3.5.3. Status gizi anak balita
Status gizi anak balita adalah keadaan fisik anak kedua dari respondent yang ditentukan dengan melakukan pengukuran antropometri BBU diinterprestasikan
standar WHO-NCHS dengan menggunakan indikator BBU dan merupakan suatu keadaan gizi pada saat ini dan bukan merupakan status gizi masa lalu.
3.6. Metode Pengukuran
Metode pengukuran sampel faktor sosial ekonomi pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jumlah anggota keluarga dan budaya masyarakat pengetahuan, pola
makan, makanan pantangan, distribusi makanan dalam keluarga terhadap status gizi anak balita sebagai berikut :
3.6.1. Tingkat pendidikan Pengukuran tingkat pendidikan diukur dengan mengkategorikan jenjang
pendidikan formal responden kedalam 3 tingkat jenjang pendidikan, yaitu dasar, menengah, dan tinggi dengan menggunakan skala ordinal.
1. Dasar, jika tamat SDSLTP
2. Menengah, jika tamat SLTA
3. Tinggi, jika tamat AkademiPT
Tabel. 3.4. Aspek Pengukuran Tingkat Pendidikan Responden Jenis
Variabel Nama
Variabel Cara Ukur
Skala Ukur Hasil Ukur
Variabel independen
Tingkat pendidikan
Kuesioner Ordinal 1.Dasar 2.Menengah
3.Tinggi 36
Yusrizal: Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Terhadap Status Gizi Anak Balita di Wilayah Pesisir Kabupaten Bireuen. USU e-Repository © 2008.
37
3.6.2. Jenis pekerjaan Mengetahui pekerjaan responden dilakukan dengan memberi pertanyaan
berbentuk wawancara. Pertanyaan diajukan 1 butir yang didasarkan pada skala nominal. Hasil wawancara tentang pekerjaan akan dibagi atas 5 kategori yaitu :
1 Swasta,
2 Nelayan, 3 PNS,
4 Buruh 5 Petani
Tabel. 3.5. Aspek Pengukuran Pekerjaan Jenis
Variabel Nama
Variabel Cara Ukur
Skala Ukur Hasil Ukur
Variabel independen
Pekerjaan Kuesioner Nominal 1 Swasta
2 Nelayan
3 PNS
4 Buruh
5 Petani
3.6.3. Pendapatan Pengukuran tingkat penghasilan responden diukur berdasarkan upah minimum
KabupatenProvinsi NAD. Pengkategorian penghasilan dari responden adalah Peraturan Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam No.67 Tahun 2007:
1. Rendah, jika pendapatan Rp.1.000.000bulan
2. Sedang, jika pendapatan antara Rp.1.000.000-1.500.000bulan
3. Tinggi, jika pendapatan lebih besar dari Rp.1.500.000.
Yusrizal: Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Terhadap Status Gizi Anak Balita di Wilayah Pesisir Kabupaten Bireuen. USU e-Repository © 2008.
38
Tabel. 3.6. Aspek Pengukuran Pendapatan Jenis
Variabel Nama
Variabel Cara Ukur
Skala Hasil Ukur
Variabel independen
Pendapatan Kuesioner Interval 1.Rendah 1 jt
2.Sedang 1 -1,5 jt 3.Tinggi 1,5 jt
3.6.4. Jumlah anggota keluarga Jumlah anggota keluarga yang merupakan tanggungan kepala keluarga yang
diukur dengan skala interval dengan hasil ukur sedikit, sedang, banyak.
Tabel. 3.7. Aspek Pengukuran Jumlah Anggota Keluarga Jenis
Variabel Nama
Variabel Cara Ukur
Skala Ukur Hasil Ukur
Variabel independen
Jumlah Anggota
Keluarga Kuesioner
Interval Kecil 1-2
Sedang 3-4 Besar 5
3.6.5. Pengetahuan Pengukuran pengetahuan menggunakan pertanyaan yang terdiri dari 3
kategori hasil ukur yaitu baik, sedang dan rendah, diberikan nilai skor 1, 2 atau 3 yang terdiri dari 10 pertanyaan sehingga skor tertinggi responden 30. Pengetahuan
diukur dengan skala interval, dikatagorikan Pratomo, 1990: 1.
Pengetahuan baik, apabila responden mengetahui tentang gizi 75 terpenuhi 2.
Pengetahuan sedang, apabila responden mengetahui tentang gizi 40 - 75 terpenuhi
Yusrizal: Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Terhadap Status Gizi Anak Balita di Wilayah Pesisir Kabupaten Bireuen. USU e-Repository © 2008.
39
3. Pengetahuan kurang, apabila responden mengetahui tentang gizi kurang dari 40
terpenuhi
Tabel. 3.8. Aspek Pengukuran Pengetahuan Ibu Anak Balita Jenis
Variabel Nama
Variabel Cara Ukur
Skala Hasil Ukur
Variabel independen
Pengetahuan responden
Kuesioner Interval 1.Baik
75 2.Sedang40- 75
3.Kurang 40
3.6.6. Pola makan Pengukuran pola makanan berdasarkan jenis makanan dan frekuensi makan
sehari-hari menggunakan pertanyaan yang terdiri dari 3 kategori hasil ukur yaitu baik, kurang dan tidak baik, diberikan nilai skor 1,2 dan 3 yang terdiri dari 1 pertanyaan
sehingga skor tertinggi responden 3. Pola makan diukur dengan skala ordinal, dikatagorikan:
a. Pola makan baik , apabila responden mengkonsumsi 4 macam jenis makanan
dengan frekuensi makan 3 kali atau lebih sehari. b.
Pola makan kurang, apabila responden mengkonsumsi 4 macam jenis makanan dengan frekuensi makan 2 kali sehari.
c. Pola makan tidak baik, apabila responden mengkonsumsi 4 macam jenis
makanan dengan frekuensi makan 1 kali sehari.
Yusrizal: Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Terhadap Status Gizi Anak Balita di Wilayah Pesisir Kabupaten Bireuen. USU e-Repository © 2008.
40
Tabel. 3.9. Aspek Pengukuran Pola Makan Anak Balita Jenis
Variabel Nama
Variabel Cara Ukur
Skala Hasil Ukur
Variabel independen
Jenis dan frekuensi
makan
Kuesioner Ordinal
1.Baik 2.Kurang
3.Tidak Baik
3.6.7. Makanan pantangan Makanan larangan atau yang ditabukan untuk dikonsumsi yaitu jenis makanan
tertentu baik berdasarkan agama, adat istiadat atau kepercayaan dengan kategori baik atau tidak baik.
Tabel. 3.10. Aspek Pengukuran Makanan Pantangan Jenis
Variabel Nama Variabel
Cara Ukur Skala
Hasil Ukur
Variabel independen
Makanan pantangan
Kuesioner Nominal
Ada Tidak Ada
3.6.8. Distribusi makanan dalam keluarga Distribusi makanan dalam keluarga adalah Adanya perioritas pembagian
makanan dalam keseharian dalam keluarga untuk setiap anggota keluarga.
Tabel. 3.11. Aspek Pengukuran Distribusi Makanan Dalam Keluarga Jenis
Variabel Nama Variabel
Cara Ukur Skala
Hasil Ukur
Variabel independen
Distribusi makanan
Kuesioner Nominal Ada Tidak ada
Yusrizal: Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Terhadap Status Gizi Anak Balita di Wilayah Pesisir Kabupaten Bireuen. USU e-Repository © 2008.
41
3.6.9. Status gizi anak balita
Pengukuran status gizi dilakukan di Posyandu. Data status gizi anak balita merupakan data penimbangan anak kedua responden di posyandu dari 8 Kecamatan
di Wilayah Pesisir Kabupaten Bireuen. Aspek pengukuran indeks BBU dikategorikan Dep.kes RI, 2006:
a. Gizi lebih : bila Z_score terletak +2 SD b. Gizi baik
: bila Z_score terletak dari -2 SD sd +2 SD c. Gizi kurang : bila Z_score terletak dari -2 SD sampai -3 SD
d. Gizi buruk : bila Z_score terletak -3 SD
Gambar 2 . Sebaran Normal Nilai Z score Indikator Antropometri
3.7. Metode Analisis Data