Pabrik Kelapa Sawit dr. Halinda, MKKK

35 4. anggota atas, 5. anggota bawah, 6. banyak tempat, 7. letak lain yang tidak termasuk dalam klasifikasi tersebut.

2.3. Pabrik Kelapa Sawit

Agro industri terutama industri minyak sawit berkembang pesat di Provinsi Riau. Hal ini disebabkan berkembangnya perkebunan kelapa sawit, baik milik perusahaan negara, swasta, dan rakyat. Industri minyak sawit yang lebih dikenal dengan sebutan PKS Pabrik Kelapa Sawit merupakan suatu industri dengan kegiatan pengolahan tandan buah segar kelapa sawit menjadi CPO Crude Palm Oil. Bermacam-macam produksi pabrik kelapa sawit seperti fraksi: olein, fatty acid, fatty alkohol, dan lain-lain dapat diperoleh dari CPO. Selain itu CPO dengan kualitas rendah merupakan bahan dasar pembuatan sabun. Pabrik kelapa sawit memiliki beberapa peralatan utama dalam proses pengolahan tandan buah segar kelapa sawit menjadi minyak crude palm oil CPO, beberapa peralatan yang digunakan pada pabrik kelapa sawit: Chairul, 2004. a. Penerimaan Tandan Buah Segar Tandan buah segar TBS yang masuk ke pabrik diangkut menggunakan truk. Buah lalu ditimbang di jembatan timbang untuk mengetahui jumlah berat buah yang diterima oleh pabrik. Setelah ditimbang TBS dipindahkan ke 36 loading ramp pembagi tempat penimbunan sementara sebelum dimasukkan ke lori rebusan. Buah yang akan diolah disortir di loading ramp. b. Perebusan Sterilizer Buah yang telah disortir dimasukkan ke dalam lori-lori rebusan yang terbuat dari plat baja berlubang-lubang dan langsung di masukkan ke alat sterilizer. Alat ini merupakan bejana perebusan dengan menggunakan uap air bertekanan antara 2,5- 3,0 kgcm 2 . Adanya lubang-lubang pada badan lori ini untuk memudahkan uap air masuk dan merebus buah secara merata. Proses perebusan ini bertujuan untuk mematikan enzim-enzim yang dapat menghidrolisa minyak sehingga kualitas minyak yang akan dihasilkan menurun. Di samping itu untuk memudahkan pemisahan cangkang dari inti dengan keluarnya air dari biji. Proses perebusan biasanya berlangsung selama 80-85 menit dan uap yang dibutuhkan sebesar 280-290 kgton TBS. c. Pemisahan Brondolan Stripping Perlakuan selanjutnya terhadap buah setelah disterilisasikan disebut stripping atau thresshing. Tujuannya untuk memisahkan brondolan fruitlet dari tangkai tandan. Alat yang digunakan disebut thresher berupa drum berputar rotary drum thresher. Hasil pemisahan brondolan ini tidak selalu sempurna karena masih ada brondolan tandan buah yang melekat pada tangkai tandan yang disebut USB Unstripped Bunch. Untuk mengatasi hal ini, maka dipakai sistem double thressing. Sistem ini bekerja dengan cara tandan kosong EFB Empty Fruti Bunch dan USB yang keluar dari thresher pertama tidak 37 dibuang langsung, tetapi masuk ke thresher kedua yang selanjutnya tandan kosong di bawa ke tempat penumpukan yang nantinya dimanfaatkan sebagai pupuk dengan suatu pemrosesan. d. Pelumatan Digesting Buah yang lepas dari tandan dan dibawa ke alat digester oleh fruit conveyor. Dalam alat ini daging buah dilepaskan dari biji. Selama pelumatan berlangsung temperatur dalam digester dijaga stabil. e. Pengempaan Pressing Masa buah dimasukkan ke dalam screw press alat kempa. Mesin pengempa yang biasa digunakan adalah double screw press. Alat ini terdiri dari dua worm crew yang terletak di dalam press cake dan dua buah cone yang dapat bergerak maju mundur. Akibat putaran kedua worm screw dan penekanan cone maka minyak dalam mesocarp akan diperas dan keluar melalui lubang- lubang kecil pada pres cake. Ampas hasil kempa campuran serat fibre dan kernel nut keluar melalui bagian ujung worm screw. Proses pengempaan harus dilakukan sampai kering sehingga minyak yang melekat pada ampas pengempaan cukup rendah. Agar diperoleh pengektraksian minyak yang maksimum diperlukan keseimbangan dan proses pengendalian yang baik. f. Pemurnian Minyak Clarification Hasil dari proses pengempaan diperoleh CPO yang merupakan campuran minyak, air dan padatan. Penyaringan minyak ini dilakukan dengan alat vibrating screen yang bertujuan untuk memisahkan partikel-partikel serat dan 38 cangkang yang terbawa bersama saat keluar dari proses pengempaan. Di samping itu penyaringan juga menurunkan kekentalan fiscositas CPO yang selanjutnya dipompakan ke tangki clarifer. Pengutipan minyak secara statis berlangsung dalam clarier tank. Dalam tangki ini berlaku sistem pengendapan. Di mana minyak mempunyai berat jenis ringan akan berada di lapisan atas, sedangkan sludge berada di lapisan bawah. Minyak disaring dan sludge dimasukkan ke dalam tangki lumpur sludge tank. Desain volume clarifier tank harus disesuaikan dengan kapasitas pabrik. g. Pengolahan Inti Sawit Ampas kempa yang terdiri dari biji dan serat dimasukkan ke depericarper melalui cake breaker conveyor yang dipanaskan dengan uap agar sebahagian kandungan air dapat diperkecil. Akibat pemanasan dengan uap ini press cake terurai dan mempermudah proses pemisahan serta dari biji pada depericarper. Pemisahan ini terjadi akibat perbedaan daya isap blower. Biji ditampung pada nut silo yang dialiri dengan udara panas selama 10-14 jam dengan tujuan mengurangi kadar air. Serat yang terpisah dialirkan ke boiler station sebagai bahan baku ketel uap. h. Nut Cracker Sebelum biji masuk ke nut craker terlebih dahulu diproses dalam nut grading fraction. Selanjutnya biji dialirkan ke dalam nut craker untuk pemecahan biji. 39 Masa biji yang dipecah dialirkan ke light tenera dust seperator dan vibrating grade untuk memisahkan cangkang halus biji dengan cangkang inti. i. Hydrocyclone Masa cangkang yang bercampur inti dialirkan masuk ke hydrocyclone untuk memisahkan cangkang dengan inti. Cangkang dipakai sebagai bahan bakar ketel uap dan pengerasan jalan, sedangkan inti dialirkan masuk ke dalam ketel silo untuk proses pengeringan sampai kadar air 7 dengan tingkat pengeringan 60-70 o C. Selanjutnya inti ditimbun dalam kernel storage pada bulk silo yang siap untuk dipasarkan.

2.4. Lokasi Kecelakaan