Perbankan. Ketika bank-bank syariah banyak didirikan diberbagai wilayah, pada saat bersamaan BMT-BMT pun tumbuh subur mengikuti
kebijakan pemerintah tersebut. BMT berasaskan Pancasila dan UUD 45 serta berlandaskan prinsip
syariah Islam, keimanan, keterpaduan kaffah, kekeluargaan koperasi, kebersamaan, kemandirian dan profesionalisme. Dengan demikian keberadaan
BMT menjadi organisasi yang sah dan legal. Sebagi lembaga keuangan syariah, BMT harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip syariah. Keimanan menjadi
landasan atas keyakinan untuk mau tumbuh dan berkembang. Keterpaduan mengisyaratkan adanya harapan untuk mencapai sukses di dunia dan di akhirat
juga keterpaduan antara sisi maal dan tamwil sosial dan bisnis. Kekeluargaan dan kebersamaan berarti upaya untuk mencapai kesuksesan tersebut diraih
secara bersama. Kemandirian berarti BMT tidak dapat hidup hanya dengan bergantung pada uluran tangan pemerintah, tetapi harus berkembang dari
meningkatnya partisipasi anggota dan masyarakat, untuk itulah pola pengelolaannya harus professional.
2.1.4 Karakteristik Baitul Mal wa Tamwil BMT
Sebagai lembaga usaha yang mandiri, BMT memiliki karakteristik Suhendi, 2004: 29-30 sebagai berikut:
1. Berorientasi bisnis, yakni memiliki tujuan mencari laba bersama dan
meningkatkan pemanfaatan segala potensi ekonomi yang sebanyak- banyaknya bagi para anggotra dan lingkungannya.
Universitas Sumatera Utara
2. Bukan merupakan lembaga sosial, tetapi dapat dimanfaatkan untuk
mengelola dana sosial umat seperti zakat, infaq, sedekah, hibah, dan wakaf.
3. Lembaga ekonomi umat yang dibangun dari bawah secara swadaya yang
melibatkan peran serta masyarakat disekitarnya. 4.
Lembaga ekonomi milik bersama antara kalangan masyarakat bawah dan kecil serta bukan milik perorangan atau kelompok tertentu diluar
masyarakat sekitar BMT. 5.
Staf dan karyawan BMT bertindak aktif dan dinamis, berpandangan positif, dan produktif dalam menarik dan mengelola dana masyarakat.
6. Kantor BMT dibuka pada waktu tertentu dan ditunggui oleh sejumlah
staf dan karyawan untuk memberikan pelayanan kepada nasabah. Sebagian lainnya terjun langsung ke lapangan mencari nasabah, menarik,
dan menyalurkan dana kepada nasabah, menyetor dana ke kas BMT, memonitor, dan melakukan supervisi.
7. BMT memiliki komitmen melakukan pertemuan dengan semua
komponen masyarakat dilapisan bawah melalui forum-forum pengajian, dakwah, pendidikan, dan kegiatan sosial-ekonomi yang berimplikasi
kepada kegiatan produktif di bidang ekonomi. 8.
Manajemen dan operasional BMT dilakukan menurut pendekatan profesional dengan cara-cara Islami.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Fungsi dan Peran Baitul Mal wa Tamwil BMT
Adapun fungsi BMT Soemitra, 2009: 448 adalah sebagai berikut: 1.
Mengidentifikasi, memobilisasi, mengorganisasi, mendorong dan mengembangkan potensi ekonomi anggota, kelompok anggota muamalat
Pokusma dan daerah kerjanya. 2.
Meningkatkan kualitas SDM anggota dan pokusma menjadi professional dan islami sehingga semakin utuh dan tangguh dalam menghadapi
persaingan global. 3.
Menggalang dan memobilisasi potensi masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota.
4. Menjadi perantara keuangan antara gharim yang berhutang sebagai
shahibul maal dengan duafa sebagai mudharib, terutama untuk dana sosial seperti zakat, infaq, sedekah, wakaf, hibah dll.
5. Menjadi perantara keuangan antara pemilik dana baik sebagai pemodal
maupun penyimpan dengan pengguna dana untuk pengembangan usaha produktif.
Adapun peranan BMT Musfidin, 2012 antara lain adalah sebagai berikut: 1.
Menjauhkan masyarakat dari praktek ekonomi non-syariah. Aktif melakukan sosialisasi di tengah masyarakat tentang arti penting sistem
ekonomi Islam. Hal ini biasa dilakukan dengan pelatihan-pelatihan mengenai cara-cara bertransaksi Islami.
2. Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil. BMT harus bersikap
aktif menjalankan fungsi sebagai lembaga keuangan mikro.
Universitas Sumatera Utara
3. Melepaskan ketergantungan pada rentenir.
4. Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi yang merata.
2.1.6 Visi dan Misi Baitul Mal wa Tamwil BMT