saat ini. Dalam arti banyak kemudahan yang diberikan oleh teknologi digital saat ini, yang dapat mengembangkan pengetahuan manusia mengenai film. Namun hal
tersebut kembali kepada tiap- tiap individu, penayangan film yang dibuat semenarik mungkin setidaknya dapat menambah ketertarikan juga pada
penontonnya untuk dapat benar-benar menikmati film. Pada dasarnya tujuan seseorang ke bioskop bukan untuk menoton gambar, karena sebenarnya yang akan
dibawa pulang adalah penggalan cerita dari film tersebut, bagus atau tidaknya serta kesinambungan dari cerita di dalamnya.
II. 2. 2. 2. Jenis- jenis Film
Sebagai seorang komunikator, penting untuk mengetahui jenis-jenis film agar dapat memanfaatkan film tersebut sesuai dengan karateristiknya Ardianto
Komala, 2004: 136. Adapun pengelompokkan film, antara lain: a.
Film Cerita, merupakan jenis film yang biasanya ditayangkan di gedung- gedung bioskop lewat kemampuan akting para bintang di dalamnya guna
menarik perhatian khalayak. Film ini mengandung unsur- unsur yang dapat menyentuh rasa manusia. Kisah- kisah di dalamnya dikutip melalui kitab injil,
kisah sejarah, hingga kisah nyata dari kehidupan sehari-hari yang kemudian diolah menjadi sebuah film Effendy, 2003: 212.
b. Film Berita, merupakan film yang berisikan fakta, di mana peristiwa yang ada di dalamnya benar-benar terjadi nyata. Dalam film sejenis ini terdapat nilai
berita yang penting dan menarik bagi khalayak Effendy, 2003: 212.
c. Film Dokumenter, merupakan karya yang berisikan kehidupan nyata. Film ini biasanya dibuat tanpa adanya editan. Kalau pun ada, editan digunakan semata-
mata hanya untuk menjadikan tampilan gambar menjadi lebih menarik Effendy, 2003: 215.
d. Film Kartun, merupakan film animasi yang segmentasi utamanya adalah anak- anak. Namun tidak sedikit kalangan yang bukan anak- anakpun menyukainya
karena terdapat sisi kelucuan yang kerap hadir dalam setiap tayangannya. Film kartun merupakan film yang muncul lewat gagasan para seniman pelukis.
Seiring ditemukannya sinematografi, timbul pulalah gagasan para pelukis tersebut untuk menghidupkan gambar- gambar yang mereka lukis. Lukisan-
lukisan hidup yang diproyeksikan ke layar tersebut menimbulkan ketertarikan
Universitas Sumatera Utara
tersendiri bagi khalayak untuk menyaksikannya Effendy, 2003: 216
II. 2. 2. 3. Klasifikasi film
Berdasarkan genre jenis ragam, Film diawali dari genre drama pada abad XVIII. Klasifikasi tersebut muncul atas berbagai jenis streotip dan tanggapan
manusia terhadap hidup dan kehidupan. Seiring perkembangan zaman, genre film pun mengalami perubaha, tanpa
menghilangkan keaslian dari awal pembentukannya. Pengklasifikasian tersebut, antara lain:
1. Film Drama
Film drama adalah film yang sebagian besarnya bercerita mengenai kehidupan. Film ini bertujuan untuk membawa penonton pada alur ceritanya sehingga
penonton mampu merasakan apa yang dirasakan tokoh dalam cerita. Contoh: Hachiko
2. Film Animasi Animation
Film animasi merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Untuk memberikan suara pada film ini
menggunakan pengisi suara yang seolah- olah menjadi tokoh utama dan ikut dalam cerita. Contoh: Wall – E
3. Film horor Horror Film horor merupakan film yang berusaha memancing emosi berupa ketakutan
dan rasa ngeri pada penontonnya. Alur cerita yang disajikan biasanya melibatkan tema – tema seperti kematian, supranatural, atau penyakit mental.
Contoh: The Ring
4. Film fiksi ilmiah Science Fiction Film fiksi ilmiah adalah film imajinasi yang didasari oleh alasan dan
penjelasan ilmiah. Jenis film ini agak sukar dipahami karena lebih banyak berisi penjelasan ilmiah. Contoh: Avatar
5. Film musikal Musical
Universitas Sumatera Utara
Film musikal merupakan film yang pada alur ceritanya disertai lagu maupun tarian dari tokoh – tokohnya. Musik yang ditampilkan sesuai dengan alur
ceritanya. Contoh: High School Musical 6. Film petualangan Adventure
Film petualangan merupakan film yang menyajikan pengalaman yang menegangkan di dalamnya. Jenis film ini memiliki kemiripan dengan film aksi.
Berbeda dengan film aksi yang didominasi oleh unsur kekerasan, film ini lebih menampilkan petualangan melalui perjalanan maupun perjuangan. Contoh:
Jurassic Park 7. Film aksi laga Action
Film aksi ini bertujuan menciptakan ketegangan pada penontonnya, seperti pada jenis film petualangan. Pada dasarnya film ini lebih menekankan pada
aksi kekerasan fisik, tembak menembak, maupun kejar – kejaran mobil. Terkadang jenis film ini terkait dengan unsur spionase. Contoh: Spiderman
8. Film komedi Comedy Film komedi ditujukan untuk menghibur penontonnya dengan aksi komedi
yang mampu mengundang tawa. Film komedi banyak digemari penonton karena ceritanya yang ringan dan mudah dimengerti. Contoh: Mr Beans
Holiday 9. Film fantasi Fantasy
Film fantasi merupakan film yang umumnya menggunakan sihir dan kekuatan supranatural dalam ceritanya. Film jenis ini tidak didasari pemikiran ilmiah
sehingga ceritanya murni tercipta dari imajinasi sang pembuatnya. Contoh: Harry Potter
Pratista, 2008: 1.
II. 2. 2. 4. Unsur-Unsur dalam Film