80
perawatan menyeluruh terhadap mesin dilaksanakan 1 kali dalam setahun, perawatan ini umumnya ditangani oleh tenaga ahli mesin yang didatangkan dari kantor pusat
sesuai dengan petunjuk mesin. Untuk perawatan mesin-mesin pendukung seperti perebusan, pemisah
brondolan buah, ban berjalan dilakukan 1 kali dalam sebulan, perawatan ini sepenuhnya dilakukan tenaga ahli dari pabrik. Sedangkan untuk perawatan peralatan
administrasi seperti mesin ketik, komputer, saluran telekomonikasi telepon, handy talki dilakukan sekali dalam tiga bulan, perawatan ini dilakukan tenaga ahli pabrik.
Perawatan transportasi secara umum dilakukan sesuai dengan keadaan alat transportasi tersebut, namun untuk perawatanpenggantian oli dilakukan setiap 2500
km, seluruh perawatan tersebut telah dilaksanakan oleh tenaga ahli pabrik.
5.2.3. Pengawasan Kebijakan di Bidang K3
Pengawasan terhadap kebijakan K3 di Pabrik Kelapa Sawit Tanjung Medan hanya dilakukan oleh pihak perusahaan internal pabrik. Sampai saat ini pengawasan
dari instansi lain belum pernah dilakukan, hal ini disebabkan tenaga kerja yang dilatih untuk menangani masalah K3 telah direkrut dan bertugas di lingkungan Pabrik
Kelapa Sawit Tanjung Medan. Program pengawasan terhadap program K3 yang dilakukan personil P2K3
dilaksanakan setiap bulannya untuk melihat sejauhmana program K3 sudah berjalan dan setiap hari anggota P2K3 memastikan departemen yang dibawahinya telah
menjalankan program K3 yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Personil P2K3
81
melakukan pengawasan terhadap program kerja P2K3 dengan menggunakan daftar cheklist dan chek dokumen yang berisikan tentang seluruh tindakan pengawasan yang
harus dilakukan seperti pemeriksaan lingkungan kerja, pemeriksaan kondisi yang dapat membahayakan dan pemeriksaan sikap yang dapat membahayakan masing-
masing seksi seperti di administration section, quality section, water waste treatmen plant section, process section, shore tank section, dan lain-lain. Ketua P2K3
melaksanakan pengawasan dengan inspeksi meninjau lapangan ke lapangan dan menerima laporan dari pengawasan yang dilakukan anggota P2K3.
Pelaksanaan pengawasan yang dilaporkan berupa daftar isian program K3 pada tahun selanjutnya. Menurut Widjanarko 1997 bahwa pengawasan yang harus
dilakukan oleh anggota P2K3 di unit kerja adalah melakukan pemeriksaan K3 untuk mengetahui sampai sejauhmana penerapan K3 di unit kerja tersebut telah
dilaksanakan dan bagaimana perkembangannya.
5.2.4. Evaluasi Program Kebijakan K3
Evaluasi program kerja P2K3 terhadap kebijakan K3 membuahkan hasil yaitu diperolehnya zero accident di lingkungan kerja pabrik kelapa sawit, di lingkungan
pabrik serta tidak ditemui kacelakaan kerja yang menyebabkan hilangnya hari kerja karyawan.
Beberapa hal hasil evaluasi terhadap keberadaan pabrik yang menunjang program pencegahan terjadinya kecelakaan kerja pada tahun 2007 adalah perlunya
penegasan kembali penggunaan alat pelindung diri pada setiap tingkatan pekerja,
82
sehingga seluruh personil Pabrik Kelapa Sawit Tanjung Medan harus mengenakan alat pelindung diri secara baik dan benar.
Penerimaan tandan buah segar di lapangan, tandan buah segar hendaknya dibatasi waktu kerja yaitu mulai dari jam 09.00 hingga jam 15.00 WIB untuk
menghindari terjadinya kecelakaan akibat penerangan yang kurang, atau alternatif lainnya adalah dengan menambah penerangan yang lebih baik lagi pada areal
tersebut. Demikian halnya agar meniadakan kegiatan penerimaan tandan buah segar di luar jam yang telah ditentukan yang dapat menimpa para pekerja.
Parkir kenderaan roda dua hendaknya ditempatkan pada satu pool, sehingga menghindari bahaya kebakaran, serta terhindar dari kesemrawutan perparkiran roda
dua di areal pabrik kelapa sawit tersebut. Pendapat para informan terhadap keberadaan program SMK3 di lokasi Pabrik Kelapa Sawit Tanjung Medan tentang
penempatan organisasi keselamatan dan kesehatan kerja hendaknya pada posisi yang dapat menentukan keputusan perusahaan adalah:
Informan
Pendapat informan terhadap penempatan organisasi keselamatan dan kesehatan kerja hendaknya pada posisi yang dapat menentukan keputusan perusahaan
1
Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja hendaknya pada posisi yang dapat menentukan keputusan perusahaan, hal ini sangat diperlukan agar pekerja dapat
lebih tenang dalam bekerja
2
Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja hendaknya pada posisi yang dapat menentukan keputusan perusahaan, hal ini sangat diperlukan agar pekerja merasa
lebih terjamin keselamatannya yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja
3
Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja harus pada posisi yang menentukan keputusan perusahaan, karena seluruh pekerja membutuhkan perasaan yang
nyaman dalam bekerja, perasaan yang nyaman secara otomatis akan mempengaruhi kinerja dari setiap pekerja
4
Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja memeang selayaknya pada posisi yang menentukan keputusan perusahaan, karena pekerja itu secara keseluruhan
adalah asset perusahaan yang harus dijaga keselamatannya
83
5
Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja selayaknya pada posisi yang menentukan keputusan perusahaan, karena pekerja itu adalah manusia yang
telah dilindungi hak-haknya berdasarkan undang-undang, sehingga tidak alasan untuk tidak mendengarkan pendapatnya melalui organisasinya
6
Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja harus pada posisi yang menentukan keputusan perusahaan, karena keputusan perusahaan yang tidak
mempertimbangkan keselamtan dan kesehatan kerja karyawan secara umum akan membawa dampak negatif terhadap pekerja dan akan merugikan
perusahaan secara umum.
Pendapat para informan terhadap perusahaan hendaknya menyediakan anggaran, tenaga kerja yang berkualitas dan sarana-sarana lain yang diperlukan
di bidang keselamatan dan kesehatan kerja adalah: Informan
Pendapat informan terhadap perusahaan hendaknya menyediakan anggaran, tenaga kerja yang berkualitas dan sarana-sarana lain yang diperlukan di bidang
keselamatan dan kesehatan kerja
1
Perusahaan memang harus menyediakan anggaran serta tenaga ahli untuk memenej program keselamatan dan kesehatan kerja, sehingga perencanaan dan
penerapannya dapat memberikan dampak yang baik bagi selurh pekerja
2
Perusahaan harus menyediakan anggaran serta tenaga ahli untuk memenej program keselamatan dan kesehatan kerja, karena perencanaan program
keselamatan kesehatan kerja, serta penerapannya dengan baik akan mampu memacu semangat kerja dari karyawan
3
Perusahaan hendaknya menyediakan anggaran serta tenaga ahli untuk memenej program keselamatan dan kesehatan kerja, karena para pekerja yang sehat secara
langsung juga akan meningkatkan kinerja pekerja
4
Perusahaan memang harus menyediakan anggaran serta tenaga ahli untuk memenej program keselamatan dan kesehatan kerja, aturan tersebut memang
yang diinginkan undang-undang, jadi tidak ada alasan perusahaan untuk tidak melakukannya
5
Perusahaan harus menyediakan anggaran serta tenaga ahli untuk memenej program keselamatan dan kesehatan kerja, hal ini menjadi pertanda kuat
terhadap kebijakan dari perusahaan yang mendukung keselamatan dan kesehatan kerja dari para karyawannya
6
Perusahaan memang harus menyediakan anggaran serta tenaga ahli untuk memenej program keselamatan dan kesehatan kerja, sehingga pelaksanaan
program K3 dapat dilakukan tanpa adanya intervensi dari pihak manapun
84
Pendapat para informan terhadap sistem perencanaan SMK3 hendaknya memiliki perencanaan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko dari
kegiatan, produk barang dan jasa dipertimbangkan pada saat merumuskan rencana untuk memenuhi keselamatan dan kesehatan kerja adalah:
Informan Sistem perencanaan SMK3 hendaknya memiliki perencanaan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko dari kegiatan, produk barang
dan jasa dipertimbangkan pada saat merumuskan rencana untuk memenuhi keselamatan dan kesehatan kerja
1
Sistem perencanaan SMK3 harusnya memiliki perencanaan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko dari kegiatan, produk barang dan jasa
dipertimbangkan, karena jika tidak ada perencanaan terpadu maka setiap saat petugas SMK3 akan selalu mencari potensi-potensi bahaya yang akan menimpa
2
Sistem perencanaan SMK3 harusnya memiliki perencanaan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko dari kegiatan, produk barang dan jasa
dipertimbangkan, karena identifikasi dan penilaian bahaya sangat diperlukan untuk dapat meminimalisir dampak negatif dari kecelakaan kerja, sehingga
resiko kerja dapat dihindari
3
Sistem perencanaan SMK3 harusnya memiliki perencanaan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko dari kegiatan, produk barang dan jasa
dipertimbangkan, karena identifikasi bahaya, produk barang dan jasa dipertimbangkan merupakan bagian yang vital dari suatu aktivitas pabrik
4
Sistem perencanaan SMK3 harusnya memiliki perencanaan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko dari kegiatan, produk barang dan jasa
dipertimbangkan, karena perencanaan terpadu, penilaian dan pengendalian resiko merupakan bagian dari perencanaan umum dari perusahaan yang meliputi
perencanaan keuangan, sosial dan produksi
5
Sistem perencanaan SMK3 harusnya memiliki perencanaan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko dari kegiatan, produk barang dan jasa
dipertimbangkan, karena cara terbaik untuk menghindari kecelakaan kerja adalah dengan cara mengenali sifat-sifat dan potensi-potensi dari kecelakaan itu sendiri
6
Sistem perencanaan SMK3 harusnya memiliki perencanaan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko dari kegiatan, produk barang dan jasa
dipertimbangkan, karena penilaian dan pengendalian resiko merupakan bagian tugas dari upaya perusahaan untuk mensejahterahkan para pekerjanya
Pendapat para informan terhadap prinsip adanya peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja akan efektif apabila semua pihak dalam perusahaan didorong untuk
85
berperan serta dalam penerapan dan pengembangan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah:
Informan Prinsip adanya peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja akan efektif apabila semua pihak dalam perusahaan didorong untuk berperan serta
dalam penerapan dan pengembangan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
1
Prinsip adanya peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja akan efektif apabila semua pihak dalam perusahaan didorong untuk berperan serta dalam penerapan
dan pengembangan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, karena jika hanya beberapa divisi yang melaksanakannya maka secara otomatis hanya
bagian itu yang terjamin keselamatan dan kesehatan kerjanya
2
Prinsip adanya peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja akan efektif apabila semua pihak dalam perusahaan didorong untuk berperan serta dalam penerapan
dan pengembangan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, karena seluruh pekerja merupakan asset dari perusahaan maka seluruh pekerja harus
melaksanakan program yang telah ditentukan
3
Prinsip adanya peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja akan efektif apabila semua pihak dalam perusahaan didorong untuk berperan serta dalam penerapan
dan pengembangan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, karena sesulit apapun masalah keselamatan dan kesehatan kerja yang timbul akan dapat
dengan mudah diselesaikan secara bersama-sama
4
Prinsip adanya peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja akan efektif apabila semua pihak dalam perusahaan didorong untuk berperan serta dalam penerapan
dan pengembangan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, karena seluruh pekerja tanpa memandang kedudukan dan jabatan memerlukan program
keselamatan dan kesehatan kerja
5
Prinsip adanya peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja akan efektif apabila semua pihak dalam perusahaan didorong untuk berperan serta dalam penerapan
dan pengembangan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, karena bagaimanapun baik buruknya program keselamatan dan kesehatan kerja yang
dibentuk bersama maka hasil dan akibatnya juga akan ditanggung bersama
6
Prinsip adanya peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja akan efektif apabila semua pihak dalam perusahaan didorong untuk berperan serta dalam penerapan
dan pengembangan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, karena kekuatan untuk mempertahankan dan melaksanakan program keselamatan dan
kesehatan kerja tergantung dari seluruh pekerja
Pendapat para informan terhadap asisten dan manajer harus melakukan konsultasi tentang keselamatan dan kesehatan kerja dengan melibatkan tenaga kerja
86
maupun pihak terkait dalam penerapan dan pengembangan dan pemeliharaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah:
Informan
Pengurus harus melakukan konsultasi tentang keselamatan dan kesehatan kerja dengan melibatkan tenaga kerja maupun pihak terkait dalam penerapan dan
pengembangan dan pemeliharaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
1
Pengurus harus melakukan konsultasi tentang keselamatan dan kesehatan kerja dengan melibatkan tenaga kerja maupun pihak terkait dalam penerapan dan
pengembangan dan pemeliharaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, hal ini dilakukan untuk memastikan seluruh kebutuhan dan kepentingan
pekerja telah diakomidir.
2
Pengurus harus melakukan konsultasi tentang keselamatan dan kesehatan kerja dengan melibatkan tenaga kerja maupun pihak terkait dalam penerapan dan
pengembangan dan pemeliharaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, karena perkembangan kecelakaan dan resiko kerja semakin hari semakin
berkembang dan berbeda-beda pada setiap divisi
3
Pengurus harus melakukan konsultasi tentang keselamatan dan kesehatan kerja dengan melibatkan tenaga kerja maupun pihak terkait dalam penerapan dan
pengembangan dan pemeliharaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, karena pengalaman dan kecelakaan dari setiap pekerja adalah berbeda-
beda maka penanganannya juga harus berbeda-beda
4
Pengurus harus melakukan konsultasi tentang keselamatan dan kesehatan kerja dengan melibatkan tenaga kerja maupun pihak terkait dalam penerapan dan
pengembangan dan pemeliharaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, karena penanggulangan bahaya kecelakaan kerja yang diramu dari
berbagai pihak akan menghasilkan suatu program keselamatan dan kesehatan kerja yang lebih baik lagi
5
Pengurus harus melakukan konsultasi tentang keselamatan dan kesehatan kerja dengan melibatkan tenaga kerja maupun pihak terkait dalam penerapan dan
pengembangan dan pemeliharaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, karena pihak pekerja yang mengalami ditambah dengan pengetahuan dari
pihak terkait seperti tenaga ahli akan menghasilkan satu program yang baik pula
6
Pengurus harus melakukan konsultasi tentang keselamatan dan kesehatan kerja dengan melibatkan tenaga kerja maupun pihak terkait dalam penerapan dan
pengembangan dan pemeliharaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, karena pengumpulan data-data yang berkaitan dengan program
keselamatan dan kesehatan kerja hendaknya dimulai dari seluruh pekerja pada level paling bawah
Pendapat dari responden tentang penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di Pabrik Kelapa Sawit Tanjung Medan adalah sebagai berikut:
87
Tabel 5.7. Jawaban Responden terhadap SMK3 PKS Tanjung Medan
No Uraian
Sangat Setuju
Setuju Ragu- ragu
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Juml ah
1
Pengurus harus menun jukkan kepemimpinan dan
komitmen terhadap kesela matan dan kesehatan kerja
dengan menyediakan sum berdaya yang memadai
83 37 16 6 4 146
2
Perusahaan harus membuat perancanaan yang efektif
guna mencapai keberhasil an dan kegiatan Sistem
Manajemen K3 dengan sasaran yang jelas dan
dapat diukur
76 31 23 10 - 146
3
Dalam mencapai tujuan keselamatan dan kesehatan
kerja perusahaan harus me nunjuk personel yang mem
punyai kualifikasi yang sesuai dengan sistem yang
diterapkan
81 38 15 8 4 146
4
Perusahaan perlu mengu kur, memantau dan menge
valuasi kinerja K3 serta melakukan tindakan perbai
kan dan pencegahan
78 32 24 11 2 146
5
Perusahaan perlu secara rutin meninjau ulang dan
terus menerus mening katkan SMK3, dengan
tujuan untuk meningkatkan kinerja K3 secara kese
luruhan
84 31 15 14 2 146
Responden yang memberikan jawaban berdasarkan kuesioner adalah 146 responden, sedangkan penyelia 6 orang bertindak sebagai informan penelitian.
Responden sebanyak 83 orang sangat setuju dengan pendapat bahwa pengurus harus menunjukkan kepemimpinan dan komitmen terhadap keselamatan dan
88
kesehatan kerja dengan menyediakan sumberdaya yang memadai, karena dengan tersedianya sumberdaya yang memadai diharapkan seluruh perencanaan dan
penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja akan dapat dilaksanakan dengan baik dan benar. Hal ini disebabkan pengetahuan pekerja tentang
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja masih perlu ditingkatkan lagi. Selanjutnya sebanyak 76 responden berpendapat sangat setuju dengan prinsip
Perusahaan harus membuat perancanaan yang efektif guna mencapai keberhasilan dan kegiatan Sistem Manajemen K3 dengan sasaran yang jelas dan dapat diukur, hal
ini merupakan hasil dari pelatihan-pelatihan serta penyuluhan-penyuluhan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang telah dilaksanakan oleh
perusahaan terhadap para pekerja. Sebanyak 81 responden sangat setuju dengan prinsip bahwa dalam mencapai
tujuan keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan harus menunjuk personil yang mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan sistem yang diterapkan, hal ini diharapkan
dapat menumbuh kembangkan perencanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja kepada yang lebih baik lagi.
Selanjutnya 78 responden sangat setuju dan 32 responden setuju untuk prinsip bahwa perusahaan perlu mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja K3 serta
melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan
.
Namun jika hasil evaluasi mengakibatkan adanya sanksi terhadap pekerja, maka pekerja tersebut lebih
cenderung tidak setuju.
89
Sebanyak 84 responden sangat setuju dan 31 responden setuju dengan prinsip bahwa perusahaan perlu secara rutin meninjau ulang dan terus menerus meningkatkan
program SMK3, dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja K3 secara keseluruhan, hal ini menunjukkan bahwa pekerja secara umum menghendaki adanya perbaikan-
perbaikan pada program keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan kerjanya.
5.3. Pengaruh SMK3