Membangun Komunikasi dan Hubungan Yang Efektif

Universitas Sumatera Utara konselor untuk menceritakan masalah yang dialaminya sehingga dapat dicarikan solusi yang paling tepat. Kegiatan dalam mengatasi masalah belajar yang telah diterapkan selama ini dipandang telah berjalan dengan baik oleh informan 8. Informan 8 mendapati terjadi penurunan kasus masalah belajar hingga delapan puluh persen. Namun, belum ada pencatatan secara akumulatif tingkat penurunan kasus tersebut sehingga belum dapat ditunjukkan data yang sesungguhnya. Gambar 4.2. Proses Konseling Yang diterapkan dilaksanakan Sumber: Peneliti

4.2.4. Membangun Komunikasi dan Hubungan Yang Efektif

Masalah belajar yang paling sering ditangani oleh para informan timbul dari individu. Sehingga pendekatan yang dilakukan para informan adalah dengan melakukan komunikasi antar pribadi. Komunikasi antar pribadi merupakan bentuk komunikasi yang dapat membangun komunikasi dan hubungan yang efektif. Pada saat awal hubungan dalam proses belajar guru dan peserta didik sama sama tidak mengetahui masalah belajar yang terjadi pada proses belajar. Guru melakukan berbagai cara untuk mengidentifikasi masalah belajar yang terjadi. Cara yang ditempuh antara lain dengan mengumpulkan informasi melalui komunikasi verbal dan nonverbal yang ditunjukkan oleh peserta didik. Pada proses mengidentifikasi masalah belajar guru dan peserta didik berada pada daerah tidak dikenal pada suatu hubungan. Ketika guru telah berasil mengidentifikasi masalah belajar maka guru memperole informasi sementara mengenai masalah belajar yang terjadi. Dengan informasi masalah belajar yang diidentifikasi guru menjadi rujukan bagi guru dalam menentukan dan membuat perangkat belajar. Pada tahap ini masalah belajar GuruAnggota PIK-R Wali Kelas Guru Konseling Kepala Sekolah Konferensi Kasus Universitas Sumatera Utara hannya diketahui oleh guru tetapi masalah belajar tersebut sering tidak diketahui oleh peserta didik. Hal tersebut membuat guru dan peserta didik berada pada daerah tersembunyi. Masalah belajar sering terjadi dengan disertai beberapa faktor penyebab. Faktor tersebut bersumber dari faktor internal dan eksternal sehingga masalah belajar tersebut menjadi masalah yang kompleks. Misalnya ada peserta didik yang malas belajar karena ada mempunyai masalah dari rumah. Keadaan rumah peserta didik tersebut hanya diketahui oleh orang lain namun tidak diketahui oleh guru. Keadaan dimana penyebab masalah belajar hanya diketahui oleh murid dan tidak diketahui oleh guru menyebabkan hubungan guru dan peserta didik berada pada daerah buta di dalam hubungan. Dalam mengatasi masalah belajar para informan menjalin keakraban dengan peserta didik. Informan 1, 2, 3, 4, 6, 7 dan delapan membangun hubungan kedekatan dengan peserta didiknya layaknya seperti ibu dan anak. Informan 5 mengangap peserta didik sebagai partner dalam berinteraksi sehari-hari. Kedekatan membuat guru dan peserta didik dapat saling memahami karakteristik dan kebiasaan masing-masing saat berinteraksi di dalam proses belajar. Kedekatan tersebut memudahkan guru dalam mengatasi masalah belajar. Menurut informan 1 cara yang paling efektif dalam masalah belajar melalui prosedur yang baik. Apabila hannya masalah kecil cukup diselesaikan oleh guru bidang studi yang bersangkutan. Jika masalah yang cukup berat baru melibatkan wali kelas dan guru konseling melalui prosedur pembinaan yang telah diatur oleh sekolah. Informan 1 merasa orang tua tidak perlu dilibatkan jika masalah tersebut hanya masalah belajar. Peserta didik yang bemasalah harus dibina terlebih dahulu melalui sistem pembinaan yang ada di sekolah. Setelah melalui pembinaan namun tidak terdapat perubahan dari sikap peserta didik barulah orang tua dilibatkan untuk ikut bekerja sama membina peserta didik tersebut. Informan 2 membuat peserta didik senang dalam belajar adalah cara yang efektif dalam mengatasi timbulnya masalah belajar. Sedangkan ketika peserta didik mengalami masalah dalam proses belajar maka pendekatan antar pribadi dapat dipakai dalam menyelesaikan masalah tersebut. Ketika beliau menemukan Universitas Sumatera Utara kasus yang kompleks dan membutuhkan penanganan khusus dalam melakukan konselingmaka beliau meminta pertolongan dari pihak lain atau menggunakan jasa layanan konseling yang tersedia di sekolah. Informan 3 Dalam mengatasi masalah belajar yang timbul Ibu Dini mencari waktu yang tepat dalam melakukan pemanggilan secara pribadi terhadap peserta didik yang dianggap bermasalah dalam belajar. Siswa tersebut kemudian diajak berkomunikasi mengenai masalah apa yang dihadapi dengan sambil memberikan nasehat. Informan 3 terus menerus mengajak berdialog dan memotivasi peserta didiknya yang bermasalah sehingga terdapat pada sikap dan cara belajar peserta didik tersebut. Cara yang paling efektif dalam mengatasi masalah belajar yang telah sejak lama dilakukan Informan 3 adalah dengan melakukan komunikasi antar pribadi. Informan 3 merasa peserta didik lebih terbuka dalam menceritakan permasalahan yang dialami ketika ditanyai secara pribadi. Komunikasi antar pribadi dilakukan informan 3 untuk mengetahui permasalahan secara lansung. Komunikasi antar pribadi juga dapat digunakan dalam membangun kedekatan dengan peserta didiknya. Sehingga kedekatan tersebut digunakan untuk lebih mudah memotivasi peserta didiknya.Ibu Dini merasa dengan memberi perhatian mampu mengatasi masalah belajar. Dengan memberikan perhatian kepada peserta didik yang memiliki masalah belajar maka akan terjadi kedekatan. Jika peserta didik telah merasa dekat dengan gurunya maka dia akan lebih termotivasi dalam belajar. Informan 4 Langkah yang paling efektif dalam mengatasi masalah belajar pada peserta didik adalah dengan mencari tahu apa masalah yang dialami siswa. Apabila Ibu Sal kesulitan mencari tahu langsung dari peserta didik yang tersangkut masalah maka Ibu Sal akan mencari tahu melalui teman-teman peserta didik tersebut. Setelah mengetahui cukup informasi mengenai permasalahan yang dialami oleh peserta didik tersebut barulah dilakukan pemanggilan. Kemudian Ibu Sal akan mencoba memahami situasi yang dialami peserta didiknya dengan menempatkan posisi seperti halnya yang dialami oleh peserta didik tersebut dan pelan-pelan memberikan pengertian agar peserta didik tersebut paham akan perbuatan yang dilakukannya. Universitas Sumatera Utara Diperlukan kecakapan dalam mencari tahu tentang masalah yang dialami peserta didik dan menempatkan diri pada posisinya. Biasanya peserta didik baru akan cerita kepada orang yang mereka percayai. Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan terkadang perlu dilakukan pendekatan pada orang yang paling dekat dan dan dapat mereka percayai. Informan 5 menganggap pendekatan antar pribadi yang baik adalah cara yang paling efektif dalam mengatasi masalah belajar. Dengan pendekatan tersebut dia merasa ada kedekatan dengan peserta didiknya sehingga memudahkannya dalam memberi nasehat dan masukkan. Dengan kedekatan tersebut peserta didik juga akan lebih mudah menerima nasehat dan masukan yang diberikan oleh beliau. Melalui kedekatan tersebut mereka merasa tidak mungkin nasehat yang diberikan akan melukai dan mencelakai mereka. Informan 6 melakukan pendekatan komunikasi dalam mengatasi masalah belajar. Informan 6menggunakan latar belakang peserta didik untuk mengajak mereka berpikir lebih kritis mengenai segala hal terutama hal yang terjadi pada diri mereka dan lingkungan mereka. Melalui komunikasi informan 6 dapat menggali informasi lebih dalam mengenai peserta didik. Yang paling penting bagaimana seorang guru mampu dan mau menggunakan kecakapan berkomunikasi untuk menyelesaikan masalah belajar secara tuntas. Informan 7 sering berkomunikasi dan melakukan diskusi dengan peserta didiknya agar hubungan mereka menjadi lebih baik. Dengan terjalinnya hubungan yang baik maka informan 7 lebih mudah dalam menerapkan model pembelajaran dan membuat peserta didiknya tertarik dengan pelajarannya. Informan 7 menggunakan pendekatan antar pibadi dalam menyelesaikan masalah belajar dengan tidak membuat siswa tertekan dan berusaha agar tidak membuat mereka malu di depan umum. Informan 7 menyusun pesan yang sesuai dan mudah dimengerti oleh para peserta didiknya.Menyusun pesan sesuai dengan daya nalar peserta didik sangat penting agar pesan tersebut dapat mudah dipahami. Untuk menyusun pesan yang mudah dipahami oleh peserta didik seorang guru haruslah benar-benar mengenal tentang keadaan dan situasi peserta didiknya. Hubungan yang dekat dan akrab maka akan memudahkan saling membuka diri. Pada hubungan yang dekat dan akrab menumbuhkan kepercayaan peserta Universitas Sumatera Utara didik kepada guru mereka. Peserta didik lebih terbuka terhadap masalah belajar yang dihadapinya dengan tidak merasa sungkan untuk mengungkapkan masalah belajar yang dialaminya. Sedangkan guru dengan memahami masalah belajar peserta didiknya dapat memberi reaksi yang tepat untuk mengatasi masalah belajar tersebut. Dengan mengurangi daerah buta dan tersembunyi komunikasi dan hubungan yang efektif dapat terwujud dan terjalin dengan baik. Gambar 4.3. Membangun Komunikasi dan Hubungan Yang Efektif Informan Bentuk Komunikasi Aktivitas yang dilakukan 1 Komunikasi antar pribadi Melakukan pendekatan seperti ibu dan anak 2 Komunikasi antar pribadi Melakukan pendekatan seperti ibu dan anak 3 Komunikasi antar pribadi Melakukan pendekatan seperti ibu dan anak 4 Komunikasi antar pribadi Melakukan pendekatan seperti ibu dan anak 5 Komunikasi antar pribadi Melakukan pendekatan seperti partner temansahabat 6 Komunikasi antar pribadi Melakukan pendekatan seperti ibu dan anak 7 Komunikasi antar pribadi Melakukan pendekatan seperti ibu dan anak 8 Komunikasi antar pribadi Melakukan pendekatan seperti ibu dan anak Sumber: Peneliti Kedekatan dam keakraban tersebut diperoleh melalui komunikasi antara pribadi. Salah satu cara yang dilakukan adalah pembukaan diri. Melalui pembukaan diri guru dan peserta didik dapat saling memahami masalah yang terjadi didalam proses belajar yang dialamin oleh peserta didiknya. Keadaan saling memahami satu sama lain dijadikan oleh guru untuk membangun komunikasi dan hubungan yang efektif. Para informan menggunakan kedekatan dan keakraban sebagai cara yang dipandang paling efektif dalam mengatasi masalah belajar. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pola Komunikasi yang efektif dalam mengatasi masalah belajar yang didapat dari penelitian ini adalah: Mengidentifikasi masalah-Menciptakan Proses Belajar Yang Menyenangkan-Kegiatan Konseling - Membangun Komunikasi dan Hubungan Yang Efektif. Semua rangkain tersebut dijadikan kedalam sebuah pola yang dimasukkan dan diterapkan kedalam sistem sekolah sehingga dapat menjadi acuan dalam kegiatan mengatasi masalah belajar. 2. Dalam menerapkan pola komunikasi yang efektif tersebut terdapat aktivitas komunikasi yang dilakukan meliputi mengidentifikasi masalah belajar melalui bahasa verbal dan nonverbal, proses belajar adalah proses berkomunikasi yang melibatkan unsur-unsur komunikasi dalam mengakomodasi cara belajar peserta didik dan menciptakan KBM yang menyenangkan, membangun komunikasi dan hubungan yang efektif dengan melakukan pembukaan diri dan melakukan pendekatan antar pribadi untuk mendapat kepercayaan klien di dalam kegiatan konseling.

5.2 Saran

1. Agar kegiatan segala kegiatan dalam mengatasi masalah belajardapat dilakukan berkesinambungan dan disertaipencatatan akumulasi persentase kasus belajar yang terjadi disekolah. 2. Sekolah berkoordinasi dengan pihak seperti pemerintah dalam memperbaiki sisten pendidikan, sarana prasarana dan infrastruktur pendidikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. 3. Sekolah dapat melaksanakan kegiatan rutin dalam rangka berkerjasama dengan orang tua peserta didik dan tokoh masyarakat agar mau bekerja sama mengatasi masalah belajar. 4. Guru-guru di SMA Negeri 3 Putra Bangsa lebih aktif mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam berinteraksi dengan siswa dan lebih