IV.4.1.3.Langkah-langkah Perjuangan Yang Dilakukan Oleh Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut Sebagai
Bentuk Perlawanan Terhadap Penetapan UMP Upah Minimum Propinsi Sumut
Perlawanan Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI- Sumut dalam penetapan UMP Upah Minimum Propinsi Sumut khususnya
mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 tidak hanya dilakukan dalam aksi unjuk rasa saja, tetapi sudah dilakukan secara maksimal dengan berbagai konsep
dan strategi secara bertahap sebagai berikut:
IV.4.1.3.1. Konsep
Perlawanan Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI- Sumut melalui konsep adalah sebuah langkah perlawanan Serikat Buruh Medan
Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut yang menyampaikan pemahaman buruh kepada pemerintah dan legislatif tentang bagaimana sesungguhnya upah
buruh yang dan tentang penerapan mekanisme yang benar dalam menghitung UMP Upah Minimum Propinsi berdasarkan survey KHL Kebutuhan Hidup
Layak. Semua pemahaman Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut akan kondisi yang seharusnya disatukan dalam sebuah konsep.
Konsep tersebutlah yang disampaikan selalu kepada pemerintahGubernur dan legislatif DPRD SU oleh Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara
SBMI-Sumut yang nantinya berharap akan ada pemahaman yang sama akan realitas yang dialami buruh sebenarnya.
Bagaimana cara memahami sebuah realitas akan sangat berpengaruh terhadap pilihan pengambilan kebijakan yang diambil. Pengetahuan tersebutlah
yang selalu ada dalam setiap studi kebijakan publik. Sehingga perlawanan Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut dalam metode konsep
adalah sebuah perlawanan yang bertujuan untuk mengubah kebijakan yang akan diambil. Perubahan kebijakan tersebut terjadi jika para pembuat kebijakan sudah
mempunyai pemahaman yang sama terhadap realitas yang dialami oleh buruh melalui konsep yang disampaikan oleh Serikat Buruh Medan Independen
Sumatera Utara SBMI-Sumut. Sehingga konsep yang disampaikan oleh Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut adalah bertujuan untuk
mengubah kebijakan tentang UMP Upah Minimum Propinsi harapan akan adanya perubahan pemahaman baik oleh Gubernur maupun para anggota
Legislatif. Penyampaian konsep sebagai salah satu pilihan perlawanan oleh Serikat
Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 adalah ditujukan kepada Gubernur dan DPRD Sumut.
Konsep yang ditujukan kepada Gubernur yaitu dengan alasan bahwa Gubernur yang berhak dalam penetapan UMP Upah Minimum Propinsi Sumut setiap
tahun, dan konsep yang ditujukan kepada DPRD Sumut dengan alasan bahwa lembaga legislatif tersebut dapat membantu terjadinya perubahan kebijakan
pengupahan melalui tekanan dan pengawasan oleh anggota DPRD Sumut di komisi E yang membidangi masalah Kesejahteraan Rakyat.
Hal-hal yang terdapat dalam konsep yang diberikan oleh Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut adalah dengan memberikan
gambaran realitas buruh yang sebenarnya dan tentang mekanisme penentuan upah berdasarkan peraturan hukum yang berlaku. Adanya perbedaan pemahaman akan
realitas pengupahan diantara buruh dengan pemerintah, maka melahirkan sebuah kebijakan yang tidak pernah disepakati oleh pihak buruh. Sehingga perlawanan
melalui metode konsep ini, Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut berharap nantinya kebijakan pengupahan akan berubah dan
berpihak kepada buruh dengan adanya perubahan pemahaman pada Gubernur dan DPRD Sumut walaupun juga kepentingan terhadap UMP Upah Minimum
Propinsi sangat mempengaruhi kebijakan pengupahan. Kebijakan UMP Upah Minimum Propinsi yang ditetapkan oleh
Gubernur setiap tahun pada intinya akan menimbulkan perlawanan, dan pada tahun 2005 sampai tahun 2007 Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara
SBMI-Sumut dalam menyampaikan konsep sebagai salah satu bentuk perlawanan memberikan beberapa hal penting kepada Gubernur dan DPRD
Sumut. Didalam konsep tersebut diantaranya adalah tentang bagaimana mekanisme penetapan UMP Upah Minimum Propinsi yang diatur oleh peraturan
hukum. Dalam pemahaman Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut sendiri bahwa telah ada kesalahan yang dilakukan oleh Depeda
Sumut dalam survey KHL Kebutuhan Hidup Layak, yaitu rendahnya data tentang jumlah kebutuhan hidup para buruh. Ketika mekanisme pengupahan yang
dijalankan mendapatkan hasil yang salah maka secara otomatis juga akan
menimbulkan tingkat UMP Upah Minimum Propinsi Sumut yang tidak sesuai dengan buruh. Sehingga Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara
SBMI-Sumut selalu tidak setuju terhadap UMP Upah Minimum Propinsi yang ditetapkan dan bagi organisasi buruh lainnya juga.
Dalam setiap konsep yang diajukan oleh Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut juga menyertakan tawaran UMP Upah
Minimum Propinsi yang layak setiap tahun. Seperti dalam penetapan UMP Upah Minimum Propinsi 2005 sampai dengan tahun 2007, Serikat Buruh Medan
Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut memberikan usulan UMP Upah Minimum Propinsi yang layak bagi buruh. Pada tahun 2005 UMP Upah
Minimum Propinsi Sumut adalah sebesar Rp. 600.000, dan ternyata UMP Upah Minimum Propinsi tersebut tidak membuahkan kesepakatan terhadap pihak
buruh. Dalam tawaran konsep tersebut Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut menawarkan bahwa besarnya UMP Upah
Minimum Propinsi Sumut adalah sebesar Rp. 1.200.000. Hal tersebut masih berlanjut pada tahun berikutnya walaupun konsep yang diajukan selalu kalah.
Yaitu pada tahun 2006 Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI- Sumut memberikan tawaran UMP sebesar Rp. 1.500.000, namun ketetapan
besarnya UMP Sumut adalah Rp. 737.947. Pada tahun 2007 UMP Upah Minimum Propinsi Sumut yang telah ditetapkan adalah sebesar Rp. 761.000,
maka dalam konsep yang diajukan oleh Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut adalah UMP Upah Minimum Propinsi yang
sebesar Rp. 1.700.000. Tawaran UMP Upah Minimum Propinsi yang terdapat
dalam konsep tersebut adalah hasil perhitungan jumlah kebutuhan hidup layak yang sebenarnya. Karena buruh sendirilah yang tahu akan realitas yang mereka
alami sehingga mereka selalu memberikan konsep tentang UMP Upah Minimum Propinsi yang layak bagi buruh. Besarnya UMP Upah Minimum Propinsi yang
ditawarkan oleh Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut tersebut juga adalah berdasarkan ketentuan mekanisme yang berlaku dalam
pengupahan seperti dalam Permenaker No. 17 tahun 2005. Walaupun tawaran UMP Upah Minimum Propinsi yang diajukan oleh
Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut tidak pernah berhasil, Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut dalam
metode konsep yang dilakukan selalu dimaksimalkan setiap tahunnya. Hal ini adalah untuk mempengaruhi para pengambil kebijakan dalam penetapan UMP
Upah Minimum Propinsi Sumut melalui adanya perubahan pemahaman terhadap realitas buruh yang sebenarnya. Sehingga perjuangan yang dilakukan
oeh Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut juga tidak hanya mendatangi Gubernur dan DPRD Sumut, tetapi juga melalui workshop dan
seminar tentang pengupahan. Pada intinya setiap pilihan dalam konsep yang dilakukan oleh Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut
tersebut adalah bagaimana menjelaskan kepada publik dan juga kepada para pembuat kebijakan policy maker akan realitas buruh dari UMP Upah Minimum
Propinsi yang diterima. Gambaran realitas tersebut akan menjadi isu publik sehingga nantinya Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-
Sumut berharap akan adanya kebijakan UMP Upah Minimum Propinsi Sumut yang disesuaikan dengan kebutuhan hidup para buruh.
Ketiga langkah-langkah yang dilakukan sebagai salah satu perlawanan SBMI adalah melakukan perundingan dengan Gubernur, DPRD Sumutkomisi E,
dan serta melakukan workshop. Metode konsep yang dilakukan Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut setiap tahun itu adalah
memberikan pemahaman yang sesungguhnya tentang UMP Upah Minimum Propinsi yang layak bagi buruh. Setiap tahun Serikat Buruh Medan Independen
Sumatera Utara SBMI-Sumut selalu memperjuangkan konsep mereka agar dapat menjadi sebuah masukan unutk ditetapkan menjadi sebuah kebijakan.
Tetapi dalam setiap konsep yang diperjuangkan oleh Serikat Buruh Medan Independen Sumatera Utara SBMI-Sumut setiap tahun tidak pernah ada yang
berhasil secara maksimal, yaitu belum ada yang menghasilkan sebuah kebijakan UMP Upah Minimum Propinsi Sumut yang sesuai dengan yang dituntut oleh
buruh, sperti yang tertuang dalam hasil wawancara dengan Sudara Baginda Harahap 35 berikut ini:
ā€¯Keberhasilan kecil yang diperoleh dari perjuangan konsep setiap tahun adalah SBMI berhasil dalam membangun isu publik khususnya bagi kalangan buruh
akan isu UMP Sumut yang tidak sesuai dengan kebutuhan kaum buruh. Tetapi isu yang dibangun tenyata tidak bisa mempengaruhi kebijakan Gubernur dalam
penetapan UMP Sumut. Setiap konsep yang diajukan oleh SBMI-Sumut baik kepada Gubernur atupun kepada DPRD SumutKomisi E tidak pernah
menghasilkan sebuah kesepakatan. Menurut saya sendiri kalahnya konsep yang diajukan kepada Gubernur adalah posisi pemerintah yang hanya
mempertimbangkan aspek dunia usaha, dan disinilah faktor kepentingan pengusaha yang masih dominan dalam setiap penentuan UMP lanjutnya lag.
Kepada anggota DPRD Sumut Komisi E konsep yang diajukan SBMI-Sumut hanya mendapat dukungan dari sebahagian anggota saja, dan posisi DPRD
Sumut juga tidak begitu jelas dalam penetapan UMP tambahnyaā€¯. Sumber: Data Wawancara Lapangan, 2010
IV.4.1.3.2. Aksi