Universitas Sumatera Utara
4.2.1. Mengidentifikasi TimbulnyaMasalah Belajar
Tahap ini merupakan tahap awal dimana kedua belah pihak sama-sama belum mengetahui masalah yang timbul di dalam proses belajar. Pada tahap ini
dilakukkan kegiatan mengumpulkan informasi dalam mengenali gejala timbulnya masalah belajar.Informasi tersebut digunakan untuk mengenali dan
mengidentifikasi timbulnya masalah belajar. Informan 1-7 mengidentifikasi masalah belajar dari sikap dan gerak-gerik
peserta didiknya. Informan 1 menilai masalah sikap peserta didik yang kurang sopan. Informan 1, 2, dan 5menandai masalah belajar saat peserta didik tidak
nyambung saat menunjukkan masalah belajar. Sikap yang tidak sopan tidak hanya ditunjukkan oleh peserta didik yang lamban dalam belajar, siswa pintar pun
pernah melakukan ketidak sopanan dan dikenali sebagai masalah belajar oleh informan 1. Sikap yang tidak sopan ini seperti suka mengolok-ngolok atau
memberi julukan pada teman. Informan 4 dan 6 memperhatikan tingkat keaktifan dan cara belajar siswa di dalam kelas dalam mengidentifikasi masalah belajar.
Memberikan tes adalah cara berikutnya yang dapat dijadikan untuk mengidentifikasi masalah belajar. Informan 2,4,5,6 dan 7 melakukan tes untuk
melihat pemahaman peserta didik tentang pelajaran yang telah diberikan. Peserta didik yang mendapat nilai dibawah nilai tuntas dapat diidentifikasikan sebagai
peserta didik yang memiliki masalah belajar. Komunikasi nonverbal juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi
adanya masalah belajar. Informan 3, 5, 7 menemukan tanda masalah belajar yang dialami peserta didik dari komunikasi nonverbal yang ditujukkan oleh peserta
didik. Peserta didik yang mengalami masalah belajar cenderung diam, cuek, suka termenung dan tidak fokus dalam belajar. Berdasarkan pengalaman informan 5
cara peserta didik melakukan kontak mata juga dapat mengidentifikasikan masalah belajar. Informan 3 juga menemui anak yang cenderung aktif dan suka
mencari perhatian juga merupakan ciri-ciri adanya masalah belajar. Cara Informan mengidentifikasi masalah belajar dapat dilihat dari table berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Table 4.2. Mengidentifikasi Masalah Belajar Ciri Masalah Belajar
Informan Verbal
Non Verbal
1 Mengejek dan memberi
julukan, hasil tes lisan dan tulisan
Gerak-gerik
2 Hasil tes lisan dan tulisan
Gerak-gerik di kelas, tidak fokus dan termenung
3 Hasil tes lisan dan tulisan
Sikap diam dan kontak mata 4
Hasil tes lisan dan tulisan Gerak-gerik dan tidak focus
5 Hasil tes lisan dan tulisan
Gerak-gerik di kelas 6
Hasil tes lisan dan tulisan Gerak-gerik dan kontak mata
7 Hasil tes lisan dan tulisan
Gerak-gerik, cuek diam
Sumber: Peneliti
Komunikasi verbal dan nonverbal dapat digunakan untuk menganalisa dari sikap yang ditujukkan oleh peserta didik. Ciri-ciri masalah belajar ini dapat dilihat dari
bentuk komunikasi verbal dan nonverbal peserta didik didalam kelas pada saat aktivitas belajar mengajar berlangsung.Dalam mengidentifikasi masalah belajar
terdapat beberapa cara yang bisa digunakan. Yang pertama adalah membaca situasi dan kondisi yang dialami oleh siswa ketika mereka memiliki masalah
belajar. Guru dan wali kelas dapat memperhatikan bentuk komunikasi verbal dan non verbal yang sering ditunjukkan peserta didik di dalam aktivitas belajar
mengajar. Ciri-ciri masalah belajar sendiri jika dilihat dari bentuk verbal dapat berupa: sering membantah ketika dinasehati, mengeluarkan perkataan dan
melakukan tindakan yang tidak sopan dan nilai tes pada saat dilakukan tes baik secara lisan maupun tertulis. Sedangkan ciri-ciri masalah belajar berbentuk non
verbal dapat dilihat dari gerak-gerik siswa seperti: Tidak fokus pada pelajaran dengan menunjukkan sikap tidak acuh, termenung dan menolak mengikuti
aktivitas belajar mengajar. Cara yang lain dibuat berdasarkan peraturan sekolah dengan menerapkan
sebuah sistem penjaringan masalah belajar yang dituangkan ke dalam sebuah buku penghubungtata tertib yang dimiliki oleh seluruh peserta didik. Buku
tersebut akan diberi catatan oleh setiap guru, wali kelas pada setiap kasus yang terjadi. Sehingga guru dan wali kelas dapat mengetahui dan memiliki rekam kasus
Universitas Sumatera Utara
tentang permasalahan yang paling banyak dan sering yang dialami peserta didik sehinga bermasalah dalam belajarnya.
Masalah belajar itu sendiri berasal dari banyak faktor. Faktor yang dimaksudkan adalah faktor internal yaitu penyebab yang berada dari dalam diri
peserta didik dan faktor eksternal atau yang berasal dari luar diri peserta didik. Masalah belajar yang secara umum dihadapi informan 1-7 adalah peserta
didik yang malas belajar. Masalah belajar bersumber dari ketidakseimbangan mental dari peserta didik dialami oleh seluruh informan 1-7. Masalah belajar
tersebut adalah peserta didik yang malas membuat pekerjaan rumah yang dihadapi oleh informan 1, peserta didik tidak semangat belajar dihadapi informan 2 dan 5,
peserta didik tidak memahami konsep dasar dialami oleh informan 2, 3, 4 dan 5, peserta didik kurang konsentrasi dialami oleh informan 4, peserta didik tidak
percaya diri dialami oleh informan 6 sedangkan informan 7 menghadapi peserta didik yang tidak malas belajar
Informan 5 mendapati peserta didik tidak semangat belajar karena dalam keadaan sakit. Informan 5 juga menemukan ada peserta didik yang mengantuk
pada jam pelajaran diakibatkan tidur terlalu larut.Keadaan yang dialami peserta didik tersebut bersumber dari keadaan fisik.
Informan 2, 3, 4 dan 5 sering menghadapi siswa yang menganggap pelajaran yang mereka ajarkan adalah hal yang menakutkan. Mereka menganggap
pelajaran yang diajarkan oleh para informan tersebut sangat sulit untuk mereka pahami. Masalah belajar yang dialami oleh peserta didik ini bersumber dari
ganguan emosi dimana mereka merasa takut yang berlebihan pada suatu pelajaran. Informan 2 mengalami dimana orang tua peserta didik tidak memotivasi
anak mereka untuk sekolah. Informan 3 pernah mendapati peserta didik yang harus bekerja unutk membantu ekonomi keluarga. Sedangkan, informan 7 pernah
mengadapi peserta didik yang malas belajar karena keadaan ekonomi yang tidak mendukung. Faktor kurangnya afektif dalam bentuk perhatian dan motivasi juga
terjadi. Faktor tersebut berasal dari keadaan keluarga yang dipicu oleh faktor ekonomi dan konflik dalam rumah tangga.
Informan 1 mendapati masih banyak orang tua yang keberatan membelikan anak mereka buku pelajaran padahal mereka mampu memberi uang
Universitas Sumatera Utara
jajan yang dirasa cukup banyak. Masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan merupakan sumber masalah belajar yang dialami oleh
informan 2, 3, 4, 5 dan 6. Kesadaran akan budaya membaca buku juga dirasakan oleh informan 7. Lingkungan masyarakat juga merupakan salah satu sumber yang
dapat menimbulkan masalah belajar. Masalah belajar lain yang dirasakan oleh informan adalah 1, 3 dan 5
adalah peraturan pemerintah yang mengharuskan mereka sibuk untuk membuat dan melengkapi administrasi sebagai seorang pengajar dan pegawai negeri sipil.
Sebagai guru mereka dibingungkan oleh kebijakan pemerintah yang terus mengadakan perubahan kurikulum. Sedangkan sebagai PNS mereka harus
melengkapi administrasi pangkat dan berbagai pendataan yang berulang-ulang. Kegiatan membuat dan melengkapi administrasi tersebut terkadang membuat
mereka kewalahan dalam menyesuaikan dengan waktu mengajar. Sistem belajar moving class dimana siswa harus berpindah ruangan setiap
pergantian jam pelajaran dan Sistem belajar hingga sore menyebabkan sebagian peserta didik mengeluh pada informan 2 dan 3. Peserta didik mengaku mengalami
jenuh, kelelahan dan tidak bisa mengatur waktu. Sedangkan informan 1, 5 dan 7 merasakan masih kurangnya fasilitas belajar sehingga mengganggu proses belajar
misalnya masih kurangnya jumlah LCD dan fasilita perpustakaan walaupun mereka dapat memakluminya karena sekola masih terus melakukan proses
perbaikan. Sistem belajar dan fasilitas belajar di sekolah yang belum disesuaikan dengan proses belajar mengajar dapat menjadi penyebab timbulnya masalah
belajar. Perkembangan teknologi media masa, internet, sosial media dan adanya
berbagai macam gadget membuat sumber masalah belajar yang baru. Siswa mengalami kesulitan dalam mengatur waktu yang diakibatkan ketagihan
menonton televisi, menggunakan internet dan bermain games. Para informan sepakat bahwa penyalahgunaan teknologi menjadi salah satu sumber masalah
belajar. Masalah belajar yang dialami oleh para informan berasal dari Faktor
intenal dan Eksternal. Faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa yaitu ketidakseimbangan mental, ganguan fisik dan ganguan emosi. Faktor ekternal
Universitas Sumatera Utara
yang menyebabkan masalah belajar bersumber dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah dan ditambah dengan gangguan dari
teknologi. Keseluruhan masalah belajar yang dialami peserta didik yang diklasifikasikan dari keterangan para informan dapat ditunjukan pada table data
sebagai berikut ini.
Table 4.3. Sumber dan Bentuk Masalah Belajar
I n
f o
r m
a n
1 Sumber Internal
Sumber Eksternal Ketidak
seimbanga n Mental
Gangguan Fisik
Gangguan Emosi
Lingkunga n Keluarga
Lingkungan Masyarakat
Lingkungan Sekolah
Teknologi
Peserta didik malas
dalam mengerjaka
n pekerjaan rumah
- -
- Orang tua
yang tidak mau membeli
buku pelajaran
Kurangnya Media belajar
Pergantian Kurrikulum
dan Administrasi
mengajar Silabus dan
RPP Penyalahgun
aan teknologi
oleh peerta didik
2 Peserta didik malas
belajar -
- Mengangga
p pelajaran Kimia
adalah pelajaran
Keadaan ekonomi
keluarga peserta didik
rendah. kesadaran
masyarakat akan
pentingnya pendidikan
rendah Sistem belajar
sampai sore yang
menyebabkan peserta didik
kelelahan, Pergantian
peraturan yang membingungka
n dan selalu berubah-ubah
Peserta didik kedapatan
menggunaka n laptop dan
hp dalam KBM
3 Semangat belajar
peserta didik
rendah, Peserta
didik malas karena
kurangnya pemahaman
- Mengangga
p Matematika
itu pelajaran yang
menakutkan Keadaan
ekonomi keluarga
peserta didik yang rendah
Kesadaran masyarakat
akan pendidikan
rendah Sistem belajar
sampai sore menyebabkan
peserta didik kelelahan,
Kesulitan dalam
mengatur waktu dalam
mengatasi masalah belajar
Peserta didik melalaikan
pelajaran akibat
keasyikan games dan
sosial media
4 Peserta didik sering
tidak konsentrasi
- -
Mengangga p
Matematika adalah
pelajaran yang
menakutkan -
Masyarakat merasa sepele
terhadap pendidikan
karena adanya
anggapan bisa lulus dengan
mudah karena menggunakan
kunci jawaban
Kurangnya pelatihan
contoh mengajar yang
baik Peserta
didik tidak menggunaka
n teknologi demi
kepentingan pendidikan
5 Peserta didik
sedang tidak Peserta
didik sakit Mengangga
p Fisika adalah
- Masyarakat
kurang perduli pada
Harus membuat
administrsi Peserta didik
menyalah gunakan
Universitas Sumatera Utara
semangat belajar
pelajaran yang
menakutkan pendidikan di
sekolah RPP dan
Silabus dll. Media LCD
tidak berada di semua kelas
teknologi di luar
kepentingan pendidikan
6 Peserta didik
kurang percaya diri
- -
Keadaan ekonomi
keluarga peserta didik
rendah Masyarakat
Menganggap Bahasa
Inggris kurang
penting Peserta didik
lebih cepat menguasai
teknologi daripada
guru
7 Peserta didik Malas
Membaca -
- -
Budaya membaca di
masyarakat rendah
Terkadang merasa kurang
bersemangat mengajar,
Kurangnya buku dan
fasilitas di perpustakaan
Peserta didik terlambat
sekolah karena
memainkan hp dan
laptop hingga larut
malam
Sumber: Peneliti
4.2.2. Membangun Proses Belajar Mengajar Yang Menyenangkan Dalam Meminimalisir Masalah Belajar.