Gugatan Penetapan Upah Minimum Propinsi UMP Sumatera Utara

melakukan aksi perlawanan ada berbentuk koalisi sementara dan permanen seperti koalisi dengan JABSU Jaringan Advokasi Buruh Sumatera Utara”. Sumber: Data Wawancara Lapangan, 2010 Dinamika yang terjadi dalam aksi perlawanan Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut setiap tahun juga biasanya ada yang memberikan sedikit kontribusi bagi buruh dan terkadang ada juga aksi yang dilakukan sama sekali tidak memberikan dampak yang cukup signifikan bagi buruh.

IV.4.1.3.3. Gugatan

Bentuk perlawanan yang lain yang biasanya dilakukan oleh SBMI adalah melakukan gugatan terhadap keputusan UMP Upah Minimum Propinsi yang telah ditetapkan. Bentuk perlawanan ini biasanya dilakukan oleh Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut ketika kebijakan UMP Upah Minimum Propinsi Sumut sudah ditetapkan, dan untuk mengubah setiap kebijakan perburuhan yang telah ditetapkan agar sesuai dengan tuntutan buruh adalah melakukan gugatan dipengadilan. Gugatan tersebut biasanya dilakukan oleh Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut dengan asumsi bahwa ada kesalahan yang dilakukan dalam kebijakan perburuhan yang merugikan kaum buruh. Metode perlawanan yang dilakukan melalui gugatan ini adalah bentuk perlawanan yang berbeda dengan yang lain, yaitu tidak seperti konsep dan aksi yang dilakukan oleh Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI- Sumut. Gugatan ini adalah tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan didalam pihak buruh sendiri, tetapi harus menggunakan tenaga ahli Pengacara, bahkan juga harus mendatangkan Saksi Ahli. Hal ini dilakukan karena gugatan ini adalah lebih bersifat kepada Advokasi Kebijakan, seperti yang terangkum dalam hasil wawancara dengan Saudara Baginda Harahap 35 Berikut ini: ”Tujuan utama dari melakukan gugatan di pengadilan adalah bagaimana mengubah kebijakan agar tidak menjadi ancaman bagi pihak buruh tetapi dapat melindungi kepentingan kaum buruh, sehingga dalam melakukan gugatan tersebut SBMI-Sumut masih menggunakan bantuan pengacara Gindo Nadapdap, SH. Gugatan ini juga adalah sebagai upaya Litigasi dalam perlawanan buruh, oleh karena itu juga tidak dapat dilepaskan dari kerja-kerja Non Litigasi seperti loby, kampanye, dan aksi tekanan oleh pihak buruh”. Sumber:Data Wawancara Lapangan, 2010 Dalam melakukan aksi gugatan ini, biasanya Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut selalu maksimal agar hasil dari gugatan tersebut dapat memberiukan keadilan bagi buruh. Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut tidak hanya menggunakan tenaga pengacara dari KPS Kelompok Pelita Sejahtera tetapi juga pernah mendatangkan saksi ahli di pengadilan yaitu saudara Muchtar Pakpahan dari Jakarta yang juga dikenal sebagai aktivis buruh. Tetapi upaya tersebut juga gagal dalam memenangkan gugatan di pengadilan, karena perlawanan buruh selalu dihadapkan dengan kepentingan pengusaha yang mempunyai jaringan luas yang tidak hanya di kalangan pengusaha saja Gindo Nadapdap SH, dalam makalah Advokasi untuk rakyat. IV.4.2. Tahapan-Tahapan Advokasi Pengupahan IV.4.2.1.Ketika Upah Dibayar Lebih Kecil Dari Yang Ditetapkan Oleh Pemerintah Didalam menjalankan tugasnya sebagai Serikat Buruh yang harus membela kaum buruh dari ketidakadilan terhadap buruh khususnya mengenai masalah pengupahan, maka Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut melakukan beberapa tahapan berikut ini: 1. Pengaduan yang dilayangkan oleh buruh diterima oleh Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut. 2. Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut melakukan Identifikasi terhadap pengaduan yang dilayangkan oleh para buruh, terkait dengan masalah pengupahan tersebut. 3. Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut melakukan investigasi yang lebih mendalam terhadap pengaduan tersebut, yang nantinya diharapkan dapat menyimpulkan duduk persoalannya secara adil. 4. Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut melakukan diskusi-diskusi baik itu bersama dengan para buruh maupun diskusi dengan serikat buruh lainnya yang dianggap sesuairelevan degan duduk persoalan yang sedang dihadapi oleh para buruh. 5. Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut menyurati pihak terkait baik itu pihak perusahaan maupun pihak pemerintah. 6. Membuat surat pengaduan kepada PPNS Pegawai Penyidik Negeri Sipil Dinas Tenaga Kerja Disnaker. Tujuannya adalah agar PPNS melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap pelanggaran upah. 7. Mendorong PPNS untuk mengeluarkan Nota atau surat keputusan kepada pihak perusahaan. 8. Mendesak PPNS untuk melanjutkan penyidikan tentang permasalahan upah tersebut kepada pihak kepolisian. 9. Kemudian mendesak pihak kepolisian untuk melanjutkan hasil penyidikan tersebut kepada pihak kejaksaan, yang nantinya akan disidangkan kepengadilan umum terkait masalah pelanggaran upah tersebut. Hal ini merupakan tahapan yang harus selalu dipertimbangkan oleh Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut dan selalu disampaikan kepada anggota-anggotanya baik itu melalui diskusi maupun pertemuan bulanan dengan setiap anggota khususnya pada Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut di PT. Klambir Jaya. Sebagai alat untuk mencegah timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan, maka setiap anggota diharuskan untuk dapat bersabar dan menahan diri apabila adanya ketidakadilan terhadap mereka, seperti yang terangkum dalam hasil wawancara dengan Saudari Delima 35 berikut ini: “Semenjak tahun yang lewat, cuti haid dan cuti hamil yang selama ini kami dapat dari perusahaan ternyata untuk tahun ini telah dihilangkan oleh perusahaan dan tidak lagi dimasukkan kedalam daftar gaji pokok kami, tetap saja kami sangat kecewa dengan keputusan sepihak dari perusahaan ini. Untuk itu kami selalu menggalang kekuatan khususnya para perempuan dalam mendapatkan kembali apa yang menjadi hak kami sebagai buruh cuti haid dan cuti hamil kami kepada perusahaan dengan cara melaporkannya kepada SBMI-Sumut sebagai tempat kami bernaung diorganisasi, kasus ini telah kami sampaikan kepada pihak kepolisian melalui SBMI untuk diusut dan alhasil pihak perusahaan bersedia berunding dengan kami dan sekarang kami telah mendapatkan kembali upah untuk cuti haid dan cuti hamil kami itu sambungnya lagi”. Sumber: Data Wawancara Lapangan, 2010 IV.4.2.2.Advokasi Pengupahan Dalam Rangka Penetapan Upah Di Depeda Dewan Pengupahan Daerah Dalam penetapan Upah, Dewan Pengupahan Daerah memiliki peranan penting. Dewan Pengupahan Daerah harus dapat menemukan keseimbangan dari pihak perusahaan maupun dari pihak buruh sendiri didalam penetapan upah yang berkeadilan. Adapun komposisi dari Dewan Pengupahan Daerah adalah terdiri dari: - Kalangan Akademisi - Pemerintah - Pengusaha, dan - Serikat Buruh Berikut adalah tahapan penetapan upah yang dilakukan Dewan Pengupahan Daerah: o Pada bulan Oktober para anggota Dewan Pengupahan Daerah Depeda melakukan survey KHL Kebutuhan Hidup Layak biasanya pada pajak-pajak tradisional untuk mengetahui harga- harga bahan pokok, apakah mengalam peningkatan ataukah mengalami penurunan. o Bulan November Dewan Pengupahan Daerah Depeda mengajukan pengusulan Upah Minimum Propinsi UMP, Upah Minimum KotaKabupten UMK kepada Walikota untuk tingkat kota dan kepada Bupati untuk tingkat kabupaten, yang nantinya akan diusulkan kepada Gubernur Sumatera Utara. o Pada Desember dilakukan pengkajian dan pengusulan Upah Minimum Sektoral KotaKabupaten UMSK kepada Walikota untuk tingkat kota, dan kepada Bupati untuk tingkat Kabupaten, yang nantinya akan diserahkan kepada Gubernur Sumatera Utara. o Pada bulan Januari ataupun Februari Gubernur Sumatera Utara akan mengeluarkan keputusan terkait dengan penetapan upah. Namun hal ini tidak selalu berjalan dengan lancar, seperti yang dikatakan oleh Saudara Chandra 32 dalam hasil wawancara berikut ini: “Tidak selamanya proses itu berjalan dengan lancar hal ini dikarenakan karena kami selalu merasakan kurangnya upah yang kami terima pada tiap kesempatan didalam penetapan upah. Sehingga pada bulan Oktober sampai dengan Desember para buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh masing-masing melakukan demonstrasi yang tujuannya supaya Depeda dan Pemerintah menetapkan upah yang layak bagi kami. Sering kali hal ini penyebab kami sebagai buruh merasa tidak diwakili oleh Depeda dalam mendapatkan upah yang layak lanjutnya. Dan saya rasa ini juga lah yang menyebabkan kami tidak percaya sama Depeda, tapi itu hanya pendapat saya saja sambungnya lagi.” Sumber: Data Wawancara Lapangan 2010

IV.5. Keterbatasan Dalam Menjalankan Advokasi Pengupahan

Dokumen yang terkait

Penerapan Ketentuan Pidana Mengenai Kebebasan Berserikat Pekerja / Buruh Dari Perspektif Uu No. 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja / Serikat Buruh

3 82 143

Implementasi Undang-Undang Ketenagakerjaan Dalam Peningkatan Kesejahteraan Buruh (Studi Analisis : Implementasi Undang-undang No.13 Tahun 2003 Terhadap Anggota Serikat Buruh Solidaritas Indonesia, Kota Pematangsiantar)

4 73 127

Strategi Pertahanan Hidup Buruh Bagasi (Studi Deskriptif Terhadap Kehidupan Buruh Bagasi di Pelabuhan Belawan, Kecamatan Medan Belawan)

10 68 117

Advokasi Pengupahan Bagi Buruh Tetap Yang Tergabung Dalam Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara [SBMI-Sumut] [Studi Deskriptif Pada Anggota Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara (SBMI-Sumut) Di PT. Klambir Jaya]

1 42 103

Gerakan Serikat Buruh Di Medan 1971-1990

0 28 78

Sejarah Buruh Di Sumatera Timur Tumpuan Kajian : Buruh Wanita Penyapu Jalan Di Kotamadya Medan...

0 41 3

Tugas Dan Fungsi Serikat Pekerja/Serikat Buruh Dalam Menyelesaikan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

0 24 5

Peranan Solidaritas Buruh Sumatera Utara (Sbsu) Dalam Memperjuangkan Hak-Hak Normatif Buruh Di PT Asia Karet Medan

1 42 89

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penerapan Ketentuan Pidana Mengenai Kebebasan Berserikat Pekerja / Buruh Dari Perspektif Uu No. 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja / Serikat Buruh

0 0 32

Penerapan Ketentuan Pidana Mengenai Kebebasan Berserikat Pekerja / Buruh Dari Perspektif Uu No. 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja / Serikat Buruh

0 0 11