Jenis-jenis Novel KAJIAN TEORI
begitu diingat.
20
Ada banyak kisah berhubungan dengan pengalaman yang dirasakan manusia, mulai dari cinta hingga
penderitaan. Aminuddin berpendapat tema adalah ide yang mendasari suatu cerita. Tema berperan sebagai pangkal tolak
pengarang saat memaparkan karya rekaan yang diciptakannya. Tema merupakan kaitan hubungan antara makna dengan tujuan
pemaparan prosa rekaan oleh pengarangnya.
21
Hartoko Rahmanto mengemukakan bahwa tema merupakan gagasan dasar
umum yang menopang sebuah karya sastra dan terkandung di dalam teks sebagai struktur sistematis dan menyangkut persamaan
juga perbedaan.
22
Di pihak lain, Nurgiyantoro menyimpulkan tema sebagai gagasan makna dasar umum yang menompang sebuah
karya sastra sebagai struktur sematis dan bersifat abstrak secara berulang-ulang dimunculkan lewat motif-motif dan biasanya
dilakukan secara implisit.
23
Dari beberapa pendapat ahli, diketahui bahwa tema merupakan makna pokok pembicaraan sebuah cerita,
kemunculannya akan lebih sering terlihat karena masalah-masalah yang ada pada cerita akan menuju kepada makna tersebut.
b. Alur
Stanton menjelaskan bahwa alur atau plot istilah yang digunakan Nurgiyantoro merupakan cerita yang berisi urutan
kejadian, namun kejadian dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa
yang lain.
24
Pendapat Stanton sebelumnya sudah dikemukakan oleh Forster yang mengartikan alur sebagai peristiwa-peristiwa
20
Robert Stanton, Op.cit., h. 36
21
Wahyudi Siswanto, Op.cit, h. 161
22
Burhan Nurgiyantoro, Op.cit, h.115
23
Ibid.
24
Ibid., h. 167
cerita yang mempunyai pendekatan pada adanya hubungan kausalitas. Penggambaran peristiwa berdasarkan pada urutan cerita
saja tidak dapat menggambarkan pengertian alur. Alur haruslah menjadi sebuah jalinan cerita yang memiliki keterkaitan cerita satu
dengan yang lain. Peristiwa terjadi pasti ada penyebabnya, atau peristiwa itu terjadi karena penyebab peristiwa lain. Hal seperti itu
merupakan jalinan cerita saling berkaitan, maka akan terjadilah jalinan cerita tidak hanya berdasarkan urutan cerita, tapi lebih
kepada kaitan antar cerita yang memiliki ikatan satu sama lain. Abrams mengungkapkan, bahwa alur haruslah berupa
rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang dihadirkan oleh para pelaku
dalam suatu cerita.
25
Sedangkan Sudjiman mengartikan alur sebagai jalinan peristiwa di dalam karya sastra untuk mencapai
efek tertentu. Siswanto mengartikan alur adalah rangkaian peristiwa rekaan dan dijalani dengan saksama, menggerakan jalan
cerita melalui rumitan ke arak klimaks dan selesaian. Menurut pendapat Abrams dan Siswanto menggambarkan alur dengan
tahapan-tahapan tertentu
sehingga cerita
dapat bergerak
menghadirkan peristiwa. Bila dilihat kembali dari pendapat beberapa ahli seputar alur atau plot, cerita fiksi pada umumnya
harus memiliki jalinan peristiwa yang memiliki keterkaitan sehingga akan menimbulkan tahapan-tahapan pembangun cerita
yang akan mengesankan pembaca. Tahapan alur menurut Aminuddin diawali dengan pengenalan,
konflik, komplikasi, klimaks, peleraian, dan penyelesaian. Pengenalan adalah tahapan peristiwa suatu cerita rekaan atau
25
Wahyudi Siswanto, Op.cit., h. 161
drama yang memperkenalkan tokoh-tokoh atau latar cerita. Konflik atau tikaian adalah ketegangan atau pertentangan antara
dua kepentingan atau kekuatan di dalam cerita rekaan atau drama. Komplikasi atau rumitan adalah bagian tengah alur cerita rekaan
atau drama yang mengembangkan tikaian. Klimaks merupakan bagian alur cerita rekaan atau drama yang melukiskan puncak
ketegangan, terutama dipandang dari segi tanggapan emosional pembaca. Krisis atau titik balik berupa bagian alur yang
mengawali penyelesaian. Leraian adalah bagian struktur alur sesudah tercapainya klimaks. Selesaian merupakan tahap akhir
suatu cerita rekaan atau drama.
26
Sedangkan Nurgiyantoro membedakan alur berdasarkan kriteria urutan waktu, yaitu alur
lurus progresif, alur sorot-balik flash back, dan alur campuran. Alur lurus menekankan kepada urutan kronologis yang tertata dari
awal hingga akhir cerita. Alur sorot-balik lebih kepada pengambilan tengah cerita sebagai pembuka cerita, kemudian
barulah cerita dilanjutkan secara berurutan. Alur campuran merupakan penggambungan antara alur lurus dan alur sorot-balik.
c. Tokoh
Aminudin mengungkapkan bahwa tokoh merupakan pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita rekaan sehingga peristiwa
itu menjalin suatu cerita, sedangkan cara sastrawan menampilkan tokoh disebut penokohan. Tokoh menurut Sudjiman merupakan
individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita. Di samping tokoh utama
protagonis, ada jenis-jenis tokoh lain, yang terpenting adalah tokoh lawan antagonis, yakni tokoh yang diciptakan untuk
26
Ibid., h. 159-160