Kegiatan Konseling Dalam mengatasi masalah belajar.

Universitas Sumatera Utara - Menyajikan materi yang mudah dipahami secara umum - Mendorong peserta didik dalam membuat target belajar 7 - Menyampaikan pelajaran dengan bahasa yang mudah dipahami peserta didik. - Mencari tahu hal yang membuat peserta didik senang dalam belajar - Menggunakan berbagai model pembelajaran - Sering mengajak peserta didik mengobrol dan berdiskusi Sumber: Peneliti

4.2.3 Kegiatan Konseling Dalam mengatasi masalah belajar.

Kegiatan konseling berperan penting dalam mengatasi masalah belajar disekolah. Informan 2, 5, 6 dan tujuh melakukan konseling secara pribadi kepada peserta didiknya hingga masalah belajar dianggap tuntas. Informan 1, 3 dan 4 akan menangani masalah belajar yang dialami siswa secara pribadi akan tetapi ketika masalah belajar tersebut berkaitan dengan masalah yang lain maka bantuan layanan konseling dianggap penting dalam mengatasi masalah belajar. Informan 8 melaksanakan menerapkan dua sistem layanan konseling konseling disekolah. Sistem yang pertama adalah sistem layanan konseling karir. Pada sistem ini peserta didik di kelas diarahkan untuk membuat tujuan belajar mengenai apa sasaran karir yang hendak mereka capai dimulai dari pemilihan jurusan, fakultas serta universitas yang akan mereka pilih nantinya setelah lulus dari sekolah. Sistem yang kedua adalah layanan pembinaan siswa bermasalah yang difokuskan untuk siswa kelas sepuluh dan sebelas. Dalam menjalankan sistem tersebut terdapat Guru Konseling yang berkoordinasi dengan dewan guru, guru wali kelas dan wakil kepala sekolah. Informan 8 membuat berbagai macam kegiatan meliputi kegiatan harian, mingguan, bulanan, semester dan tahunan. Salah satu kegiatannya adalah kegiatan PIK-R. Guru Konseling bertugas untuk memberikan layanan konseling berdasarkan 2 sistem yang telah diterapkan sekolah. Menurut informan 8 anggota PIK-R membantu dan berkoordinasi dengan Guru Konseling menjalankan sistem yang ke dua. Anggota PIK-R adalah siswa yang telah diberikan bekal pengetahuan dan pelatihan sebagai konselor sebaya. Universitas Sumatera Utara Dalam melakukan konseling informan 8 melakukan komunikasi antar pribadi. Konseling dilakukan secara tatap muka antara konselor dan klien. Para Informan menciptakan situasi nyaman terlebih dahulu dengan melakukan pendekatan antar pribadi dan menumbuhkan rasa percaya dari klien dengan tidak memaksakan klien untuk bercerita. Proses konseling yang dilakukan informan 8 ada beberapa tahap yang pertama adalah klien mendatangi mereka untuk mendapatkan konseling dengan suka rela. Proses yang lain adalah klien ditangani oleh guru atau anggota PIK-R secara pribadi. Apabila kasus tersebut tidak selesai maka dilaporkan kepada wali kelas. Ketika wali kelas tidak mampu menangani sendiri kasus tersebut maka beliau meminta bantuan guru konseling seperti yang dilakukan informan 3 dan 4. Apabila kasus tersebut belum juga selesai maka akan diserahkan kepada kepala sekolah. Jika dirasa perlu dilakukan konferensi kasus maka sekolah akan memanggil orang tua. Informan 8 mengungkapkan kekuatan koordinasi antara semua pihak dalam mengatasi kasus-kasus belajar yang terjadi sangat penting. Hal ini terbukti dengan kasus pencurian dan pacaran yang pernah terjadi. Walaupun pada kasus tersebut terpaksa diselesaikan melalui konferensi kasus tetapi dengan koordinasi yang baik kasus tersebut dapat terselesaikan sehingga tidak sampai menimbulkan masalah yang lebih besar. Masalah belajar terkadang timbul diiringi masalah yang lain yang menyebabkan terjadinya masalah belajar. Yang dilakukan informan 8 mengupas masalah-masalah tersebut terlebih dahulu sebelum menyelesaikan masalah belajarnya. Informan 8 terkadang mengalami masalah dalam melakukan konseling. Kendala yang dialami adalah ketika harus melakukan pendekatan untuk mendapatkan kepercayaan klien. Informan 8 terkadang harus berusaha untuk merahasiakan kasus yang dialami kliennya tersebut agar tidak diketahui oleh pihak lain. Hal ini penting dilakukan untuk kelancaran proses konseling. Seluruh informan menyatakan dari seluruh kasus belajar yang terjadi timbul dari perorangan. Para informan tersebut menggunakan komunikasi antar pribadi untuk melakukan pendekatan dengan pengungkapan diri dan membangun keakraban. Setelah terjadi keakraban maka klien akan menaruh kepercayaan pada Universitas Sumatera Utara konselor untuk menceritakan masalah yang dialaminya sehingga dapat dicarikan solusi yang paling tepat. Kegiatan dalam mengatasi masalah belajar yang telah diterapkan selama ini dipandang telah berjalan dengan baik oleh informan 8. Informan 8 mendapati terjadi penurunan kasus masalah belajar hingga delapan puluh persen. Namun, belum ada pencatatan secara akumulatif tingkat penurunan kasus tersebut sehingga belum dapat ditunjukkan data yang sesungguhnya. Gambar 4.2. Proses Konseling Yang diterapkan dilaksanakan Sumber: Peneliti

4.2.4. Membangun Komunikasi dan Hubungan Yang Efektif