibuat oleh manusia di dalam sejarah
kehidupannya. Pedagogik kesetaraan berpangkal kepada pandangan mengenai kesetaraan martabat.
Secara kebahasaan equality berasal dari kata equal yang berarti sama. Terma equality juga dapat difahami sebagai persamaan. Adapun
yang dimaksud equality dalam pendidikan adalah kesejajaran atau perlakuan merata yang diterima setiap peserta didik dalam memperoleh
pendidikan, tanpa memandang status ekonomi dan strata sosial.
3. Prinsip Pelestari Kebudayaan
Antara manusia, masyarakat dan lingkungan ada dialektika berkesinambungan, di mana yang satu mempengaruhi yang lainnya. Maka
dalam konteks ini, pendidikan memfungsikan dirinya sebagai wacana interaktif antara manusia dan masyrakat serta lingkungannya.
44
Wacana tentang manusia semacam itulah acuan pengembangan pendidikan
berprespektif multikultural. Manusia dan kebudayaan tidak terpisahkan, maka pendidikan harus selalu berpegang pada dasar-dasar :
1 Masyarakat tidak ada dengan sendirinya. Masyarakat adalah eksistensi yang hidup, dinamis, dan selalu berkembang.
2 Masyarakat bergantung pada upaya setiap individu untuk memenuhi kebutuhan melalui hubungan dengan individu lain yang berupaya
memenuhi kebutuhan. 3 Individu-individu, di dalam berinteraksi dan berupaya bersama guna
memenuhi kebutuhan, melakukan penataan terhadap upaya tersebut dengan jalan apa yang disebut tantangan sosial.
44
Armai Arief, Reformulasi…., hal. 92.
4 Setiap masyarakat bertanggung jawab atas pembentukan pola tingkah laku antara individu dan komunitas yang membentuk masyarakat.
5 Pertumbuhan individu di dalam komunitas, keterikatan dengannya, dan perkembangannya di dalam bingkai yang memnuntunya untuk
bertanggung jawab terhadap tingkah lakunya.
45
4. Prinsip Pluralisme