dialami.
19
Bila sebuah novel hanya menjadi bahan bacaan yang menghibur dan memuasakan kesamaan realita yang terjadi, tanpa membangkitkan
imajinasi, bisa diaktakan novel tersebut adalah novel populer. Pembatasan novel serius dan novel populer masih memiliki kekaburan
dan pembantasan yang tipis, salah satu penyebabnya adalah steriotip pembaca terhadap pengarang. Bila ada pengarang yang dikenal melahirkan karya yang
selalu serius, maka pembaca akan langsung menilai karya yang dilahirkan akan serius, padahal belum tentu semua karya yang dibuat memiliki karakter
novel serius, begitu pula sebaliknya dengan novel populer. Bila pembaca atau masyarakat mengenal suatu penerbit sering mencetak novel-novel populer,
walau novel itu memiliki karakter novel serius, pembaca akan tetap mengkatagorikan sebagai novel populer.
F. Unsur Pembangun Karya Sastra
Karya sastra merupakan sebuah hasil karya pengarang yang diwakili dalam bentuk kata-kata dan rangkaian cerita yang saling membangun. Unsur
pembangun karya sastra, khususnya novel terdiri dari unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
1. Intrinsik
Unsur intrinsik
intrinsic adalah
unsur-unsur yang
membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan suatu teks hadir sebagai teks sastra, unsur-unsur yang
secara faktual akan dijumpai orang membaca karya sastra. Unsur yang terkandung dalam instrinsik menjadi bahan kajian kritik sastra seperti
tema, alur, tokoh, latar, sudut pandang, dan gaya bahasa.
a. Tema
Tema merupakan aspek yang sejajar dengan „makna’ dalam
pengalaman manusia; sesuatu yang menjadikan suatu pengalaman
19
Robert Stanton, Teori Fiksi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007 h. 6
begitu diingat.
20
Ada banyak kisah berhubungan dengan pengalaman yang dirasakan manusia, mulai dari cinta hingga
penderitaan. Aminuddin berpendapat tema adalah ide yang mendasari suatu cerita. Tema berperan sebagai pangkal tolak
pengarang saat memaparkan karya rekaan yang diciptakannya. Tema merupakan kaitan hubungan antara makna dengan tujuan
pemaparan prosa rekaan oleh pengarangnya.
21
Hartoko Rahmanto mengemukakan bahwa tema merupakan gagasan dasar
umum yang menopang sebuah karya sastra dan terkandung di dalam teks sebagai struktur sistematis dan menyangkut persamaan
juga perbedaan.
22
Di pihak lain, Nurgiyantoro menyimpulkan tema sebagai gagasan makna dasar umum yang menompang sebuah
karya sastra sebagai struktur sematis dan bersifat abstrak secara berulang-ulang dimunculkan lewat motif-motif dan biasanya
dilakukan secara implisit.
23
Dari beberapa pendapat ahli, diketahui bahwa tema merupakan makna pokok pembicaraan sebuah cerita,
kemunculannya akan lebih sering terlihat karena masalah-masalah yang ada pada cerita akan menuju kepada makna tersebut.
b. Alur
Stanton menjelaskan bahwa alur atau plot istilah yang digunakan Nurgiyantoro merupakan cerita yang berisi urutan
kejadian, namun kejadian dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa
yang lain.
24
Pendapat Stanton sebelumnya sudah dikemukakan oleh Forster yang mengartikan alur sebagai peristiwa-peristiwa
20
Robert Stanton, Op.cit., h. 36
21
Wahyudi Siswanto, Op.cit, h. 161
22
Burhan Nurgiyantoro, Op.cit, h.115
23
Ibid.
24
Ibid., h. 167