Produk Penyaluran Dana Produk-Produk Jasa Keuangan BMT

Dalam kasus sedekah, ibadah privat sekaligus menjadi ibadah publik sebuah individual yang berwujud dalam bentuk sosial. Dengan demikian, nilai sedekah terbagi dua: 1. Nilai spiritual vertikal 2. Nilai sosial horizontal Sedangkan, Infaq adalah amalpemberian seseorang Muslim atau badan hukum karena sesuatu kebutuhan yang didasari rasa taqarrub kepada dan mengharapkan pahala dari Allah SWT Nukthoh, 2005: 18-19. Lembaga sedekah sangat digalakkan oleh ajaran Islam untuk menanamkan jiwa sosial dan mengurangi penderitaan orang lain. Bentuk sedekah tidak hanya berupa materi, tetapi dapat juga berupa jasa yang bermanfaat bagi orang lain Mohammad Hidayat, 2010: 317. Setiap orang bisa saja melakukakn infaq dan sedekah itu. Zakat, infaq, dan sedekah inilah yang nantinya dijadikan sebagai sumber dana pembiayaan Qardhul Hasan di BMT.

2.2.2 Produk Penyaluran Dana

BMT bukan sekedar lembaga keuangan non-bank yang berfungsi sosial, tetapi juga dapat menjadi lembaga bisnis yang berperan dalam meningkatkan dan membangun sistem perekonomian umat. Sejalan dengan kedua fungsi tersebut, maka kumpulan dana dari nasabah yang dikelola oleh BMT selanjutnya disalurkan dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat nasabah. Pinjaman yang diberikan oleh BMT kepada masyarakat disebut kredit pembiayaan. Kredit pembiayaan merupakan suatu fasilitas produk yang diberikan oleh BMT kepada anggotanya untuk digunakan sebagai dana pendukung kegiatan usaha. Berbagai Universitas Sumatera Utara bentuk pembiayaan yang ditawarkan oleh BMT kepada masyarakat bergantung kepada dua jenis akad, yaitu: musyarakah dan jual-beli bai’. Di antara pembiayaan yang sudah umum dikembangkan oleh BMT maupun lembaga keuangan syariah lainnya Yusup, 2004: 125-127 adalah: a. Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil Pembiayaan berakad jual-beli adalah suatu perjanjian pembiayaan yang disepakati antara BMT dengan anggotanya, dimana BMT menyediakan dana investasi atau berupa pembelian barang modal dan usaha anggotanya yang kemudian proses pembayarannya dilakukan secara mencicil atau angsuran. Jumlah kewajiban yang harus dibayarkan oleh pemnjam adalah jumlah atas harga barang modal dan mark-up yang telah disepakati bersama. b. Pembiayaan Murabahah Pembiayaan berakad jual-beli. Pembiayaan murabahah pada dasarnya merupakan kesepakatan antara BMT dengan pemberi modal dan anggota sebagai peminjam. Prinsip yang digunakan adalah sama seperti pembiayaan BBA, tetapi proses pengembaliannya akan dibayarkan pada saat jatuh tempo. c. Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan dengan akad syirkah adalah suatu perjanjian pembiayaan antara BMT dan anggota, di mana BMT menyediakan dana untuk penyediaan modal kerja sedangkan peminjam berupaya mengelola dana tersebut untuk pengembangan usahanya. Universitas Sumatera Utara d. Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan dengan akad syirkah adalah penyertaan BMT sebagai pemilik modal dalam kegiatan usaha, di mana terjadinya kesepakatan untuk menanggung resiko dan keuntungan yang berimbang sesuai dengan penyertaan modal masing-masing. e. Pembiayaan Qardhul Hasan Pinjaman kebajikan yaitu suatu perjanjian antara BMT sebagai pemberi pinjaman dengan nasabah sebagai penerima pinjaman, baik berupa uang maupun barang tanpa persyaratan adanya tambahan atau biaya apa pun. Peminjam nasabah berkewajiban mengembalikan uang atau barang yang dipinjam, dengan jumlah yang sama dengan pokok pinjaman. BMT sebagai pemberi pinjaman tidak diperbolehkan meminta peminjam untuk membayar lebih dari jumlah pokok pinjaman, akan tetapi BMT dibenarkan untuk menerima kelebihan pembayaran secara sukarela yang besarnya tidak ditentukan sebelum akad, ini hukumnya sunnah. Tujuan utama pembiayaan Qardhul Hasan adalah untuk menolong peminjam yang berada dalam keadaan terdesak, baik untuk hal- hal yang bersifat konsumtif maupun produktif. Peminjam dipilih secara selektif dan hati-hati terutama kepada peminjam yang dinilai jujur dan mempunyai reputasi baik. Dana Qardhul Hasan ini berasal dari dana zakat, infaq, dan sedekah yang dititipkan di BMT Sumitro: 107. Dana Qardhul Hasan ini dapat bersumber dari bagian modal BMT, keuntungan BMT yang disisihkan, atau dari lembaga lain atau individu yang Universitas Sumatera Utara mempercayakan penyaluran infaknya kepada BMT. Dasar hukum dari Qardhul Hasan adalah sebagai berikut: 1. Q.S. Al-Baqarah 2: 282, “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bermuamalah tidak secara tunai sampai waktu tertentu, buatlah secara tertulis…” 2. Q.S. Al-Hadid 57: 11, “Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan balasan pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak.” 3. HR. Muslim “Orang yang melepaskan seorang muslim dari kesulitan dunia, Allah akan melepaskan kesulitan di hari kiamat; dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama ia suka menolong saudaranya.” Adapun ketentuan mengenai Qardhul Hasan telah diatur dalam fatwa DSN No. 19DSN-MUIIX2000. Dalam fatwa ini, ketentuan umum Qardhul Hasan adalah sebagai berikut: 1. Qardhul Hasan adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah muqtaridh yang memerlukan. 2. Nasabah Qardhul Hasan wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu yang telah disepakati bersama. 3. Biaya administrasi dibebankan kepada nasabah. 4. Bank dapat meminta jaminan kepada nasabah bilamana dipandang perlu. Universitas Sumatera Utara 5. Nasabah Qardhul Hasan bisa memberikan tambahan sumbangan dengan sukarela kepada bank selama tidak diperjanjikan dalam akad. 6. Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya pada saat yang telah disepakati dan nasabah telah memastikan ketidakmampuannya, bak dapat: a. Memperpanjang waktu pengembalian, atau b. Menghapus write off sebagian atau seluruh kewajibannya. Adapun mekanisme pembiayaan Qardhul Hasan akan disajikan dalam Gambar 2.1 dibawah ini: Perjanjian Qardh Tenaga Kerja Modal 100 Kembali Modal 100 Gambar 2.1 Skema Qardhul Hasan Nasabah ProyekUsaha Lembaga Keuangan Keuntungan Universitas Sumatera Utara

2.3 Koperasi Syariah