5.2. Pengaruh Faktor Organisasional Terhadap Motivasi Perawat dalam
Pengisian Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan
Berdasarkan hasil uji statistik regresi logistik, diketahui faktor organisasional seluruhnya berpengaruh terhadap motivasi perawat dalam pengisian rekam medis di
ruang rawat inap Rumah Sakit Haji Medan meliputi variabel gaji, keamanan kerja, hubungan pekerja, pengawasan dan penghargaan.
5.2.1. Pengaruh Gaji terhadap Motivasi Perawat dalam Pengisian Rekam
Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan
Mengacu kepada hasil penelitian tentang aspek gaji dalam rangka pengisian rekam medis dimana kategori rendah yaitu 88 orang 59,1, hal ini menunjukkan
bahwa dengan gaji yang tidak begitu tinggi dan mereka berkerja hanya karena merasa sudah digaji dan enggan berbuat lebih dari pekerjaan mereka dan tidak berusaha
mengembangkan kinerjanya, sehingga kualitas pengisian rekam medis tergolong rendah. Berdasarkan hasil analisis statistik Chi Square diketahui bahwa terdapat
hubungan antara gaji dengan motivasi perawat dalam pengisian rekam medis p0,05. Setelah dilakukan uji regresi logistik menunjukkan aspek gaji berpengaruh
p0,005 terhadap motivasi perawat dalam pengisian rekam medis di ruang rawat inap Rumah Sakit Haji Medan.
Stamps 1997, bahwa faktor intrinsik kerja meliputi: otonomi, status profesional, tuntutan tugas, hubungan interpersonal, interaksi dan gajiupah.
GajiUpah adalah pembayaran dalam bentuk barang atau uang dan keuntungan- keuntungan yang diterima oleh individu karena telah bekerja sesuai dengan
pekerjaannya. Upah merupakan salah satu faktor yang menyebabkan seseorang termotivasi untuk bekerja.
Husein Umar 2005, kompensasi adalah sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Proses administrasi upah atau gaji kadang
disebut kompensasi melibatkan pertimbangan atau keseimbangan perhitungan. Kompensasi merupakan sumber penghasilan dan status sosial bagi karyawan dan
keluarganya. Tingkat penghasilan sangat berpengaruh dalam menentukan standar kehidupan. Kompensasi yang diberikan kepada karyawan sangat berpengaruh pada
tingkat kepuasan kerja dan motivasi kerja, serta hasil kerja. Ada enam faktor yang mempengaruhi kebijakan kompensasi, yaitu faktor pemerintah, penawaran bersama,
standar dan biaya kehidupan, upah perbandingan, permintaan dan persediaan, dan kemampuan membayar. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mangkunegara,
A.A.A.P, 2000. Penelitian Zulkarnaen 2008, insentif merupakan indikator utama pembentuk
kompensasi finansial, oleh karena itu perlu ditingkatkan efektifitas pemberian insentif dalam upaya untuk meningkatkan motivasi dan komitmen organisasi karyawan.
Upaya peningkatan efektifitas pemberian insentif dapat dilakukan dengan memberikan basis yang kompetitif dan memadai untuk gaji dan tunjangan sehingga
insentif dapat memberikan penghasilan tambahan yang dapat mendorong karyawan bekerja secara optimal. Insentif harus didasarkan pada kinerja, para karyawan harus
meyakini bahwa ada hubungan antara apa yang mereka kerjakan dengan apa yang mereka terima.
5.2.2. Pengaruh Keamanan Kerja terhadap Motivasi Perawat dalam Pengisian Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan
Mengacu kepada hasil penelitian tentang aspek keamanan kerja dalam rangka pengisian rekam medis dimana lebih banyak kategori rendah yaitu 81 orang 54,4,
hal ini terkait dengan pendekatan dari pihak manajemen dengan karyawan yang masih rendah yang berdampak pada karyawan dan merasa aspek keamanan dalam
bekerja masih rendah yang terkait dengan reward dan punishment. Berdasarkan hasil analisis statistik Chi Square diketahui bahwa terdapat
hubungan antara keamanan kerja dengan motivasi perawat dalam pengisian rekam medis p0,05. Setelah dilakukan uji regresi logistik menunjukkan aspek keamanan
kerja tidak berpengaruh p0,05 terhadap motivasi perawat dalam pengisian rekam medis di ruang rawat inap Rumah Sakit Haji Medan.
Penelitian Widjaja 2009, berdasarkan faktor individu tingkat motivasi dan tingkat komitmen karyawan rawat jalan masih rendah. Kesimpulan dari penelitian ini
bahwa menurut penilaian karyawan kebijakan disiplin kerja dan kepemimpinan sangat mempengaruhi kedisiplinan kerja karyawan, sedangkan supervisi dan budaya
unit kerja, tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kedisiplinan kerja karyawan. Sedangkan faktor individu yaitu tingkat motivasi dan tingkat komitmen berpengaruh
tidak signifikan terhadap kedisiplinan kerja karyawan. Sejalan dengan penelitian Muhammad 2005, tentang analisis motivasi dan
hubungannya dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, menyimpulkan bahwa karakteristik lingkungan kerja yang berhubungan
secara signifikan dengan kinerja perawat adalah lingkungan kerja terdekat dengan perawat pada saat melaksanakan pelayanan keperawatan.
5.2.3. Pengaruh Hubungan Pekerja terhadap Motivasi Perawat dalam