2. 2. Film sebagai Komunikasi Massa 2. 2.1. Pengertian film

ketergantungan khalayak dalam pengembangan mentalnya. e. Fungsi Adaptasi Lingkungan Proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan memerlukan penyesuaian agar tetap tercipta tujuan komunikasi berupa kesamaan makna diantara pelaku komunikasi. f. Fungsi Memanipulasi Lingkungan, komunikasi massa merupakan alat kontrol utama dan pengaturan lingkungan Ardianto Komala, 2004: 19. Adapun fungsi komunikasi massa secara khusus menurut DeVito, yakni untuk meyakinkan khalayak, menganugerahkan status sehingga prestise meningkat, membius, menciptakan rasa kebersatuan, privatisasi kecenderungan penarikan diri serta hubungan parasosial Ardianto Komala, 2004: 23. II. 2. 2. Film sebagai Komunikasi Massa II. 2. 2.1. Pengertian film Gambar bergerak film adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop, film televisi dan film video laser setiap minggunya Ardianto Komala, 2004: 134. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1994 Pasal 1 ayat 2 tentang Definisi Film. Film merupakan karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan azas sinematografi. Film direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, danatau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara yang ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, atau lainnya. Film sebagai salah satu media komunikasi massa memuat potret dari masyarakat di mana film itu dibuat. Film merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, yang kemudian diproyeksikan ke atas layar Sobur, 2003: 127. Film juga sebagai salah satu bentuk komunikasi massa yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari cerita yang ditayangkan. Unsur intrinsik dan ekstrinsik dari filmlah yang mampu menarik perhatian khalayak untuk menonton film tersebut. Seperti halnya televisi siaran, tujuan khalayak menonton film terutama Universitas Sumatera Utara adalah untuk memperoleh hiburan. Akan tetapi dalam film dapat pula terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif. Hal ini pun sejalan dengan misi perfilman nasional sejak tahun 1979, bahwa selain sebagai media hiburan, film nasional digunakan sebagai media edukasi untuk pembinaan generasi muda dalam rangka nation and character building Ardianto Komala, 2004: 136. Berbagai fungsi termasuk fungsi edukatif dapat tercipta apabila film nasional memproduksi film-film sejarah yang objektif, atau film dokumenter dan film yang diangkat dari kehidupan sehari-hari secara berimbang. Berdasarkan pengertian dan fungsi dari film, maka sejumlah faktor yang dapat menunjukkan karakteristik film, yaitu: a. Layar yang luas atau lebar Layar semacam ini memberikan keleluasaan bagi penonton untuk melihat adegan-adegan dalam film. Bahkan dengan kemajuan teknologi, saat ini film disajikan dalam bentuk tiga dimensi, sehingga penonton seolah-olah melihat kejadian nyata real dan menimbulkan kesan yang tidak berjarak. b. Pengambilan gambar Shot dalam film bioskop memungkinkan pengambilan jarak jauh atau extreme long shot dan paranomic shot, yakni pengambilan pemandangan menyeluruh. Sehingga terkesan artistik dalam suasana yang sesungguhnya dan menjadikan film semakin menarik. c. Konsentrasi penuh Penciptaan suasana mulai dari ditutupnya pintu-pintu hingga lampu yang dimatikan menimbulkan kesan bahwa penonton terbebas dari hiruk pikuk suara di luar biasanya kedap suara dan pada akhirnya penonton dapat berkonsentrasi penuh saat menonton film. d. Identifikasi Psikologis Suasana di bioskop membuat pikiran dan perasaan khalayak larut dalam cerita yang disajikan. Dengan penghayatan yang amat mendalam, secara tidak sadar seseorang mengidentifikasikan diri sebagai salah satu pemeran dalam film tersebut Ardianto Komala, 2004: 136. Faktor di atas menunjukkan semakin pesatnya perkembangan teknologi Universitas Sumatera Utara saat ini. Dalam arti banyak kemudahan yang diberikan oleh teknologi digital saat ini, yang dapat mengembangkan pengetahuan manusia mengenai film. Namun hal tersebut kembali kepada tiap- tiap individu, penayangan film yang dibuat semenarik mungkin setidaknya dapat menambah ketertarikan juga pada penontonnya untuk dapat benar-benar menikmati film. Pada dasarnya tujuan seseorang ke bioskop bukan untuk menoton gambar, karena sebenarnya yang akan dibawa pulang adalah penggalan cerita dari film tersebut, bagus atau tidaknya serta kesinambungan dari cerita di dalamnya.

II. 2. 2. 2. Jenis- jenis Film