Juli Astuti : Pengaruh Karakteristik Siswa Dan Sumber Informasi Terhadap Kecenderungan Melakukan Hubungan Seksual Pranikah Pada Siswa Sma Negeri Di Banda Aceh Tahun 2008, 2009
muncul dalam perilakunya. Mungkin seseorang memiliki sikap negatif terhadap hubungan seksual pranikah, tetapi dalam kenyataannya perilakunya tidak sesuai atau
bertentangan dengan sikap tersebut.
2.1.5. Beberapa Teori Perilaku
a. Theory of reasoned Action Teori tindakan beralasan adalah teori yang di kembangkan oleh Ajzen dan
Fishbein , teori ini menegaskan peran dari niat seseorang dalam menentukan apakah sebuah perilaku akan terjadi. Teori ini secara tidak langsung mengatakan sebuah
perilaku pada umumnya mengikuti niat dan tidak akan pernah terjadi tanpa niat. Niat seseorang juga dipengaruhi oleh sikap-sikap perilaku, seperti apakah ia merasa suatu
perilaku itu penting, teori ini juga menegaskan sifat normatif yang mungkin dimiliki orang-orang. mereka berfikir tentang apa-apa yang akan dilakukan orang lain
terutama orang-orang yang berpengaruh didalam kelompok, Graeff, dkk, 1996. Teori tindakan beralasan dapat disimpulkan bahwa sikap mempengaruhi
perilaku lewat suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan dan dampaknya pada tiga hal. Pertama, perilaku tidak banyak ditentukan oleh sikap
umum tetapi oleh sikap spesifik terhadap sesuatu. Kedua perilaku tidak hanya ditentukan oleh sikap tapi juga oleh norma-norma subjektif yaitu keyakinan kita
mengenai apa yang orang lain inginkan agar kita perbuat.. Ketiga sikap terhadap suatu perilaku bersama norma-norma subjektif membentuk suatu intensi atau niat
untuk berperilaku tertentu.
Juli Astuti : Pengaruh Karakteristik Siswa Dan Sumber Informasi Terhadap Kecenderungan Melakukan Hubungan Seksual Pranikah Pada Siswa Sma Negeri Di Banda Aceh Tahun 2008, 2009
Berikut adalah diagram Teori Tindakan beralasan :
Gambar: 2. Teori Tindakan Beralasan McKenzie,1997
b. Theory of Planned behavior Teori perilaku terencana Theory of Planned behavior dikembangkan dari
teori tindakan beralasan Theory of reasoned Action. Inti dari teori perilaku terencana adalah faktor intensi perilaku namun dominan intensi terdiri dari aspek
sikap terhadap perilaku yang bersangkutan, norma-norma subjektif dan control perilaku yang dihayati McKenzie, 1997.
Keyakinan-keyakinan dalam teori perilaku terencana berpengaruh pada sikap terhadap perilaku tertentu. Pada norma-norma subjektif dan pada control perilaku
tersebut akan membawa pada hasil yang diinginkan atau tidak diinginkan. Keyakinan mengenai perilaku apa yang bersifat normatif yang diharapkan orang lain dan
motivasi untuk bertindak sesuai dengan harapan normatif tersebut membentuk norma subjektif dalam diri individu. Kontrol perilaku dibentuk oleh pengalaman masa lalu
Niat Berperilaku
Norma subjektif
Perilaku Sikap terhadap
suatu perilaku
Juli Astuti : Pengaruh Karakteristik Siswa Dan Sumber Informasi Terhadap Kecenderungan Melakukan Hubungan Seksual Pranikah Pada Siswa Sma Negeri Di Banda Aceh Tahun 2008, 2009
dan pikiran individu tentang seberapa sulit atau mudahnya untuk melakukan perilaku yang bersangkutan .
Menurut teori perilaku terencana diantara berbagai keyakinan yang akhirnya menentukan intensi dan perilaku tertentu adalah keyakinan mengenai tersedia
tidaknya kesempatan dan sumber yang diperlukan. Keyakinan ini dapat berasal dari pengalaman perilaku yang bersangkutan di masa lalu, dapat dipengaruhi oleh
informasi tak langsung mengenai perilaku itu, misalnya dengan melihat pengalaman teman atau orang lain yang pernah melakukan dan dapat dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain yang menpengaruhi atau menambah kesan kesukaran untuk melakukan perbuatan yang bersangkuatan .
c Teori pembelajaran sosial Teori ini dikembangkan oleh Bandura , untuk memperjelas bagaimana orang
belajar dalam lingkungan yang sebenarnya. Bandura menghipotesiskan bahwa tingkah laku, lingkungan, dan kejadian internal pada seseorang merupakan hubungan
yang saling berpengaruh. Teori ini menekankan pada hubungan segi tiga antara orang, perilaku dan lingkungan. Teori ini melihat perilaku sebagai fungsi self
efficacy self confidence dan harapan dari seseorang. Seseorang merasa yakin dengan kemampuannya karena kehadiran pengalaman berkenaan dengan sebuah perilaku
atau merasa yakin berdasarkan observasi yang dilakukannya pada orang lain, sehubungan pelaksanaan perilaku tersebut dimasa lalu. Dengan asumsi bahwa
Juli Astuti : Pengaruh Karakteristik Siswa Dan Sumber Informasi Terhadap Kecenderungan Melakukan Hubungan Seksual Pranikah Pada Siswa Sma Negeri Di Banda Aceh Tahun 2008, 2009
harapan hasil positif dan negatif juga tergantung pada pengalaman pribadi atau observasi terhadap pengalaman orang lain Graeff, dkk, 1996.
Bandura melihat kepribadian manusia sebagai suatu interaksi antara lingkungan dan proses psikologi sosial. Ia mengatakan manusia bisa mengendalikan
perilaku mereka melalui proses mengenal sebagai pengaturan diri. Proses ini melibatkan tiga langkah yaitu:
1. Melalui pengamatan observasi, individu dapat belajar melalui pengamatan
terhadap orang lain dan di observasi untuk dirinya sendiri dan seolah-olah menjalaninya sendiri.
2. Hasil yang diharapkan, individu membandingkan pengamatan tersebut agar
dapat digunakan di masyarakat maupun dirinya sendiri. 3.
Penguatan, akan mempengaruhi seseorang dalam menjalani suatu perilaku, individu mendapat pujian ketika ia meniru suatu tingkah laku untuk dilakukan
atau ejekan ketika ia tidak melakukan. Belajar observasi pengalaman orang lain model dalam menjalankan sebuah
perilaku, maka kemampuan kita meniru perilaku tersebut menjadi bertambah.
2.2. Faktor yang mempengaruhi perilaku remaja terhadap hubungan seksual pranikah