“take gambar” untuk film. Shot bersifat tidak terbatas jumlahnya. Shot merupakan hasil karya si pembuat film. Lewat sebuah shot, dapat ditemukan banyak
informasi. Shot merupakan sebuah unit yang bersifat actualised menghasilkan sebuah makna. Pembentukan syntagma didukung oleh pemilihan film serta
pengkombinasian setiap gambar maupun bunyi di dalamnya Plantinga, 2008: 55. Jenis Pengambilan Gambar:
1.The autonomous shot pemilahan gambar 2.The parallel syntagm penyejajaran sintagma
3.The bracketing syntagm pembatasan sintagma; pengambilan
gambar secara singkat 4.The descriptive syntagm penggambaran sintagma; urutan
keadaan 5.The alternating syntagm pergantian sintagma; pergantian
adegan 6.The scene adegan yang berkelanjutan
7.The episodic sequence pembabakan pada setiap adegan 8.The ordinary sequence urutan setiap babak
II. 2. 4. 2. Ikonografi dan Ikonologi Panofsky
Studi ikonografi dan ikonologi dari Panofsky, merupakan sebuah studi untuk memperoleh makna dari suatu karya seni lewat tahap-tahap deskripsi pra
ikonografi, analisis ikonografi dan interpretasai ikonologi, yang ketiganya berkesinambungan. Namun yang kerap digunakan dalam sebuah penelitian adalah
analisis ikonografi dan interpretasai ikonologi. Erwin Panofsky lahir di Hannover, Jerman pada 30 Maret 1892. Ia
menimba ilmu di University of Berlin, Munich, pada tahun 1910. Dan pada tahun 1914 ia menerima gelar Profesor Doktor PhD di bidang seni dan sejarah dari
universitas tersebut. Pada tahun 1939, ia mempublikasikan tulisan pertamanya yang berjudul
“Studies in iconology: Humanist Themes in the Art of the Renaissance”. Buku tersebut merupakan buku pertama yang disusunnya setelah ia pindah ke Amerika.
Ia melanjutkan teorinya mengenai ikonologi dan ikonografi, di mana ia menjadikan Leonardo Da Vinci sebagai sampel dari teorinya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Pra- ikonografi, Ikonografi dan Ikonologi
Objek Interpretasi
pra-ikonografi ikonografi ikonologi
makna primer alami makna
faktual dan makna
ekspresional Makna sekunder
konvensional, mengacu pada
dunia gambar- gambar, lambang-
lambang dan simbol-simbol
makna intrinsikisi, yang dunia nilai
“simbolik”
Sumber Interpretasi
keterbiasaan dengan objek dan
peristiwa- persitiwa yang serupa
pengetahuan dari sumber-sumber
kesusastraan melalui
keterbiasaan dengan
tema-tema dan konsep-konsep
yang spesifik intuisi sintesis
keterbiasaan dengan tendensi esensial dari
pikiran manusia,yang dikondisikan
oleh faktor psikologis personal, dan
“weltans-chaining” pandangan hidup
suatu bangsa
Sumber: Panofski, 1955: 40-41
Universitas Sumatera Utara
Dari ketiga tahapan di atas, Panofsky berupaya menjelaskan mengenai kajian dalam memperhatikan konfigurasi ikon pada suatu karya untuk menangkap
makna tersembunyi di dalamnya. Ketiga tahapan tersebut berlangsung secara berurutan serta didasari oleh latar belakang, kondisi sosial, dan aspek psikologis.
Pengkajian diharapkan dapat dilakukan secara mendalam guna menghasilkan sebuah makna yang luas dalam sebuah karya.
II. 3. Model Teoritis