Universitas Sumatera Utara
semangat belajar
pelajaran yang
menakutkan pendidikan di
sekolah RPP dan
Silabus dll. Media LCD
tidak berada di semua kelas
teknologi di luar
kepentingan pendidikan
6 Peserta didik
kurang percaya diri
- -
Keadaan ekonomi
keluarga peserta didik
rendah Masyarakat
Menganggap Bahasa
Inggris kurang
penting Peserta didik
lebih cepat menguasai
teknologi daripada
guru
7 Peserta didik Malas
Membaca -
- -
Budaya membaca di
masyarakat rendah
Terkadang merasa kurang
bersemangat mengajar,
Kurangnya buku dan
fasilitas di perpustakaan
Peserta didik terlambat
sekolah karena
memainkan hp dan
laptop hingga larut
malam
Sumber: Peneliti
4.2.2. Membangun Proses Belajar Mengajar Yang Menyenangkan Dalam Meminimalisir Masalah Belajar.
Ada beberapa cara yang dilakukan oleh para informan untuk menciptakan proses belajar mengajar yang menyenangkan. Hal ini dituangkan ke dalam
aktivitas belajar mengajar KBM yang dilakukan dimana tujuan dalam melaksanakan kegiatan yaitu tercapainya tujuan belajar. Untuk mencapai tujuan
belajar para guru melakukan berbagai cara agar proses belajar yang mereka lakukan menjadi proses yang menyenangkan.
Proses belajar yang menyenangkan dilakukan melalui kegiatan belajar mengajar KBM. Di dalam KBM terjadi interaksi dimana guru dan peserta didik
mengenal lebih dalam satu sama lain. Sebelum melakukan KBM guru harus mengetahui masalah belajar apa yang dimiliki oleh peserta didik dan tipe belajar
yang dimiliki muridnya. Dengan mengetahui masalah belajar dan tipe belajar seperti apa yang dimiliki peserta didik guru akan lebih mudah membuat model
pembelajaran dan perangkat belajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Model pembelajaran dan perangkat pembelajaran harus mampu mengakomodasi cara belajar peserta didik. Dengan mengakomodasi perbedaan
cara belajar tersebut dapat menciptakan KBM yang menyenangkan.Untuk mendukung hal tersebut diperlukan fasilitas belajar yang memadai. Sehingga
proses belajar dapat berlangsung sesuai dengan yang diharapkan
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan KBM yang sehari-hari dilakukan oleh para informan pada umumnya sama. Informan 1-7 memulai dengan apersepsi yang biasa dilakukan
pada awal mengajar. Apersepsi dapat dilakukan dengan tegur sapa atau memberi salam dan mengabsen seperti yang dilakukan informan 5 pada awal pertemuan.
Setelah saling menegur sapa kemudian berbincang-bincang mengenai aktivitas sehari-hari atau diberi istilah “social chat” oleh informan 6. Selain melakukan
social chat kegiatan tersebut bisa diganti dengan memberikan pesan-pesan motivasi seperti yang dilakukan informan 1 dan 6 atau membahas tentang materi
sebelumnya yang dilakukan oleh informan 2,3,4,5 dan 7. Semua kegiatan yang telah disebutkan merupakan pemanasan sebelum memasuki ke dalam kegiatan
inti. Setelah apersepsi barulah memasuki kegiatan ini yaitu belajar mengajar dan mengerjakan latihan.
Agar tercipta proses belajar yang menyenangkan perlu dilakukan manajemen diversitas terhadap cara belajar yang berbeda-beda. Cara belajar
peserta didik yang berbeda-beda berasal dari keadaan fisik dan psikologis, pola asuh, keadaan keluarga serta keadaan sosial budaya di lingkungan tempat peserta
didik tinggal. Para guru harus dapat menyiasati perbedaan belajar. Untuk menyiasati cara belajar peserta didik yang berbeda-beda tersebut
informan 1-7 mempraktekan model pembelajaran yang berbeda-beda pula Model pembelajaran yang berbagai macam tersebut dilakukan untuk mengakomodasi
seluruh cara belajar peserta didik. Dengan mengakomodasi seluruh cara belajar peserta didik merupakan cara menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
untuk meminimalisir timbulnya masalah belajar. Selain menggunakan model pembelajaran yang berbeda-beda informan 1
menggunakan media presentasi. Media presentasi dianggap dapat membatu para peserta didik agar lebih terfokus pada pembelajaran. Media presentasi yang
informatis serta menarik menimbulkan rasa ingin tahu dari peserta didik. Rasa ingin tahu tersebut membuat mereka lebih serius memperhatikan dan aktif di
dalam mengikuti pelajaran. Dengan media tersebut informan 1 dapat melihat mana peserta didik yang lambat dan tidak fokus dalam memahami pelajarannya
Informan 2-7 menekankan pentingnya untuk memahami peserta didiknya. Informan 2 mengemukan dengan memahami peserta didik maka seorang guru
Universitas Sumatera Utara
dapat mengetahui bagaimana berinteraksi dan memperlakukan peserta didiknya di dalam kelas. Informan 3,4,5 menyatakan dengan memahami cara belajar peserta
didik mereka dapat mengukur tingkat pemahaman para peserta didik mengenai pelajaran mereka.
Bagi informan 6 pemahaman kepada peserta didik berarti memahami tipe- tipe belajar yang mereka miliki. Memahami tipe belajar yang dimiliki peserta
didik dapat membantu informan menentukan metode pembelajaran, materi dan media apa yang akan digunakannya untuk menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan. Informan 7 menyiasati cara belajar peserta didiknya dengan sering mengajak mereka berdiskusi demi mencari tahu hal yang paling disukai
peserta didiknya dalam belajar. Cara lain untuk mengakomodasi cara belajar para peserta didik adalah
membuat saluran komunikasi alternatif dengan menetapkan tutor sebaya. Informan 1 dan 2 memilih peserta didik yang memiliki pemahaman secara konsep
dan praktek yang baik dapat ditunjuk untuk mendampingi peserta didik yang lebih lamban agar mereka termotivasi untuk belajar dengan melihat dan memperhatikan
temannya. Tutor sebaya dapat membantu masalah belajar temannya yang masih sungkan atau malu untuk bertanya langsung kepada guru mereka. Jadi, mereka
dapat lebih mudah untuk bertanya ketika mengalami masalah belajar. Guru dan tutor bekoordinasi memantau perkembangan peserta didiknya.
Seluruh informan 1-7 memberikan perhatian khusus terhadap peserta didik yang dianggap memiliki tingkat pemahaman yang lebih lamban di dalam mata
pelajaran mereka. Perhatian khusus ini dilakukan dalam membantu memahaman pada materi dengan menanyakan pemahaman, membantu dalam mengerjakan
tugas dan memberi tambahan jam belajar berupa les atau remedial.Peratian juga diberikan dalam bentuk dukungan secara mental dan emosional dengan memberi
dorongan, pujian, memberi nasehat dan memotivasi agar peserta didik terpacu untuk lebih giat belajar.
Setelah mengakomodasi cara belajar peserta didik maka langkah selanjutnya adalah menciptakan KBM yang menyenangkan. Dalam menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan informan 1-7 memakai model pembelajaran
Universitas Sumatera Utara
yang berbeda beda. Mereka membangun kedekatan dengan para peserta didik agar para peserta didik senang belajar.
Informan 1 dan 7 menekankan agar suasana belajar tidak monoton maka beliau memusatkan aktivitas belajar pada peserta didik. Informan 2 dan 3
berusaha agar mata pelajaran mereka tidak menjadi sesuatu yang menakutkan. Informan 2 selalu berdiskusi dengan peserta didik tentang model pembelajaran
apa yang ingin mereka lakukan. Informan 3 membuat berbagai permainan dan istilah-istilah menarik agar peserta didiknya aktif di kelas.
Agar peserta didiknya senang dalam belajar Informan 4 melakukan pendekatan agar siswa dapat menerima gurunya terlebih dahulu setelah itu baru
pelajaran yang diajarkannya. Informan 5 mencoba mengajar dengan santai dan tidak memaksakan peserta didiknya untuk langsung mengerti apa yang
diajarkannya. Informan 6 selalu memberikan motivasi untuk membangun kepercayaan diri peserta didiknya dan mendorong peserta didiknya untuk
membuat tujuan dalam belajar. Sedangkan Informan 7 terkadang mengganti suasana belajar dengan mengajak peserta didik keperpustakaan. Informan 7 juga
menekankan jika peserta didik merasa dekat dengan guru maka mereka akan lebih senang dalam belajar.
Informan 1-7 mengungkapkan penggunaan media belajar merupakan salah satu faktor penting dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Media yang digunakan oleh para informan pada umumnya adalah laptop dan LCD. Mereka membuat presentasi materi berupa power point atau memutar
materi berupa audi, visual dan audio visual dengan menggunakan akses internet. Misalnya pada pengamatan yang dilakukan pada informan 1 yang sangat
menyukai menggunakan media presentasi power point dan menggunakan akses internet untuk menujukkan materi secara langsung kepada peserta didik. Media
lain yang dibuat sendiri oleh para informan berupa kartu-kartu yang bertujuan dijadikan media untuk mengingat materi, membuat catatan-catatan penting
mengenai materi, sebagai media permainan seperti cerdas cermat dan sebagai alat mengevaluasi pemahaman peserta didik tentang materi sebelumnya. Media kartu
biasanya digunakan oleh informan 1, 2 dan 3.
Universitas Sumatera Utara
Langkah lain yang dilakukan informan 1-7 untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan adalah membuat berbagai permainan dan kegiatan
selingan yang diselipkan di dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan ini tentu saja membutuhkan kontrol yang baik sehingga segala bentuk permainan dan
selingan yang dibuat tidak mengaburkan tujuan inti dari belajar. Permainan dan selingan ini dapat dilakukan untuk membuat suasana belajar lebih bersemangat
dan memecahkan kebuntuan setelah mereka melakukan latihan ataupun tes sehingga peserta didik kembali kepada keadaan normal. Berikut ini adalah table
yang menunjukkan aktivitas informan dalam menciptakan Proses belajar yang menyenangkan:
Tabel 4.4. Aktivitas Dalam Menciptakan Proses Belajar Menyenangkan
Informan Megakomodasi perbedaan cara belajar peserta didik
Menciptakan KBM yang menyenangkan
1 - Menerapkan cara belajar yang
berorientasi pada peserta didik. - Menarik fokus peserta didik
dengan media presentasi - Menunjuk tutor sebaya
- Menggunakan berbagai model pembelajaran
- Memakai media belajar 2
- Memahami tingkat pemahaman serta kondisi fisik dan psikologis
peserta didik. - Menggunakan berbagai model
pembelajaran - Menggunakan media belajar
- Membuat berbagai permainan yang sesuai materi
3 - Memperlakukan sesuai dengan
tingkat pemahaman dan kondisi belajar peserta didik
- Menyesuaikan materi dengan tingkat pemahaman peserta didik
- Menunjuk tutor sebaya - Menggunakan berbagai model
pembelajaran - Memakai media pembelajaran
- Menanyakan model pembelajaran apa yang ingin
dilaksanakan. 4
- Menggunakan pendekatan yang secara umum dapat dimengerti
oleh seluruh peserta didik - Mengikuti tingkat pemahaman
peserta didik. - Menggunakan berbagai model
pembelajaran - Meraih simpati peserta didik
- Memperatikan intonasi suara 5
- Memahami tingkat pemahaman peserta didik
- Memberikan tugas yang sesuai dengan kemampuan peserta didik.
- Menggunakan berbagai model pembelajaran
- Menerapkan sistem belajar santai dengan tidak
memaksakan mengejar materi dalam silabus
6 - Memahami tipe-tipe belajar
peserta didik - Memberi bahan sesuai dengan
tipe belajar peserta didik - Menggunakan berbagai model
pembelajaran - Memberikan dukungan kepada
peserta didik
Universitas Sumatera Utara
- Menyajikan materi yang mudah dipahami secara umum
- Mendorong peserta didik dalam membuat target belajar
7 - Menyampaikan pelajaran dengan
bahasa yang mudah dipahami peserta didik.
- Mencari tahu hal yang membuat peserta didik senang dalam
belajar - Menggunakan berbagai model
pembelajaran - Sering mengajak peserta didik
mengobrol dan berdiskusi
Sumber: Peneliti
4.2.3 Kegiatan Konseling Dalam mengatasi masalah belajar.