Buku yang menceritakan perjuangan hidup para eksil di Prancis dalam menjalani kesehariansetelah penahanan mereka di Paris.
42
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN NOVEL
PULANG KARYA LEILA S. CHUDORI
A. Deskripsi Data
1. Tema
Tema merupakan ide yang mendasari sebuah cerita berjalan merangkai peristiwa. Rangkaian peristiwa yang terjadi dalam Pulang didasari pada
keberadaan segala keputusan Dimas Suryo yang tidak ingin memiliki ikatan dengan apapun atau siapa pun. Baik dari segi ideologi, percintaan,
hingga keputusan-keputusan yang diambil dalam hidupnya. Kebimbangan Dimas dalam keputusannya yang tidak ingin terikat, menyeretnya dalam
pusaran peristiwa sejarah. “ … Lebih mudah untuk tidak memilih, seolah tak ada
konsekuensi. Tetapi seperti katamu, memilih adalah jalan hidup yang berani.”
1
Keinginan bebas tanpa ikatan menimbulkan drama di kehidupannya, kehidupan keluarganya, dan sekelilingnya. Masalah-masalah yang timbul
setelah memilih untuk tidak menentukan pilihan merupakan persoalan yang memicu permasalahan ia ditinggal menikah oleh Surti, kekasihnya,
menjadi eksil di Paris, kemudian menikah dengan Vivienne dan akhirnya
bercerai. 2.
Tokoh
Novel Pulang memiliki kehadiran yang cukup banyak, terlebih dari sudut korban dari peristiwa tahun 1965. Satu sudut inilah yang membuat
Pulang hampir memiliki keseragaman pemikiran pada tiap tokohnya. Namun, tiap tokoh memiliki karakter yang kuat dan dibekali proporsi
cerita sesuai, sehingga tokoh yang akan ditampilkan pada penelitian ini
1
Leila S. Chudori, Pulang, Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2012 h. 448
hanya tokoh yang memiliki pengaruh cukup besar dan mendapatkan
sorotan lebih.
a. Dimas Suryo
Pulang dapat dikatakan cerita yang mengkisahkan perjalanan hidup Dimas Suryo. Di awal cerita, ia diceritakan terdampar di Paris pada tahun
1968 dengan sudut pandang dirinya sendiri dalam membandingkan demonstrasi yang terjadi di Paris dengan demonstrasi yang berkecamuk di
Indonesia. Aku iri. Aku cemburu. Pertarungan di Paris saat ini sungguh
jelas keing inannya. … Di Indonesia, kami akrab dengan
kekisruhan dan kekacauan tetapi tak tahu siapa kawan dan siapa lawan.
2
Penggambaran dialog tersebut mengawali cerita tentang latar belakang terdamparnya Dimas Suryo di Paris, dan bertemu Vivienne Devereaux
mahasiswa Sorbonne yang ikut revolusi Prancis Mei 1968. Kedekatannya dengan Vivienne membuat cerita-cerita masa lalu Dimas terungkap,
sehingga membuat pembaca penasaran apa yang terjadi sesungguhnya pada kehidupan Dimas sebelumnya, kehidupannya di Indonesia dan
kerinduannya terhadap
Indonesia. Ia
menguak cerita
dibalik kedatangannya ke Prancis, hubungannya dengan keluarga Hananto
Prawiro dan kedekatannya dengan Surti Anandari sebelum menikah dengan Hananto. Cerita itu mengalir melalui ingatan yang dipancing oleh
sesuatu yang mengikangatkan pada masa lalu. Ingatan di masa lalu menjelaskan bahwa Dimas adalah seorang yang masih terikat dengan
segala masa lalunya, entah dengan simbol benda ataupun perwakilan tokoh wayang yang ia kagumi.
Di ruang tengah apartemen kami, ada Indonesia yang ditanamkan Dimas Suryo, dua sosok wayang kulit yang
2
Ibid., h. 10
digantung di dinding: Ekalaya dan Bima. … Isi stoples pertama adalah berliter-liter cengkih. Isi stoples kedua adalah
bubuk kunyit kuning.
3
Dimas merupakan pribadi yang tidak dapat menentukan pilihan, ia ingin bersikap netral pada segala hal. Ia ingin mengetahui segala
pemikiran tanpa berpihak pada satu pemikiran, namun sikap itu yang menjebak Dimas dalam kondisi yang menyulitkannya karena ikut terkena
arus pembersihan orang- orang yang bersentuhan dengan pihak “kiri”.
“Kau menolak masuk ormas. Apalagi masuk partai. Kau menolak memihak. Kau mengkritik Lekra tapi kau juga
mengkritik para penandatangan Manifes Kebudayaan.” “Ya, lalu?” Aku menatap Hananto, menantikan dia
melanjutkan gerutunya. “Apa maumu, Dimas? Lihat kehidupan pribadimu. Kau juga
tak punya keinginan jelas. Apa karena hatimu masih tertambat pada masa lalu, atau kau te
rlalu menyukai masa bujangmu?”
4
Secara fisik, Dimas memiliki perawakan pria ideal. Memiliki kulit tubuh yang kecoklatan, rambutnya ikal tebal dan dagunya lacip dan
mancung. Dimas adalah seorang wartawan di kantor Berita Nusantara sebelum tertahan karena peristiwa 30 September. Ia memiliki ketertarikan
kepada dunia kuliner dan memiliki keahlian memasak di atas rata-rata eksil yang terdampar di Prancis, oleh karena itu didaulat sebagai juru
masak di Restoran Tanah Air. Menjadi wartawan, bagiku adalah jalan yang tak bisa ditolak.
Wartawan adalah profesi yang memperlakukan kekuatan kata sama seperti koki menggunakan bumbu masakan.
5
Dimas menjadikan dunia jurnalis dan memasak adalah hidupnya. Bahkan ketika di Prancis ia tetap aktif menulis dan berkontribusi dalm suratkabar
3
Ibid., h. 214
4
Ibid., h. 42
5
Ibid., h. 65
yang disebarkan di eropa untuk orang-orang yang tertarik perihal Indonesia.
b. Nugroho Dewantoro
Seorang pria kelahiran Yogyakarta yang memiliki kumis seperti artis Clark Gable dan bersuara sumbang. Ia pernah mempelajari tentang
sinologi
6
, namun tidak lulus dan memilih bekerja di kantor Berita Nusantara.
Di antar kami berlima hanya Mas Nug yang gemar menyanyi dan bersiul, tapi justru suara dia yang paling sember dan tak
beraturan.
7
Mas Nug sempat belajar sinologi seusai menyelesaikan sekolah menengah tinggi. Tapi pendidikan ini tak
diselesaikannya.
8
Ia memiliki keahlian memasak seperti Dimas, namun ia lebih mementingkan efektivitas dan rasa puas. Sehingga ia dapat menggantikan
bumbu sate atau gado-gado dengan selai kacang, berbeda dengan Dimas yang menyembah ritual dalam memasak.
Ada perbedaan antara masakan Om Nug dan Ayah. Om Nug adalah seorang koki modern yang baru mempelajari
kehebatan bumbu Indonesia setelah semua memutuskan untuk mendirikan koperasi restoran Indonesia. Dia mementingkan
efektivitas dan rasa puas.
9
Perihal masalah efektivitas dan rasa pusa, Nugroho menerapkannya pula dalam kehidupan percintaan. Setelah tertahan di Peking, ia
memutuskan singgah ke Swiss dan memiliki hubungan dengan seorang wanita bersuami hanya karena nama wanita tersebut memiliki kesamaan
simbol dengan istrinya di Indonesia.
6
Ilmu pengetahuan yang mempelajari seputar bahasa dan kebudayaan Tiongkok.
7
Leila S. Chudori, Op.cit., h. 92
8
Ibid., h. 60
9
Ibid., h. 139