Juli Astuti : Pengaruh Karakteristik Siswa Dan Sumber Informasi Terhadap Kecenderungan Melakukan Hubungan Seksual Pranikah Pada Siswa Sma Negeri Di Banda Aceh Tahun 2008, 2009
menyewakan kamar untuk menonton lengkap dengan peralatannya, boleh juga menonton dengan pacar atau pasangannya, www.bkkbn.go.id, 2007.
5.3. Pengaruh Pengetahuan terhadap Kecenderungan Melakukan Hubungan Seksual Pranikah
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dari proses penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan tersebut terjadi sebagian besar dari penglihatan
dan pendengaran. Pengetahuan tersebut bersumber dari pengalaman, guru orang tua, teman, buku-buku, media massa Notoatmodjo, 2007
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 71 responden yang berpengetahuan rendah terdapat 54 76,1 memiliki kecenderungan melakukan
hubungan seksual, sedangkan dari 137 responden yang berpengetahuan tinggi terdapat 41 29,9 mempunyai kecenderungan melakukan hubungan seksual
pranikah. Hasil uji Chi Square diperoleh p value = 0,0001, nilai beta 1,372, berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan
kecenderungan melakukan hubungan seksual pranikah.
Kecenderungan remaja melakukan hubungan seksual pranikah secara umum disebabkan oleh adanya kematangan organ seksual primer dan sekunder pada remaja
menyebabkan munculnya minat dan keingintahuan remaja tentang seksual semakin besar. Perubahan fisik dan fisiologis juga menyebabkan remaja mulai tertarik pada
lawan jenis yang merupakan timbulnya dorongan –dorongan seksual. Dorongan seksual pada remaja sangat dipengaruhi oleh berfungsinya hormon seksual
testosterone pada laki-laki serta progesterone dan estrogen pada wanita. Kondisi ini
Juli Astuti : Pengaruh Karakteristik Siswa Dan Sumber Informasi Terhadap Kecenderungan Melakukan Hubungan Seksual Pranikah Pada Siswa Sma Negeri Di Banda Aceh Tahun 2008, 2009
menyebabkan remaja semakin peka terhadap stimulus seksual sentuhan, visual maupun audio visual sehingga cenderung munculnya perilaku-perilaku seksual.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Nargis, 2004 tentang struktur dan fungsi keluarga dengan perilaku seksual remaja SMU di wilayah Ujung
Berung Bandung, yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku seksual pranikah remaja.
Penelitian Turuy 2003, mengatakan ada hubungan antara pengetahuan tentang Kesehatan reproduksi dengan sikap remaja terhadap hubungan seksual pranikah pada
siswa SMUN Kota Ternate. Azwar 2007, menyatakan struktur sikap mencakup : komponen pengetahuan
koqnitif, komponen perasaan afektif, dan komponen perilaku konatif. Pengetahuan koqnitif merupakan representasi yang dipercayai seseorang pemilik
sikap terhadap objek yang dihadapi. Kepercayaaan yang terbentuk akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai yang diharapkan dari objek tertentu dan
dipengaruhi oleh informasi yang benar mengenai objek yang dihadapi. Komponen afektif seseorang atau perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu objek dan
dipengaruhi oleh kebenaran pengetahuankepercayaan seseorang terhadap sesuatu objek dimaksud. Komponen konatif merupakan kecenderungan seseorang
berperilaku, bertindak tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang. Seseorang cenderung berperilaku tertentu dalam situasi tertentu dan stimulus akan
banyak ditentukan oleh pengetahuan, kepercayaan dan perasaan terhadap stimulus tersebut.
Juli Astuti : Pengaruh Karakteristik Siswa Dan Sumber Informasi Terhadap Kecenderungan Melakukan Hubungan Seksual Pranikah Pada Siswa Sma Negeri Di Banda Aceh Tahun 2008, 2009
Berdasarkan stuktur sikap tersebut, pengetahuan kesehatan reproduksi, seks dan perilaku seks yang mengacu pada informasi pengetahuan kesehatan reproduksi
yang benar merupakan salah satu komponen yang akan mempengaruhi, membentuk sikap positif remaja terhadap perilaku hubungan seksual pranikah atau menekan
kecenderungan remaja melakukan hubungan seksual paranikah. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Amrillah, Prasetianingrum dan
Hertinjung 2005 yaitu terdapat hubungan yang sangat signifikan antara pengetahuan seksualitas dengan perilaku seks. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi pengetahuan
seksualitas responden semakin rendah perilaku seks pranikahnya, sebaliknya semakin rendah pengetahuan seksualitas semakin tinggi perilaku seks pranikahnya.
Hubungan antara pengetahuan dengan kecenderungan hubungan seksual pranikah dalam penelitian ini mengacu pada teori TRA Theory of Reasoned Action
dari Ajzen dan Fishbein. Teori ini menyebutkan anteseden penyebab perilaku yang dilakukan atas kemauan sendiri serta didasarkan pada asumsi bahwa manusia pada
umumnya melakukan sesuatu sesuai dengan cara-cara masuk akal, manusia mempertimbangkan semua informasi yang ada dan secara eksplisit dan implisit
manusia memperhitungkan implikasi tindakan mereka Azwar,2007. Teori ini berhubungan dengan keyakinan, sikap, niat dan perilaku manusia. Niat merupakan
preditor terbaik perilaku, jika ingin mengetahui apa yang akan dilakukan seseorang cara terbaik untuk meramalkannya dengan mengetahui niat orang tersebut.
Teori tindakan beralasan tersebut menjadi dasar untuk menjelaskan remaja berpengetahuan rendah tentang kesehatan reproduksi dan seksual cenderung lebih
Juli Astuti : Pengaruh Karakteristik Siswa Dan Sumber Informasi Terhadap Kecenderungan Melakukan Hubungan Seksual Pranikah Pada Siswa Sma Negeri Di Banda Aceh Tahun 2008, 2009
tinggi melakukan hubungan seksual pranikah. Kondisi tersebut diinterpretasikan karena siswa memiliki pengetahuan yang rendah tentang kesehatan reproduksi, seks
dan perilaku seks. pengetahuan remaja yang rendah tersebut akan mempengaruhi rasionalitas
remaja untuk cenderung menggunakan cara-cara yang negatif untuk menolak melakukan hubungan seksual baik secara internal maupun eksternal, karena tidak
didukung dengan informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi khususnya mempertimbangkan akibat-akibat yang terjadi seperti resiko kehamilan yang tidak
diinginkan, tertular penyakit hubungan seksual dan segala konsekuensi lainnya. Sebaliknya remaja yang memiliki pengetahuan secara benar dan proporsional tentang
kesehatan reproduksi khususnya perilaku seks, cenderung memakai resiko perilaku seksual serta alternatif cara yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan dorongan
seksual secara sehat dan bertanggung jawab Sarwono, 2006. Hasil penelitian yang dilakukan Setiawan,A, 2007, ada hubungan yang
bermakna antara pendidikan seks dini dengan perilaku seks remaja SMA. hasil analisis dikatakan bahwa remaja yang diberikan pendidikan seks sejak dini
mempunyai peluang 0,322 untuk melakukan perilaku seks sejak dini. Hal ini sama dengan yang dikatakan oleh Zelnik Kim 1998 bahwa remaja yang telah mendapat
pendidikan seks tidak cenderung jarang melakukan hubungan seksual tetapi mereka yang belum pernah mendapat pendidikan seks cenderung lebih banyak mengalami
kehamilan yang tidak dinginkan.
Juli Astuti : Pengaruh Karakteristik Siswa Dan Sumber Informasi Terhadap Kecenderungan Melakukan Hubungan Seksual Pranikah Pada Siswa Sma Negeri Di Banda Aceh Tahun 2008, 2009
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil tabulasi silang berdasarkan karakteristik siswa yaitu jenis kelamin laki-laki
50,5 cenderung melakukan hubungan seksual pranikah, tempat tinggal 51,9 yang tinggal kos cenderung melakukan hubungan seks pranikah, teman intim
57,7 yang punya pacar cenderung melakukan hubungan seksual pranikah, berdasarkan sumber informasi : peran orang tua 52,3 yang katagori peran
rendah cenderung melakukan hubungan seks pranikah, peran teman sebaya sebesar 56,8 yang katagori peran tinggi cenderung melakukan hubungan seks
pranikah, peran media sebesar 55,3 yang katagori peran tinggi cenderung melakukan hubungan seks pranukah.
2. Berdasarkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, seks dan perilaku seks
76,1 responden yang berpengetahuan rendah cenderung melakukan hubungan seks pranikah.
3. Hasil uji regresi logistik menunjukkan variabel yang tidak berpengaruh secara
statistik terhadap kecenderungan melakukan hubungan seksual pranikah adalah : jenis kelamin P = 0,213, tempat tinggal P= 0,490 dan peran orang tua
P=0,102. Sedangkan variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap