Universitas Sumatera Utara
Komunikasi
Komunikasi Antar Pribadi -
Self Disclosure -
Konseling Pola Komunikasi
Efektif Proses Belajar
- Masalah belajar
emotional disturbance dan ketidakmampuan penyesuaian diri maladjustment dengan berbagai bentuk variasinya. Hal ini dapat dicermati melalui gejala perilaku
atau partisipasi siswa di kelas, situasi bermain, kemampuan berkomunikasi atau berinteraksi sosial; agresi fisik, ancaman, perilaku destruktif, tindakan-tindakan
yang tidak sesuai dengan norma-norma; kelambatan dalam prestasi dan keterampilan akademik; perasaan takut, rasa bersalah dan ekspresi verbal lainya
Thalib, 2010:251. Menurut Williamson 1961 Hubungan konseling secara umum adalah untuk
membantu klien mencapai perkembangan secara optimal dalam batas-batas potensinya Latipun, 2008:45. Dalam aspek tugas perkembangan belajar, layanan
bimbingan dan konseling membantu siswa agar: 1 Dapat melaksanakan keterampilan atau teknik belajar secara efektif.
2 Dapat menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan. 3 Mampu belajar secara efektif.
4 Memiliki keterampilan dan kemampuan dalam menghadapi evaluasiujian Sukardi, 2008:45.
2.3 Model Teoretik
Uma Sekaran dalam bukunya Business Research 1992 mengemukakan bahwa, kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifkasikan sebaga masalah penting Sugiono, 2010:60. Kerangka berfikir penelitian ditunjukkan pada
gambar berikut:
Gambar 2.2.
Sketsa Kerangka Berfikir
Sumber: Peneliti
Universitas Sumatera Utara
Dari kerangka berpikir diatas peneliti ingin mengungkapkan bagaimana para guru mengunakan kompetensi mereka dalam berkomunikasi dan berinteraksi
dengan siswa mereka dalam proses belajar. Kecakapan berkomunikasi tersebut digunakan dalam mengatasi masalah belajar dan penyelesaiannya melalui
kegiatan konseling. Dalam melakukan mengatasi belajarguru melakukan komunikasi antar pribadidan melakukan self disclosure untuk saling memahami
masalah belajar yang dialami siswa-siswi dan melakukan pendekatan untuk mencari tahu penyebab dan mencari solusi yang terbaik. Sehingga melalui proses
tersebut mendapat gambaran tentang pola komunikasi yang efektif dalam menyelesaikan masalah belajar melalui kegiatan konseling dalam menyusun pesan
dan menentukan media yang digunakan terhadap siswa-siswi yang mengalami permasalahan pada proses belajar.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptifkualitatif. Creswell dalam Iskandar, 2009:11 Pendekatan kualitatif
adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada penelitian ini,
peneliti membuat sebuah gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terperinci dari pandangan responden dan melakukan studi pada situasi yang
dialami. Bogdam dan Taylor Moleong, 2010:4 mendefenisikan metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.
Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui masalah yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk
mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data dan meneliti sejarah perkembangan. Penelitian sosial yang menggunakan format deskriptif kualitatif
bertujuan untuk mengambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yangada di masyarakat yang menjadi objek
penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun
fenomena tertentu Bungin, 2010:68.
3.2 Objek Penelitian
Dalam penelitian kualitatif tidak mengenal istilah populasi, tetapi oleh Spradley dalam Sugiono, 2010:215 dinamakan sebagai “social situation” atau
situasi sosail yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat place, pelaku actors, dan aktivitas activity yang berinteraksi secara sinergi. Situasi sosial tersebut
dapat dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin diketahui “apa yang terjadi” di dalamnya.Objek penelitian adalah apa yang menjadi sasaran penelitian. Sasaran
penelitian tak tergantung pada judul dan topik penelitian, tetapisecara konkret tergambar dalam rumusan masalah penelitian Bungin, 2010:76.