Analisis Regresi Linier Berganda

2. Uji multikolinearitas Nugroho 2005 : 59 menyatakan pengujian ini digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemuakan adanya korelasi antara variable bebas dengan variabel terikat. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas digunakan ketentuan sebagai berikut, jika nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih besar dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Nugroho 2005:63 menyatakan pengujian ini digunakan dalam model regresi untuk melihat terjadi ketidaksamaan varians dasar residual pengamatan yang lain. Jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Cara mendekati ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat pada gambar Scatterplot Model. Analisis pada gambar scatterplot yang menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika : 1. Titik-titik data menyebar di atas dan dibwah atau di sekitar angka 0. 2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. 3. Penyebaran titik-titik dan tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. 4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

c. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas yaitu Pembagian Kerja sebagai X1 , Departementalisasi X 2 , Hirarki X 3 , Koordinasi X 4 , terhadap Motivasi Kerja Y. Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS versi 18.00 for Windows. Adapun model persamaan yang digunakan adalah menurut Sugiyono 2006 : 211 Keterangan : Y = Motivasi kerja a = angka konstanta harga Y bila X = 0 b = angka arah atau koefisien regresi, bila + maka naik, bila - maka terjadi penurunan e = Standar error X1 = Pembagian Kerja X2 = Departementalisasi X3 = Hirarki X4 = Koordinasi Dalam analisis regresi ada 3 tiga jenis kriteria ketepatan, yaitu : 1. Uji F hitung Uji serempaksimultan Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Uji F digunakan untuk melihat secara bersama-sama serentak variabel bebas yaitu X1, X2, X3, X4 terhadap variabel terikat yaitu Motivasi Kerja Y. Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + … e H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel-variabel bebas yaitu X1, X2, X3, X4 terhadap variabel terikat yaitu Motivasi Kerja Y. Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0 Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel-variabel bebas yaitu X1, X2, X3, X4 terhadap variabel terikat yaitu motivasi kerja. Kriteria Pengambilan Keputusan : H diterima apabila F hitung F tabel pada α = 5 H diterima apabila F hitung F tabel pada α = 5 2. Uji t hitung Uji Parsial Uji hipotesis dilakukan dengan uji-t yaitu secara parsial untuk membuktikan hipotesis awal tentang peranan desain struktur organisasi X dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan Y Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara III Persero Medan. Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat pada Tabel Coefficients. Kriteria pengujian sebagai berikut : H : b1 = 0 Tidak ada pengaruh yang signifikan dari desain struktur organisasi dalam meningkatkan motivasi kerja H : b1 ≠ 0 Ada pengaruh yang signifikan dari desain struktur organisasi dalam meningkatkan motivasi kerja. Dengan kriteria pengambilan keputusan : Ho diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 Ha diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 3. Koefisien determinan R² Koefisien determinan R² digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan kata lain, koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas yang diteliti yaitu desain struktur organisasi X terhadap peningkatan motivasi kerja karyawan Y. Dalam output SPSS, koefisien determinan terletak pada Tabel Model Summary dan tertulis R Square. Besarnya R Square berkisar antara angka 0 sampai dengan 1 satu. Apabila R Square semakin kecil atau mendekati angka 0 nol, maka hubungan antara variabel bebas X dengan variabel terikat Y semakin lemah. Sebaliknya, apabila R Square semakin besar atau mendekati angka 1 satu, maka hubungannya kedua variabel semakin kuat.

BAB II URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

David 2005 dengan judul “Analisis Struktur Organisasi Dalam meningkatkan Koordinasi Kerja pada RSU Permata Bunda Medan”. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai struktur organisasi yang dipakai dalam meningkatkan koordinasi kerja pada RSU Permata Bunda Medan. Dan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa struktur yang dilaksanakan dalam perusahaan ini sudah baik dan tepat, sehingga dapat meningkatkan koordinasi kerja pada perusahaan yang akan mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Djohan 2006 dengan judul “Pengaruh Persepsi Akan Dimensi Desain Organisasi Dan Tipe Kepribadian Terhadap Tingkat Stres Karyawan PT. Internasional Deta Alfa Mandiri”. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh dari tipe kepribadian dan persepsi atas dimensi desain organisasi terhadap tingkat stres karyawan PT. Internasional Deta Alfa Mandiri. Dan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa persepsi karyawan terhadap dimensi-dimensi desain organisasi dan tipe kepribadiannya secara signifikan dan positif mempegaruhi tingkat stres kerja karyawan. Dalam hal ini, beberapa dimensi tersebut ialah formalisasi-wewenang, spesialisasi, lingkungan, beban kerja-tipe pekerjaan, sentralisasi-jumlah pekerja.