Pelaksanaan SIMRS rawat jalan di TPP, polikliniklab, dan billing RSU Dr. Pirngadi Medan

BAB 5 PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan SIMRS yang diterapkan RSU Dr. Pirngadi Medan serta hambatan-hambatan dalam pelaksanaannya. Aspek yang ditinjau yakni berupa komponen pelaksana SIMRS di unit TPP, poliklinik dan billing terkait SIMRS. Kemudian dilihat komponen manakah yang menjadi penghambat terbesar secara umum dalam pelaksanaan SIMRS di RSU Dr. Pirngadi tersebut. Adapun komponen yang mendasari pelaksanaan SIMRS ini adalah sumber daya manusia, hardware, software, data, dan jaringan Local Area Network.

5.1 Pelaksanaan SIMRS rawat jalan di TPP, polikliniklab, dan billing RSU Dr. Pirngadi Medan

Pada dasarnya, pelaksanaan SIMRS RSU Dr. Pirngadi Medan yang terkomputerisasi sangat tergantung pada software berupa modul sebagai prosedur tetap dalam pengaksesan data ke komputer. Instalasi yang terkait program SIMRS ini hanya terbatas pada sebagian instalasi rawat jalan dan penunjang medik saja yakni TPP, poli-poli, laboratorium PK, laboratorium PA, dan unit radiologi, dimana pada akhir proses selalu ada billing systempembayaran tarif berobat. Instalasi rawat jalan yang mengaktifkan modul semakin merata distribusinya di tiap tahun, sampai pada tahun terakhir 2009 sudah 11 unit yang mengaktifkan modulnya. Untuk itu pendistribusian unit pengguna SIMRS pada instalasi rawat jalan ini dikatakan cukup baik. Universitas Sumatera Utara Adapun pelaksanaan SIMRS pada instalasi rawat jalan ataupun pada instalasi penunjang medik sejauh ini hanya berkisar pada pentransferan data dari satu unit ke unit lainnya. Untuk tahap pengolahan data menjadi laporan, tidak dilakukan di tiap unit, namun dilakukan pada instalasi SIRS oleh staf IT. Dan pada akhirnya laporan tersebut harus digabungkan dengan laporan lain dari berbagai instalasi yang diolah secara manual di bagian pengelolaan data rekam medik untuk diberikan kepada pimpinan rumah sakit. Dalam hal ini pimpinan rumah sakit tidak dapat langsung mengakses laporan-laporan dari tiap instalasi di rumah sakit dikarenakan modul EIS yang sudah tidak diaktifkan lagi, melainkan harus memintanya melalui bagian pengelolaan data rekam medik yang ada di rumah sakit. Sejauh ini peran SIMRS di RSU Dr. Pirngadi Medan dirasakan hanya sampai pada tahap mempermudah pentransferan dan pengolahan beberapa data di beberapa unit terkait, namun untuk penyampaian laporaninformasi, SIMRS kurang dimanfaatkan. SIMRS RSU Dr. Pirngadi Medan juga dirasakan kurang dimanfaatkan untuk kebutuhan manajerial dalam pengambilan keputusan dikarenakan peran manajemen dalam SIMRS ini hanya tertumpu pada sistem keuangan. Untuk kebijakan lainnya, manajemen bertolak dari laporan yang dihasilkan oleh bagian pengelolaan data rekam medik yang ada di rumah sakit, dimana pengelolaan data tersebut dilakukan secara manual.

5.2 Hambatan dalam pelaksanaan SIMRS RSU Dr. Pirngadi Medan