24
tentang makanan sehat dan bergizi seimbang serta pola hidup bersih dan sehat. f. Menggalang kerjasama lintas sektor dan kemitraan dengan swasta atau dunia usaha
dan masyarakat untuk mobilisasi sumber daya dalam rangka meningkatkan daya beli keluarga untuk penyediaan makanan sehat dan bergizi seimbang. g. Mengaktifkan
kembali Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi SKPG melalui revitalisasi SKPG dan Sistem Kewaspadaan Dini Gizi Buruk, yang dievaluasi dengan kajian data
SKDN, yaitu Semua balita mendapat Kartu menuju sehat, Ditimbang setiap bulan, dan berat badan Naik, data penyakit dan pendukung lainnya Adisasmito,
2007. Angka kecukupan rata-rata berbagai zat gizi yang dianjurkan terutama
disesuaikan dengan susunan hidangan yang sederhana, terutama di pedesaan. Penyesuaian ini terutama untuk kecukupan zat gizi yang terkait mutu menu, misalnya
protein yang dianjurkan dihitung dengan nilai SAA skor asam amino makanan anak balita sebesar 70. Angka kebutuhan energi anak balita menurut perhitungan berat
badan 15 kilogram adalah 26,7 Kkal perhari untuk satu orang Muhilal, 1993.
2.6. Penilaian Status Gizi Anak Balita
Menurut Supariasa 2002, antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal
dari tubuh manusia, antara lain umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak dibawah kulit. Penilaian
status gizi anak balita dalam penelitian ini yaitu berat badan dibandingkan dengan
Yusrizal: Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Terhadap Status Gizi Anak Balita di Wilayah Pesisir Kabupaten Bireuen. USU e-Repository © 2008.
25
umur. Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan umur akan menyebabkan interprestasi status gizi menjadi salah.
Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Berat badan merupakan
ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan. Pada masa bayi- balita, berat badan dapat digunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun
status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema dan adanya tumor.
Berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan. Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral
pada tulang. Pada remaja lemak tubuh cenderung meningkat, dan protein otot menurun. Pada orang edema dan asites terjadi penambahan cairan dalam tubuh.
Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi.
Pertimbangan berat badan merupakan pilihan utama dikarenakan: 1 parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena
perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan, 2 memberikan gambaran status gizi sekarang dan kalau dilakukan secara periodik memberikan gambaran yang
baik tentang pertumbuhan, 3 merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas di Indonesiasehingga tidak merupakan hal baru yang
memerlukan penjelasan secara meluas, 4 ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh keterampilan pengukur, 5 kartu menuju sehat yang digunakan
Yusrizal: Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Terhadap Status Gizi Anak Balita di Wilayah Pesisir Kabupaten Bireuen. USU e-Repository © 2008.
26
sebagai alat yang baik untuk penididikan dan memonitor kesehatan anak menggunakan juga berat badan sebagai dasar pengisiannya, 6 karena masalah umur
merupakan faktor penting untuk menilai status gizi, berat badan terhadap tinggi badan sudah dibuktikan dimana-mana sebagai indeks yang tidak tergantung pada umur,7
alat pengukur dapat diperoleh di daerah pedesaan dengan ketelitian yang tinggi dengan menggunakan dacin yang juga sudah dikenal oleh masyarakat.
2.7. Landasan Teori