Juli Astuti : Pengaruh Karakteristik Siswa Dan Sumber Informasi Terhadap Kecenderungan Melakukan Hubungan Seksual Pranikah Pada Siswa Sma Negeri Di Banda Aceh Tahun 2008, 2009
5.2.2. Peran teman sebaya
Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebanyak 125 responden yang peran teman sebaya tinggi dimana 71 56,8 diantaranya mempunyai kecenderungan
melakukan hubungan seksual pranikah. Dari 83 responden yang peran teman sebaya rendah terdapat 5971,1 tidak mempunyai kecenderungan melakukan hubungan
seksual pranikah. Hasil uji bivariat dengan uji Chi Square diperoleh p value = 0,001, berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara
informasi dari teman sebaya dengan kecenderungan melakukan hubungan seksual pranikah.
Andayani 1996 menyatakan dukungan teman sebaya menjadi salah satu motifasi dan membentuk identitas diri seseorang remaja dalam melakukan sosialisasi,
terutama ketika ia menjalin asmara dengan pasangannya. Teman sebaya dalam pergaulan kadang kala menjadi salah satu sumber informasi yang cukup siknifikan
dalam membentuk pengetahuan kesehatan reproduksi dan seks dikalangan siswa, bahkan informasi tersebut bisa menimbulkan dampak negatif karena informasi yang
mereka peroleh hanya melalui media massa film, DVD atau televisi, maupun pengalaman diri sendiri. Secara positif peran teman sebaya bagi remaja sangat berarti
dalam menjalin informasi tentang kespro yang benar, karena remaja cenderung lebih terbuka dalam menyelesaikan masalah dengan kelompoknya Chilman,1980.
Hasil analisis statistik dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa teman sebaya berpengaruh secara signifikan terhadap kecenderungan melakukan hubungan
seksual pranikah, dimana P= 0,018. Hal ini terjadi karena pada masa remaja
Juli Astuti : Pengaruh Karakteristik Siswa Dan Sumber Informasi Terhadap Kecenderungan Melakukan Hubungan Seksual Pranikah Pada Siswa Sma Negeri Di Banda Aceh Tahun 2008, 2009
kedekatan dengan peer grup sangat tinggi, selain ikatan peer grup menggantikan ikatan keluarga, mereka juga merupakan sumber afeksi, simpati dan pengertian,
saling membagi pengalaman sebagai tempat remaja untuk mencapai otonomi dan independensi. Maka tak heran bila remaja mempunyai kecenderungan untuk
mengadopsi informasi yang diterima dari teman sebaya tanpa memiliki dasar informasi yang signifikan dari sumber yang lebih dapat dipercaya. Informasi dari
teman-teman tersebut dalam hal ini sehubungan dengan hubungan seks pranikah, tak jarang memunculkan rasa penasaran yang membentuk serangkaian dalam diri remaja.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut sekaligus membuktikan kebenaran informasi yang diterima, mereka cenderung melakukan dan menjalani perilaku seks pranikah
itu sendiri.
5.2.3. Peran media