tujuan, agar suatu kebutuhan terpenuhi dan suatu kehendak terpuaskan. Dalam perumusan tersebut ada beberapa unsur pada tingkah laku yang membentuk lingkaran
motivasi Gunarsa, 2002.
Tujuan Individu
Sumber: Gunarsa 2002
a. Kebutuhan
Motif pada dasarnya bukan hanya merupakan suatu dorongan fisik, tetapi juga orientasi kognitif elementer yang diarahkan pada perumusan kebutuhan. Ketika
orang-orang berupaya memuaskan kebutuhan, seperti cinta, penerimaan masyarakat. Gunarsa 2003, mendefinisikan kebutuhan sebagai infrastruktur biologis dan
psikologis yang menjadi landasan bagi semua perilaku manusia. Sejumlah besar kebutuhan biologis dan psikologis menyebabkan kita beraksi dan bereaksi. Lebih
lanjut dijelaskan kebutuhan dari segi psikologis yaitu kebutuhan sebagai suatu istilah yang digunakan secara sedarhana untuk menunjukkan suatu perilaku atau konsep
yang menunjuk pada tingkah laku makhluk hidup dalam perubahan dan perbaikan yang tergantung dan dihadapkannya pada proses pemilihan.
Kebutuhan
Tingkah laku
b. Tingkah laku
Unsur ke dua dari lingkaran motivasi ialah tingkah laku yang di pergunakan sebagai cara atau alat agar suatu tujuan bisa tercapai. Tingkah laku pada dasarnya di
tujukan untuk mencapai tujuan. Tujuan tertentu tidak selalu diketahui secara sadar oleh seorang individu.
c. Tujuan
Unsur ketiga dari lingkaran motivasi ialah tujuan yang berfungsi untuk memotivasikan tingkah laku. Tujuan juga menentukan seberapa aktif individu akan
bertingkah laku. Tingkah laku juga ditentukan oleh keadaan dari tujuan, jika tujuannya menarik individu akan lebih aktif bertingkah laku.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada beberapa unsur pada tingkah laku yang membentuk lingkaran motivasi yaitu
kebutuhan, tingkah laku dan tujuan. Ketiga hal tersebut saling berkaitan, di mana tingkah laku akan termotivasi bila adanya kebutuhan yang akan di arahkan untuk
mencapai suatu tujuan. Penelitian Anggraini 2007 tentang hubungan motivasi dengan kinerja
petugas rekam medik di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar, menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
motivasi intrinsik peluang untuk maju dan kepuasan kerja dan ekstrinsik keamanan dan keselamatan kerja, kondisi kerja dan prosedur kerja dengan kinerja petugas
rekam medik.
Penelitian Juliani 2007 tentang pengaruh motivasi intrinsik terhadap kinerja perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan menyimpulkan
perlunya penataan dan pengembangan sumber daya keperawatan serta diperlukan
adanya imbalan reward untuk menimbulkan motivasi intrinsik yang disertai dengan implementasi motivasi ekstrinsik
Penelitian Muhammad 2005 tentang analisis motivasi dan hubungannya dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh,
menyimpulkan bahwa karakteristik lingkungan kerja yang berhubungan secara signifikan dengan kinerja perawat adalah lingkungan kerja terdekat dengan perawat
pada saat melaksanakan pelayanan keperawatan.
2.5. Landasan Teori