Boron B Tembaga Cu Mangan Mn Seng Zn

juga mendorong perkembangan akar, memperbaiki vigor tanaman dan kekuatan daun, merangsang proses pemanjangan sel, sintesis protein dan mitosis. Kekurangan unsur Ca menunjukkan gejala pembengkokan daun –daun muda dan akar muda, akar memendek, membengkak dan menyatu Leiwakabessy dan Sutandi, 2004.

e. Magnesium Mg

Magnesium diambil tanaman dalam bentuk ion Mg 2+ , terutama berperan sebagai penyusun klorofil. Secara umum rata-rata menyusun 0,2 bagian tanaman. Sebagian besar terdapat di daun tetapi sering dijumpai dalam proporsi cukup banyak pada bagian bebijian padi, jagung, sorghum, kedelai, dan kacang tanah. Kekurangan unsur Mg dapat menyebabkan pucuk bagian di antara jari-jari daun tampak tidak berwarna. Kondisi ini akan tampak pertama kali di bagian bawah daun, kemudian meningkat ke bagian atas. Sementara itu daun akan berbentuk tipis, tampak mengering dan melengkung ke atas Hadisuwito, 2007.

f. Sulfur S

Seperti pada unsur P dan K, sulfur S juga berperan dalam proses sintesis protein, memperkeras protoplasma untuk daya tahan terhadap kekeringan dan hawa dingin, menyusun asam amino sistein dan metionin, serta penyusun koenzim A dan vitamin-vitamin tertentu. Sulfur juga berfungsi memperlancar kinerja unsur lain dan memproduksi energi Budiana, 2007.

2.4.2. Unsur Mikro

Unsur mikro dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit. Namun unsur ini harus selalu tersedia di dalam jaringan tanaman. Unsur-unsur mikro itu adalah besi Fe, tembaga Cu, boron B, mangan Mn, molybdenum Mo, klor Cl, dan seng Zn. Bila tanaman kekurangan salah satu unsur mikro maka pertumbuhannya akan terganggu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa unsur mikro merupakan unsur esensial bagi tanaman Budiana, 2007.

a. Boron B

Boron B berperan penting dalam pertumbuhan tanaman untuk mengangkut karbohidrat dari daun ke bagian jaringan lain. Boron juga berperan dalam pembelahan sel sehingga bagian-bagian tanaman dapat tumbuh aktif. Pada fase generatif, Boron sangat mempengaruhi perkembangan serbuk sari Budiana, 2007.

b. Tembaga Cu

Tembaga diambil tanaman dalam bentuk ion kupri Cu 2+ dan molekul kompleks organik. Bentuk –bentuk ini dapat diambil melalui daun sehingga untuk mengatasi kekurangan Cu biasanya dilakukan penyemprotan pada daun. Tembaga berfungsi sebagai aktivator untuk berbagai enzim dan photosynthetic electron transport serta dalam pembentukan nodul tidak langsung Leiwakabessy, Wahjudin, dan Suwarno, 2003 .

c. Mangan Mn

Mangan merupakan komponen dari sistem enzim arginase phototransferase, berperan dalam menggantikan unsur Mg dalam banyak enzim glikolisis metabolisme gula, dan dalam fotosintesis khusus dalam revolusi oksigen, transport electron, dan sebagainya. Defisiensi unsur Mn umumnya ditemukan pada tanah –tanah dengan kandungan bahan organik dan pH tinggi, tanah –tanah yang sangat tercuci kemudian dikapur, dan tanah–tanah yang selalu tergenang air kemudian dikeringkan Leiwakabessy dan Sutandi, 2004.

d. Seng Zn

Reaksi Zn dengan senyawa organik menghasilkan senyawa kompleks yang stabil antara lain dengan karboksilat dan fenolat. Namun bentuk ini masih dinilai lebih baik dibandingkan dengan pengikatan oleh tanah mineral, karena dapat dimanfaatkan tanaman. Oleh karena itu penambahan bahan organik ke tanah dapat meningkatkan ketersediaan unsur Zn di tanah, selain penambahan dari bahan organik sendiri. Defisiensi Zn terjadi pada tanah yang dipupuk berat dengan P. Pada tanah yang kekurangan Zn penyerapan unsur P tidak dapat dikendalikan tanaman sehingga pada dosis P yang tinggi akan terjadi keracunan P dengan gejala seperti kekurangan Zn Leiwakabessy dan Sutandi, 2004.

e. Besi Fe